Jakarta – Golkar Muda Nusantara Bersatu (GMNB) Menggadakan Silaturahmi Re-Generasi GMNB di Al Jazeera Restaurant Jakarta pada hari Jumat, 7 April 2023.
Dalam silaturahmi Re-Generasi GMNB) hadir sebagai narasumber tokoh-tokoh Golkar yaitu Ir. H. M. Ridwan Hisjam,Andi Sinulingga, Arvi Jatmiko.
Andi Sinulingga menyampaikan dalam sambutan bahwa ;
Sejarah Partai Golkar ini menurut saya ada yang mempelajarinya dari literatur. Saya beruntung bisa berkomunikasi dengan senior-senior yang ada disini, senior yang saya masih mahasiswa dia sudah melanglangbuana di DKI. Kalau tadi dikatakan misalnya positioning Golkar itu ada bagian dari Pemerintah.
Karena itu kalau kita konsisten dengan doktrin itu maka sesungguhnya partai Golkar itu jangan pernah bermimpi punya Presiden dari Partai Golkar kalau doktrin itu kita pakai. Yang kedua kita lihat dari history sebenarnya Golkar ini didirikan oleh Pak Harto dan para Purnawirawan-purnawirawan TNI lainnya sebelum masuk orde baru sudah ada sekretariat bersamanya sekber Golkar.
Bung Karno pada waktu itu gerah melihat pertempuran ideologis yang kuat di Pemilu 55 dimana saat itu partai 4 besarnya itu ada PNI, Masyumi, NU dan PKI. Di Pemilu ’55 Masyumi menang di 11 dapil dan 15 dapil, PNI menang di Jawa Tengah, PKI juga disitu begitu juga NU menang di Jawa Timur dan di Jawa Barat menang Masyumi. Ini adalah potret pertempuran ideologis yang tak pernah selesai sampai akhirnya konstituante. Maka itu sebenarnya perlu adanya instrumen politik karena kalau kita lihat sejarah bangsa kita mulai dari kita merdeka.
Menyusun dasar-dasar negara kita itu penuh dengan pertarungan ideologis baik ideologis pemikiran kiri maupun pemikiran kanan ini artinya dua hal.Kalo Kanan ini ada kelompok-kelompok agama bukan hanya Islam tapi juga ada Parkindo, ada Partai Katolik itu semua pertempuran pikiran yang bisa diselesaikan dengan baik menurut saya. Tapi kemudian ketika berjalan pertempuran ideologis itu masih berjalan terus sehingga proses pembangunan di orde lama itu tidak terjadi proses pembangunannya itu.
Bahkan data memperlihatkan ketika inflasi sampai 650 % waktu itu, pertarungan ideologis itu mengental ketika tahun 60an ketika ada peristiwa yang kita kenal bersama dengan nama pemberontakan G30S/PKI karna ini adalah konflik berdarah menurut saya.
Karena itu Golkar sebenarnya adalah jawaban bagaimana Indonesia keluar dari konflik ideologis itu dengan melakukan sebuah gerakan politik mendapatkan legitimasi dari masyarakat untuk melakukan apa yang menjadi tujuan dasar kemerdekaan bangsa ini.
Yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melindungi segenap tumpah darah dan ikut serta dalam pergaulan dunia. Menciptakan keadilan sosial bagi seluruhnya itu yang sebenarnya menjadi jantung dari tujuan kita bernegara. Oleh karena itu Golkar didesain menjadi mesin politik orde baru untuk mendapatkan legitimasi masyarakat agar kepemimpinan Pak Harto itu legitimate sehingga proses pembangunan itu terjadi.
Jadi bukan Golkar yang melahirkan Pak Harto sebagai Presiden dan Pak Harto bukan kader Golkar kalau kita lihat sejarahnya itu Golkar adalah alat politik Pak Harto karena ketika selesai orde baru, Golkar secara hakikatnya tidak bisa melahirkan pemimpin nasional karena memang Golkar itu hakikatnya adalah perkakas politik untuk mendapatkan legitimasi politik dari masyarakat hanya karena dengan kepemimpinan yang legitimate Indonesia ini bisa berjalan.
Bisa dibrowsing tahun berapa saya mengatakannya ada 3 kutukan Partai Golkar. Kutukan yang pertama itu adalah Golkar jangan pernah bermimpi punya Calon Presiden dari internal sepanjang tidak ada perubahan yang luar biasa. Menurut pendapat saya doktrin-doktrin lama itu harus kita evaluasi, ada beberapa yang harus kita evaluasi.
Kalau kita setuju dengan itu makanya saya dorong Partai Golkar untuk menjadi partai yang memperkuat diri di parlemen. Jadi jangan lagi bicara soal calon presiden dari Partai Golkar, kita dukung saja yang mungkin bisa menang, tapi dengan catatan di parlemen itu harus dikuasai oleh partai Golkar baru Golkar bisa melaksanakan yang menjadi doktrin Gatra Praja dan Siaga Karya baru dia bisa berkarya dan dia bisa ikut pesta dalam pemerintahan, mengatur kepemimpinan, mengatur regulasi, mendorong pembangunan seperti apa itu baru bisa.
Kalau kita memang masih mau melahirkan kader dari partai untuk Capres rasanya menurut saya Pemilu 2024 ini menurut saya jauh dari harapan. Bahkan kalopun untuk sampai Pemilu 2029 saya belum lihat ada orangnya kalau sistem politiknya begini.
Setelah Bang Ridwan Hisjam hampir beberapa tahun tidak lagi menjadi pengurus di DPP Golkar, saya baru mendengat Mars Golkar “amanat rakyat jadi panduan, rahmat Tuhan menjadi kekuatan”.
Jadi sebenarnya ada dua kekuatan Partai Golkar pertama adalah amanat rakyat yang kedua adalah rahmat Tuhan. Jika mau Golkar itu besar dan punya pemimpin yang kuat maka dua hal ini harus ada dalam dirinya termasuk Kebijakan-kebijakan partai Golkar memang apa yang diharapkan menjadi kehendak masyarakat banyak. Coba kita lihat sekarang bagaimana penolakan masyarakat terhadap Omnibuslaw, lihat dimana posisi Partai Golkar apakah amanat rakyat itu masih jadi panduan.
Yang kedua proses seleksi kepemimpinan kita, anda bayangkan mau jadi bupati, walikota dan gubernur itu disurvei dan disurvei apakah potensi menang, karena tidak mungkin kita mendorong orang yang tidak mungkin menang. Uniknya sampai di DPP Golkar ada yang mau calon Presiden tapi tidak ada surveinya, apakah bisa menjalankan amanat rakyat yang jadi panduannya.
Variabel pertamanya adalah kecenderungan untuk menang amanat rakyat jadi panduan dan sistemnya ada survei yang bisa dilihat walaupun ada bayar survei tapi tidak ada pendekatan yang lebih objektif daripada survei ketimbang pendapat individu, tutupnya.
Riko Lesiangi Politikus Muda Partai Golkar, Mesin bertenaga kuda non struktural partai. Diharapkan menjadi tumpuan harapan baris terdepan menjaga, menghadang dan menghadapi segala macam gangguan internal mau pun external.Ujar Riko Lesiangi.Jumat(7/4/23)
Semua pekerjaan seberat sesulit pun jadi ringan, jika dikerjakan bahu membahu, gotong royong dan bersatu padu.
Mengutamakan dan memprioritaskan kepentingan partai GOLKAR dari segala kepentingan pribadi dan kelompok.
Memberikan peluang kesempatan terhadap kader partai GOLKAR mumpuni, terutama telah melewati tahapan-tahapan kepartaian/organisasi dan berprestasi, berdedikasi, loyalitas tinggi, tidak tercela (PDLT) terhadap partai GOLKAR.
Partai GOLKAR wajib menguji keilmuan berpartai dan berorganisasi serta memiliki pengetahuan wawasan luas kader partai GOLKAR, terutama mengasah mental, karakter menjadi seorang pemimpin.
Mengawal hak-hak mendasar tiap kader partai GOLKAR dan kembali membuka ruang sempit, Untuk dapat mengemukakan pendapat dan berdemokrasi dengan menerapkan cara-cara kedewasaan berpolitik dan politik beretika.
Dengan koridor-koridor yang ada dan berdasarkan peraturan mekanisme sesuai AD/ART Partai GOLKAR dan menegakan konstitusional partai dan konstitusional negara”. Terang Riko Lesiangi.