Connect with us

Metro

YM Datuk Juanda : Kami Sangat Kecewa dengan Tidak Hadirnya Perwakilan dari Pemerintah

Published

on

Jakarta – Ketua Umum LKPASI (Lembaga Komunikasi Informasi Pemangku Adat Seluruh Indonesia) YM Datuk Juanda sangat kecewa dengan tidak hadirnya perwakilan dari pemerintah dalam penutupan Simposium LKPASI di Hotel Grand Cempaka, 20/5/2022 untuk menyerahkan dokumen yang telah ditanda-tangani oleh Raja, Sultan dan Pemangku Adat dari seluruh Indonesia.

“Kami sangat kecewa dengan tidak hadirnya perwakilan dari pemerintah pada penutupan Simposium LKPASI untuk menyerahkan dokumen yang telah ditanda-tangani oleh Raja, Sultan dan Pemangku Adat seluruh Indonesia.

Mereka sudah berkorban dengan datang ke sini (Jakarta) dengan biaya sendiri,” ungkap Ketua Umum LKPASI, YM Datuk Juanda, dengan mimik muka kecewa.

Seperti yang kita ketahui bahwa persoalan tanah adat di seluruh Indonesia masih menjadi persoalan yang rumit dan belum dapat diselesaikan hingga kini. Banyak kasus yang kita temui seperti tanah adat yang dipakai oleh pihak swasta dan hanya untuk keuntungan segelintir orang dan tidak mau berbagi untuk kesejahteraan penduduk asli atau tanah adat yang di atasnya telah dibangun bangunan permanen baik untuk kepentingan pemerintah maupun swasta.

Begitu banyaknya masalah tanah adat di Indonesia, maka Presiden Jokowi pada tahun 2018 di Bogor menyampaikan keinginannya untuk membereskan persoalan tanah adat di Indonesia sebelum masa jabatannya berakhir. Untuk itulah LKPASI mengadakan Simposium Nasional 19-20 Mei 2022 sekaligus untuk menagih janji dari Presiden Jokowi.

Kita berharap agar persoalan tanah adat (ulayat) ada jalan keluarnya dan dapat diselesaikan serta tidak berlarut-larut dan menimbulkan masalah baru. Untuk itu diperlukan keseriusan pemerintah menyelesaikan masalah tanah adat di Indonesia.

Continue Reading

Metro

Ade Herman Wakil Ketua Umum Yayasan Maya Saribakti Utama : Perguruan Tinggi Swasta Memiliki Peran Strategis Garda Terdepan SDM Unggul Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Published

on

By

Jakarta, – Wakil Ketua Umum Yayasan Maya Saribakti Utama, Ade Herman, menegaskan bahwa perguruan tinggi swasta (PTS) memiliki peran strategis sebagai garda terdepan dalam menyiapkan SDM unggul menuju visi Indonesia Emas 2045.

Hal tersebut ia sampaikan dalam  acara Pengukuhan Pengurus Pusat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dan Rembug Nasional Pendidikan Tinggi yang digelar di Hotel Krakatau, Jakarta, Senin (17/11/25).

Ade Herman menekankan bahwa APTISI harus memperkuat kolaborasi lintas sektor dan memastikan seluruh PTS bergerak dalam satu arah: meningkatkan kualitas pendidikan melalui inovasi, tata kelola modern, dan keberpihakan pada pemerataan akses.

“APTISI harus menjadi motor perubahan,”
ujar Ade Herman.

Menurutnya, tantangan pendidikan tinggi saat ini bukan hanya peningkatan kualitas akademik, tetapi juga kemampuan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, kebutuhan industri, serta perubahan sosial yang semakin cepat.

Ade Herman menambahkan langkah strategis yang perlu segera dipercepat oleh APTISI dan seluruh PTS di Indonesia:

1. Penguatan Ekosistem Inovasi dan Digitalisasi PTS harus berani melakukan transformasi digital dalam pengajaran, riset, dan layanan akademik agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
2. Konektivitas dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Kolaborasi terarah dengan sektor industri menjadi kunci dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi relevan dan siap kerja.
3. Pemerataan Akses dan Kualitas
APTISI diharapkan memperjuangkan agar tidak ada kesenjangan kualitas antara PTS besar dan PTS yang sedang berkembang—baik dalam hal teknologi, kurikulum, maupun peluang pendanaan.

Ade Herman menegaskan komitmen yayasannya untuk terus mengambil peran dalam memperkuat ekosistem pendidikan tinggi nasional.

Ia menilai bahwa rembug nasional seperti ini menjadi wadah penting untuk menyatukan visi dan mempertegas arah gerak perguruan tinggi swasta.

“Menuju Indonesia Emas 2045, kita tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. PTS harus bersatu, berkolaborasi, dan meningkatkan kualitas SDM secara berkelanjutan,” jelasnya.

Percepatan transformasi pendidikan tinggi  diharapkan menjadi tonggak baru penguatan SDM perguruan tinggi dalam  menuju Indonesia Emas, pungkasnya.

Continue Reading

Metro

Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ridwan, S.E., M.M., Rektor Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang periode 2025–2029, Hadiri Acara Pengukuhan Pengurus APTISI

Published

on

By

Jakarta –  Rektor Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang periode 2025–2029,  Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ridwan, S.E., M.M., menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) sekaligus Rembug Nasional Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar di Hotel Krakatau, Jakarta, Senin (17/11/25).

Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ridwan,  ia menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk menjawab tantangan besar dunia pendidikan tinggi dalam dua dekade mendatang.

Dalam pernyataannya, Dr. Muhammad Ridwan menyampaikan bahwa pengukuhan pengurus APTISI periode baru menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran perguruan tinggi swasta sebagai pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia.

“APTISI harus menjadi motor transformasi pendidikan tinggi. Kita tidak hanya berbicara tentang kualitas akademik, tetapi juga tentang kesiapan mahasiswa menghadapi perubahan teknologi, ekonomi digital, dan kompetisi global menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Menurutnya, tantangan pendidikan tinggi semakin kompleks, mulai dari disrupsi teknologi, kebutuhan akan kompetensi baru, hingga tuntutan dunia industri yang berubah sangat cepat. Karena itu, ia menegaskan bahwa PTS harus mampu memimpin inovasi, bukan sekadar mengikuti.

“UPI YPTK Padang siap memperkuat kontribusinya melalui penelitian terapan, kolaborasi industri, serta digitalisasi proses pembelajaran. Kita ingin mahasiswa bukan hanya lulus, tetapi unggul dan relevan dengan zaman,” tambahnya.

Dr. Muhammad Ridwan menilai bahwa rembug nasional ini menjadi wadah strategis bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan tinggi untuk membangun visi bersama menuju 2045. Ia menyebutkan bahwa kolaborasi antar-PTS, pemerintah, dan dunia usaha harus diwujudkan dalam program konkret, seperti peningkatan mutu dosen, pertukaran mahasiswa, digital learning platform, hingga hilirisasi inovasi kampus.

“Jika kita bergerak bersama, kualitas perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya meningkat, tetapi juga mampu mendunia,” tegasnya.

Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang adalah sebuah perguruan tinggi swasta di Padang yang awalnya merupakan gabungan dari STMIK, AMIK, dan STIE, lalu berkembang menjadi universitas dengan izin dari Kemendiknas pada tahun 2001. Universitas ini merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terbesar di LLDIKTI Wilayah X dan dikenal karena rekam jejak pendiriannya dengan Jumlah mahasiswa aktif lebih dari 13.000

Continue Reading

Metro

Prof. Mansur Ramli Soroti Masa Depan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Pelantikan Pengurus APTISI Pusat 2025–2030

Published

on

By

Jakarta — Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) resmi melantik Pengurus APTISI Pusat Periode 2025–2030 pada momentum bersejarah yang dirangkaikan dengan Rembug Nasional Pendidikan Tinggi, mengusung tema strategis “Arah Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045.” Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kontribusi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam pembangunan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing global. Acara ini bertempat The Krakatau Grand Ballroom Jl.Taman Mini Indonesia Indah, Cipayung, pada hari Senin (17/11/2025).

Forum ini juga akan dihadiri tokoh-tokoh penting, antara lain:Ketua Dewan Pembina Formas 2045 Hashim Djojohadikusumo Menteri Diktisaintek, Brian Yuliarto Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Saifudian, Mendagri Tito Karnavian, Menko PMK Pratikno, serta pemangku kepentingan strategis di bidang pendidikan tinggi. Momentum ini sekaligus menegaskan komitmen APTISI dalam memperkuat kolaborasi nasional untuk menjawab tantangan transformasi pendidikan di era digital, disrupsi teknologi, dan kompetisi global.

Masa depan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia kembali menjadi sorotan ketika Prof. Mansur Ramli, Ketua Pembina Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, hadir dan memberikan pandangan strategis dalam Pelantikan Pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Pusat Periode 2025–2030, yang dirangkaikan dengan Rembug Nasional Pendidikan Tinggi bertema “Arah Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045.”

Dalam forum ini  Prof. Mansur Ramli menekankan bahwa PTS memegang peranan kunci dalam membentuk kualitas SDM Indonesia di masa depan.

Menurut “Prof. Mansur Ramli Ketua Pembina Wakaf  Universitas Muslim Indonesia (UMI), menyampaikan, saya dari ketua pimpinan  Wakaf Umi Makasar  sebagai pengurus pusat dan sebagai dewan pertimbangan. Alhamdulillah disini kita bisa sharing pengalaman, dan juga kita mendorong betul APTISI di depan maupun kepentingan-kepentingam perguruan tinggi swasta.”ungkap Prof. Mansur Ramli

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga pendidikan, pemerintah, dan sektor industri agar kurikulum di PTS lebih adaptif terhadap perkembangan global.

Sebagai Ketua Pembina Wakaf UMI, Prof. Mansur Ramli menyoroti urgensi penguatan ekosistem pendanaan alternatif melalui wakaf produktif. Menurutnya, model ini mampu memperkuat kemandirian keuangan PTS dan mengurangi ketergantungan pada biaya pendidikan mahasiswa.

Wakaf pendidikan adalah instrumen strategis yang terbukti meningkatkan kemandirian perguruan tinggi. Indonesia harus mulai menempatkan wakaf sebagai pilar pendanaan pendidikan nasional,” ujarnya.

Prof. Mansur juga menyampaikan apresiasi atas pelantikan pengurus baru APTISI Pusat dan berharap asosiasi ini mampu membawa terobosan kebijakan yang berpihak pada kemajuan PTS.

Ia menegaskan bahwa APTISI harus menjadi jembatan strategis antara PTS dan pemerintah untuk memperjuangkan regulasi, akreditasi, serta peningkatan kualitas pembelajaran yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

Melalui Rembug Nasional ini, para peserta sepakat bahwa dunia pendidikan tinggi harus bertransformasi secara cepat dan terukur. Prof. Mansur menilai forum ini sebagai ruang kolektif untuk merumuskan arah baru pendidikan tinggi nasional.

Rembug ini adalah momentum emas. Kita sedang menentukan arah pendidikan tinggi untuk dua dekade ke depan. Jika PTS kuat, maka Indonesia Emas 2045 bukan sekadar cita-cita,” tegasnya.

Kehadiran dan pemikiran Prof. Mansur Ramli dalam agenda nasional APTISI semakin menegaskan komitmennya terhadap pembangunan pendidikan tinggi Indonesia. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, penguatan ekosistem pendanaan, dan kolaborasi lintas sektor, ia optimis PTS Indonesia siap menjadi motor utama lahirnya generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Continue Reading

Trending