Connect with us

Metro

(RANGER) Relawan Antara Generasi Gelar Donor Darah Kolaborasi Kemanusian Berbagi Untuk Sesama

Published

on

Jakarta, – (RANGER) Relawan Antara Generasi Gelar Donor Darah Kolaborasi Kemanusian Berbagi Untuk Sesama

Bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia ( PMI ) Provinsi DKI Jakarta kali ini sangat meriah serta di penuhi oleh antusiasme peserta pendonor sekaligus di banjiri dengan hadiah-hadiah Door Price yang sangat menarik.

Acara donor darah tersebut di gelar Relawan Antar Generasi ( RANGER ) di Gedung Pusdiklat Pajak, Jln. Sakti Raya Kecamatan Palmerah Jakarta Barat (13/10/2022)

Di hadiri oleh Perwakilan Walikota Jakarta Barat Bapak H. Abdur Rahman, Camat Palmerah Bapak Joko Muyono, Ketua PMI Provinsi DKI Jakarta, Bapak Drs. H Rustam Effendi, Kasuban Kesbangpol Jakarta Barat Bapak M. Matsani, Ketua PMI Kota Jakarta Barat H. Beky Mardani serta Ketua Umum DPP Relawan Antar Generasi ( RANGER ) Bapak Iswadi SE,MM dan juga seluruh jajaran FKDM se-jakarta barat dan se-kecamatan Palmerah.

Bapak H.Abdur Rahman sebagai perwakilan Walikota Jakarta Barat dalam kata sambutannya mengatakan bahwa, di bawah pimpinan Ketua Umum Bapak Iswadi RANGER lakukan kegiatan kemanusiaan seperti ini.

Walikota kota administrasi Jakarta Barat sangat menyambut baik dan menghargai apa yang RANGER lakukan demi kepentingan kemanusiaan.

Ketua PMI Provinsi DKI Jakarta / Ketua Dewan Pembina Relawan Antar Generasi ( RANGER ) Bapak Drs.H Rustam Effendi kata sambutannya beliau mengucapkan selamat ulang tahun yang ke 2 tahun kepada RANGER.

Dan seraya memberi pesan kepada seluruh anggota dan pengurus RANGER agar terus fokus dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Pemberian piagam penghargaan dari Ketua Umum RANGER kepada Camat Palmerah, Yayasan PMNA, Democare, IKM Kecamatan Tanah Abang, FKDM Jakarta Pusat dan FKDM Jatinegara.

Penyerahan piagam penghargaan tersebut di maksudkan sebagai rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerjasama dalam kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan bersama RANGER.

Fajar Pratama Yudha sebagai Ketua pelaksana acara tersebut memberi keterangan dalam kegiatan ini telah berhasil mengumpulkan sekitar -/+ 300 kantong darah sejak pembukaan pelaksanaan donor pukul 08.00 hingga penutupan pukul 12.00 WIB.

“Kami telah melakukan acara donor darah seperti ini sebanyak 7 kali dan berhasil menyumbangkan 1.299 kantong darah di tahun ini untuk PMI, dan semoga kedepannya akan terus kami adakan acara-acara seperti ini demi untuk kemanusiaan” imbuh bang Fajar Pratama Yudha.

Ketua Ranger, Iswadi,SE, MM melanjutkan, Dalam menyambut ulang tahun Ranger Ke 2 dengan tetap bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat.

”Ranger ini berdiri diutamakan untuk relawan kemanusiaan, terutama kegiatan donor darah di berbagai tempat di daerah Jakarta Barat. Ranger berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat yang memberikan perhatian untuk donor darah. Karena selama ini Ranger sudah bermitra dengan PMI DKI Jaya.

Continue Reading

Metro

Nicki RV, Produser Eksekutif Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” Jelang Penayangan di Bioskop Indonesia 4 Desember 2025

Published

on

By

Jakarta — Menjelang penayangan nasional film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” pada 4 Desember 2025, Produser Eksekutif Nicki RV menyampaikan pesan penuh harapan dan refleksi kepada publik Indonesia. Film ini, yang diangkat dari kisah nyata, siap menggugah perasaan jutaan penonton dengan isu keluarga, luka batin anak, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam masa pertumbuhan.

Nicki RV menegaskan bahwa film ini dibuat bukan hanya sebagai karya seni, tetapi sebagai gerakan kepedulian untuk membuka mata masyarakat terhadap realitas yang sering terlupakan.

Film ini lahir dari kisah yang nyata, dari jeritan hati seorang anak. Kami ingin penonton merasakan, memahami, dan tersentuh bahwa setiap anak berhak mendapatkan cinta, perhatian, dan kehadiran orang tuanya,” ujar Nicki RV.

Sebagai Produser Eksekutif, Nicki RV menyampaikan bahwa proses produksi film ini penuh tantangan emosional. Tim harus memastikan bahwa penyampaian cerita dilakukan dengan peka, menghormati kisah asli, namun tetap menyentuh hati penonton.

“Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali bukan sekadar judul. Ini adalah kalimat yang mengguncang hati kami sejak awal. Kami ingin seluruh Indonesia menyadari bahwa ada banyak Nia di luar sana—anak-anak yang merindukan keluarga yang utuh,” tambahnya.

Film ini menghadirkan kekuatan sinematis melalui alur yang intens dan akting mendalam dari para pemain. Nicki RV berharap karya ini dapat menjadi bahan diskusi nasional tentang kesehatan mental anak, peran keluarga, dan bagaimana masyarakat bisa lebih peduli

Selain itu, ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memenuhi bioskop pada hari penayangan.

Saya berharap film ini tidak hanya ditonton, tetapi dirasakan. Mari kita jadikan 4 Desember 2025 sebagai momentum untuk menyatukan empati kita. Semoga film ini mampu menginspirasi perubahan kecil dalam keluarga, di lingkungan, bahkan di diri kita masing-masing,” katanya.

Dengan kehadiran film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, industri perfilman Indonesia kembali mempersembahkan karya bermakna yang memadukan nilai kemanusiaan dan kualitas sinema yang kuat.

Continue Reading

Metro

Hj. Dra. Elyditra, M.Si., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Deti, Pengurus Gebu Minang : Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, Sebuah Kisah Nyata Penuh Luka, Perjuangan, dan Kekuatan Seorang Anak Bernama Nia

Published

on

By

Jakarta, 24 November 2025 — Dua sosok penting dalam Gebu Minang, Hj. Dra. Elyditra, M.Si., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Deti, Pengurus Gebu Minang, menyampaikan pesan mendalam terkait film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, sebuah film yang mengangkat kisah nyata penuh luka, perjuangan, dan kekuatan seorang anak bernama Nia.

Film ini, yang siap tayang di bioskop seluruh Indonesia, menghadirkan realitas pahit yang dialami banyak anak ketika kehilangan figur orang tua dan menghadapi tekanan psikologis dalam keluarga. Elyditra dan Deti menilai film ini sebagai karya yang mampu membuka mata publik, sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Dalam pernyataannya, Hj. Dra. Elyditra, M.Si. menekankan bahwa film ini adalah potret nyata kondisi yang masih sering terjadi di masyarakat.“Ketika seorang anak bertanya ‘Haruskah aku mati agar ayah kembali?’, itu adalah jeritan batin yang tidak boleh kita biarkan. Film ini mengingatkan kita bahwa perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan. Mereka membutuhkan kasih sayang, perlindungan, dan kepastian hadirnya keluarga yang sehat,” ujar Elyditra.

Sementara itu, Deti memberikan apresiasi kepada seluruh tim produksi yang berani mengangkat kisah sensitif ini agar dapat menjadi bahan refleksi bagi masyarakat luas.

“Film ini menyentuh hati. Tidak hanya menggugah emosi, tetapi juga mengajak kita bertanya: apakah kita sudah cukup peduli terhadap anak-anak di sekitar kita? Semoga film ini menjadi pemantik empati dan menjadi pelajaran bahwa setiap anak berhak bahagia dan merasa dicintai,” ungkap Deti.

Keduanya berharap film ini dapat menjadi jembatan edukasi bagi para orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk memahami lebih dalam dampak psikologis yang ditimbulkan oleh konflik keluarga terhadap anak. Mereka menilai karya ini bisa menjadi penggerak perubahan dalam cara masyarakat memperlakukan dan melindungi anak.

Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk menonton film ini, bukan sekadar sebagai hiburan, tetapi sebagai renungan. Mari kita bangun keluarga yang saling menghargai, saling menguatkan, dan bebas dari kekerasan,” tutup Elyditra.

Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” diprediksi menjadi salah satu film paling emosional pada tahun ini, membawa pesan kuat tentang kasih sayang, penyembuhan, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam kehidupan seorang anak.

Continue Reading

Metro

Darmawel Wakil Ketua Umum UMKM Gebu Minang Bidang Hukum dan HAM Hadir Acara Film “ Harus Aku Mati Agar Ayah Kembali, Nia

Published

on

By

Jakarta, 24 November 2025 — Wakil Ketua Umum UMKM Gebu Minang Bidang Hukum dan HAM, Bapak Darmawel, memberikan pesan kuat dan penuh keadilan terkait film “ Percaya Aku Mati Agar Ayah Kembali, Nia”, sebuah karya yang diangkat dari kisah nyata tentang perjuangan seorang anak dalam kondisi keluarga yang retak dan penuh tekanan emosional.

Dalam pernyataannya, Darmawel menyampaikan bahwa film ini bukan hanya sebuah tontonan, tetapi juga cermin sosial yang menggambarkan betapa rentannya anak-anak ketika menghadapi konflik keluarga, terutama ketika mereka kehilangan sosok ayah atau ibu dalam masa pertumbuhan.

Film ini menjadi alarm bagi kita semua. Ketika seorang anak sampai bertanya ‘Apakah aku mati agar ayah kembali?’, itu berarti ada luka yang sangat dalam. Kita tidak boleh menutup mata. Hukum, masyarakat, dan negara harus hadir untuk memastikan setiap anak terlindungi baik secara fisik maupun psikologis,” ujar Darmawel

Continue Reading

Trending