Connect with us

Metro

Peresmian Asrama Tambahan Pondok Pesantren Daruttaubah Dan Hari Santri Di Hadiri Wakil Walikotal Bekasi

Published

on

Bekasi, – Selama pandemi Covid 19, Pondok Pesantren Daruttaubah melaksanakan protokol kesehatan yang ketat (5 M) , Bahkan siswanya wajib melaksanakan test swab jika dari luar Pesantren demikian juga untuk orang tua (tamu).

H Jhoni Sumarno SE selaku pembina Pondok Pesantren Daruttaubah menyatakan sudah 116 siswanya di Vaksin (Sinopach AstraGaneca maupun Phzer).

Untuk siswa kebanyakan dari wilayah Seroja dan Dinsos selalu bekerjasama. Pondok pesantren ini kondisinya sedang sedang saja dalam hal infrastruktur (sarana).

Banyak juga alumninya yang sudah bekerja di kapal tangker, pelayaran sesuai parameternya. Tetapi jika siswa bandel sering bolos hal ini susah. Ujarnya saat di temui media Sabtu (23/10) di Pondok Pesantren Darrutaubah.

Mengenai biaya operasional dari mana? Jika di hitung 260 orang makan 3 x Rp 10.000= Rp 30.000 dan selama satu bulan (Rp 30.000 x 30 hari).
H Jhoni Sumarsono SE oadalah merupakan sosok pensiunan Pertamina (BUMN) bagian keuangan yang biasa pegang uang Rp Triliunan,

H Jhoni Sumarsono SE selama menjadi pembina tidak pernah di gaji, Pondok Pesantren ini hanya untuk anak yatim piatu dan dhuafa, jika ada yang mau mendaftar tetapi menggunakan mobil pasti di tolak , karena Pesantren ini di khususkan bagi orang yang tidak mampu tambahnya.

Pondok Pesantren ini sudah lama berdiri dan juga ada sekolah untuk tingkat SLTP maupun SMA, terletak di kelurahan Harapan Jaya kecamatan Bekasi Utara

Continue Reading

Metro

Prof. Dr. H. Fasli Jalal, Ph.D, Hadiri Acara Rakernas HPTKes Indonesia Periode 2025 – 2030

Published

on

By

Jakarta, – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Himpunan Pendidikan Tinggi Kesehatan (HPTKes) Indonesia menghadirkan tokoh nasional di bidang pendidikan dan kesehatan, Prof. Dr. H. Fasli Jalal, Ph.D, selaku Dewan Pakar HPTKes Indonesia, sebagai narasumber utama dalam sesi strategis bertema “Arah Baru Pendidikan Tinggi Kesehatan: Menjawab Tantangan Transformasi dan Kemandirian Sistem Kesehatan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045″ di Hotel Oakwood TMII Jakarta, Selasa (19/11/25).

Prof. Fasli menegaskan bahwa perguruan tinggi kesehatan memiliki posisi kunci dalam menyiapkan tenaga kesehatan yang adaptif, kompeten, dan visioner, sesuai tuntutan transformasi sistem kesehatan nasional yang dicanangkan pemerintah.

Menghadapi Transformasi Sistem Kesehatan Nasional

Menurut Prof. Fasli, transformasi sistem kesehatan yang kini berlangsung menuntut perguruan tinggi untuk bergerak lebih cepat, lebih inovatif, dan lebih kolaboratif.

“Kita sedang memasuki era di mana kesehatan tidak lagi berdiri sendiri. Ia beririsan dengan teknologi digital, kecerdasan buatan, manajemen bencana, keamanan biologis, hingga perubahan gaya hidup masyarakat. Pendidikan tinggi kesehatan harus siap membekali mahasiswa dengan kompetensi masa depan tersebut,” ujarnya.

Beliau menilai bahwa tantangan terbesar saat ini adalah menyamakan kualitas lulusan, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta, melalui kurikulum yang responsif dan terstandar secara nasional.

Menuju Kemandirian Sistem Kesehatan Nasional

Prof. Fasli menekankan pentingnya kemandirian dalam produksi tenaga kesehatan, alat kesehatan, hingga teknologi medis.

“Indonesia Emas 2045 tidak mungkin tercapai tanpa kemandirian di sektor kesehatan. Ini bukan hanya soal kemampuan klinis, tetapi juga kemampuan riset, inovasi, dan hilirisasi produk kesehatan,” tegasnya.

Ia mendorong agar perguruan tinggi kesehatan lebih aktif melakukan riset translasional, memperkuat jejaring dengan industri, serta membuka ruang kolaborasi internasional untuk mempercepat adopsi teknologi baru.

Peran HPTKes Indonesia

Sebagai Dewan Pakar, Prof. Fasli mengapresiasi langkah HPTKes Indonesia yang menggelar Rakernas pertama ini sebagai langkah strategis menyatukan visi seluruh institusi pendidikan tinggi kesehatan di Indonesia.

“Rakernas ini adalah momentum besar untuk menyusun peta jalan bersama. Kita perlu memastikan bahwa setiap institusi bergerak dalam satu arah: memperkuat kompetensi tenaga kesehatan, mempercepat transformasi digital, dan memenuhi kebutuhan nasional secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa HPTKes harus menjadi wadah yang aktif memperjuangkan peningkatan mutu, standardisasi pendidikan, serta peningkatan kapasitas dosen dan fasilitas belajar di seluruh wilayah Indonesia.
Harapan untuk Indonesia Emas 2045

“Jika pendidikan tinggi kesehatan mampu menjawab tantangan transformasi ini, saya yakin Indonesia akan memiliki sistem kesehatan yang lebih kuat, mandiri, dan siap bersaing di tingkat global pada 2045. Investasi terbesar kita adalah pada manusia—dan di sinilah peran perguruan tinggi menjadi sangat strategis.” pungkas Prof Fasli.

Rakernas I HPTKes Indonesia di Hotel Oakwood TMII Jakarta menjadi tonggak awal konsolidasi nasional untuk memperkuat ekosistem pendidikan tinggi kesehatan demi mewujudkan tenaga kesehatan unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Continue Reading

Metro

Ida Purbaya Hadiri Acara WIC Annual Charity Bazaar ke-56

Published

on

By

Jakarta, — Women Internasional Club (WIC) Jakarta kembali menggelar Bazzar Amal Tahunan ke 56 di Jakarta Internasional Convention Center, Jakarta pada 19-20 November 2025.

Acara ini diresmikan oleh ibu Wakil Presiden Selvi Gibran Rakabuming. Dalam sambutannya memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa.

Ida Purbaya, salah satu pengunjung yang hadir di WIC Annual Charity Bazaar ke-56, menyampaikan apresiasi besarnya terhadap kualitas produk yang ditampilkan dalam ajang amal internasional tersebut.

Acara tahunan yang selalu dinanti ini kembali menghadirkan beragam produk unggulan dari berbagai negara dan pelaku UMKM Indonesia, sekaligus memperkuat perannya sebagai pusat perayaan budaya dan kreativitas.

Dalam kunjungannya, Ida Purbaya menyoroti daya tarik produk-produk fashion, kerajinan, hingga aksesori yang tampil semakin berkualitas dan mengikuti tren.

“Kualitas barang lebih bagus, model-modelnya cantik dan sangat sesuai dengan ibu-ibu. Banyak pilihan yang menarik dan berkualitas tinggi,” ujar Ida dengan penuh antusias.

Ida menilai bahwa peningkatan kualitas ini menunjukkan semakin berkembangnya pelaku UMKM dan desainer lokal dalam menciptakan produk yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga nyaman digunakan dan memiliki nilai budaya yang kuat. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi pengunjung yang ingin melihat Indonesia terus melangkah maju di bidang ekonomi kreatif.

Sebagai salah satu bazar amal terbesar di Indonesia yang melibatkan puluhan negara, WIC Annual Charity Bazaar ke-56 kembali memberikan pengalaman berbelanja sekaligus berkontribusi pada berbagai program sosial yang dijalankan Women’s International Club (WIC). Para pengunjung seperti Ida turut memperkuat keberhasilan acara dengan dukungan dan apresiasi mereka.

“Saya senang sekali bisa hadir. Selain belanja, kita juga ikut berkontribusi pada kegiatan amal. Semoga bazar seperti ini terus berlangsung dan semakin banyak produk lokal yang bisa tampil,” tambahnya

Dengan antusiasme tinggi dari para pengunjung, bazar tahun ini kembali membuktikan diri sebagai ajang yang menghubungkan budaya, kreativitas, dan kepedulian sosial dalam satu rangkaian acara yang inspiratif.

Continue Reading

Metro

Zainal Hadir Perkenalkan Produksi Daerah dan Kerajinan UKM Indonesia ke Masyarakat Dunia

Published

on

By

Jakarta, — Women Internasional Club (WIC) Jakarta kembali menggelar Bazzar Amal Tahunan ke 56 di Jakarta Internasional Convention Center Jakarta pada 19-20 November 2025.
Acara ini dibuka oleh ibu Wakil Presiden Selvi Gibran Rakabuming. Dalam sambutannya Selvi menyampaikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa.
Desainer wastra nusantara, Drs. H. Kgs Zainal Arifin Husin lebih dikenal dengan nama Zainal Songket, kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan kekayaan budaya Indonesia dengan berpartisipasi sebagai salah satu peserta WIC Annual Charity Bazaar ke-56, sebuah ajang amal internasional bergengsi yang menghadirkan ragam produk unggulan dari berbagai negara.

Dengan ciri khasnya yang memadukan keanggunan songket tradisional dan sentuhan modern, Zainal hadir membawa misi yang kuat: memperkenalkan produksi daerah dan kerajinan UKM Indonesia ke masyarakat dunia.

“Setiap event seperti WIC ini adalah kesempatan besar untuk memperkenalkan produksi daerah ataupun kerajinan dari UKM. Saya ingin menunjukkan bahwa karya pengrajin lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dari produk internasional,” ujar Zainal.

Pada bazar amal tahunan ini, Zainal menampilkan koleksi eksklusif hasil kolaborasi dengan para pengrajin songket dari berbagai daerah. Setiap karya bukan hanya menonjolkan estetika, tetapi juga membawa pesan pemberdayaan: bahwa UMKM lokal mampu berkembang dan bersaing melalui kreativitas serta inovasi.

WIC Annual Charity Bazaar ke-56 sendiri menjadi wadah penting bagi desainer, pelaku UMKM, dan komunitas internasional untuk saling berbagi budaya, memperkuat jejaring, serta mendukung kegiatan sosial. Partisipasi Zainal semakin memperkaya keragaman budaya yang ditampilkan tahun ini.

Dengan terus mengangkat tenun dan songket Indonesia, Zainal berharap karya-karyanya dapat membuka peluang lebih luas bagi para pengrajin lokal.

“Harapan Zainal, supaya pemerintah selalu mendorong, pemerintah harus memikirkan UKM, pemerintah juga harus memikirkan bagaimana UKM ini bisa hidup.”tambahnya

Continue Reading

Trending