Connect with us

Metro

Ketua DPRD Kabupaten Deiyai Petrus Badokapa Siap Maju Menjadi Bupati

Published

on

Jakarta – Partai Hati Nurani Rakyat melaksanakan RAPIMNAS II & Workshop Nasional dengan tema “Peningkatan Kapasitas Anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota di Hotel Mercure Convention Center Ancol, Jakarta (7 Juni 2024).

 

Partai Hanura optimis menatap Pilkada 2024 dengan menjaring dan menseleksi sejumlah tokoh politik.

 

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Deiyai, Petrus Badokapa yang juga sekretaris DPD Partai Hanura Provinsi Papua Tengah dan baru terpilih menjadi anggota DPR Provinsi Papua Tengah, menyatakan kesediaannya mengemban amanah sebagai kepala daerah Kabupaten Deiyai atas desakan dan dukungan masyarakat Kabupaten Deiyai.

 

“Sambil menunggu waktu untuk pelantikan, saat ini saya juga sedang ada persiapan untuk maju sebagai Bupati Kabupaten Deiyai karena permintaan dan dukungan masyarakat yang sudah sangat jelas, masyarakat sudah menyatakan mendukung saya untuk menjadi bupati Deiyai” ungkap Petrus Badokapa saat ditemui awak media usai mengikuti pembukaan Rapimnas Partai Hanura di kawasan Ancol Jakarta.

 

Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang dalam sambutan pembukaan Rapimnas di kawasan Ancol Jakarta.

 

Sekretaris DPD Partai Hanura Provinsi Papua Tengah ini berharap pesan Ketua Umum bahwa Indonesia hanya akan makmur jika rakyat di daerah makmur, dapat diterjemahkan dan dipahami secara baik oleh masyarakat Kabupaten Deiyai

 

“Sambutan ketua umum Partai Hanura bahwa Indonesia akan makmur kalau rakyatnya makmur, dengan ini mengharapkan bahwa saya sebagai anak negeri dari kabupaten Deiyai, sambutan yang tadi disampaikan dari bapak ketua itu dapat diterjemahkan oleh masyarakat” ujarnya

 

Menjawab pertanyaan awak media terkait kesiapan dan dukungan yang telah diperolehnya untuk maju menjadi Bupati sekaligus pengayom masyarakat Kabupaten Deiyai, Petrus membenarkan adanya desakan dan dukungan masyarakat dan sejumlah partai kepadanya.

 

“Benar, rakyat hari ini mendukung saya untuk maju sebagai bupati, saya di DPR Provinsi terpilih tetapi rakyat menghendaki saya harus maju lagi sebagai bupati dan rakyat menghendaki Bupati harus dari putra daerah dan untuk dukungan dari partai saat ini sudah ada kursi dari Hanura dan dari koalisi 3 partai” jelasnya.

 

Untuk menjadi pemimpin dan pengayom rakyat Kabupaten Deiyai, Petrus telah menyiapkan berbagai program unggulan yang diyakini akan dapat mensejahterakan rakyat Deiyai dalam berbagai aspek kehidupan. Adapun program-program tersebut meliputi sektor perikanan, pertanian, peternakan, perkebunan, pendidikan dan kesehatan.

 

“Program unggulan yang akan saya bawa hari ini ada banyak potensi di daerah tentu yang pertama adalah pemberdayaan ekonomi kerakyatan dari sektor perikanan daerah kami punya potensi untuk ikan mas, gurame dan mujair, kalau di sektor pertanian, kita ada kopi, sayur-sayuran wortel dan lain-lain dan juga dari sektor peternakan daerah kami banyak sapi dan ini yang akan saya angkat untuk tingkatkan perekonomian masyarakat di daerah saya.

 

Selain itu saya juga akan membawa program pendidikan dan kesehatan untuk mempersiapkan generasi yang sehat dan cerdas ke depan dan hanya bisa dilakukan dengan pengetahuan yang baik” paparnya.

 

Petrus Badokapa berpesan agar seluruh masyarakat Kabupaten Deiyai tetap tenang, menjaga keamanan karena para calon yang akan berkompetisi dalam Pilkada kali ini merupakan putra-putra terbaik kabupaten Deiyai.

 

Kepada masyarakat agar sama-sama tetap tenang menantikan kami semua, karena kami siapapun yang akan tampil di Kabupaten Deiyai adalah anak negeri Kabupaten Deiyai dan siapapun dia adalah putra-putri terbaik Kabupaten Deiyai yang tampil sebagai calon kepala daerah.

Continue Reading

Metro

Tasyakuran Harlah Kopri ke-58 Saresehan & Pembukaan Sekolah Kader Kopri Nasional

Published

on

By

Jakarta – Tasyakuran Harlah Kopri ke-58 digelar di kantor Karir PB PMII bersama perwakilan Kopri se-Jabodetabek, yang juga menjadi pembukaan jenjang kaderisasi nasional terakhir Kopri, yaitu SKK. Sebanyak 50 peserta, termasuk pengurus PMI perempuan dan beberapa perwakilan PKT mengikuti kaderisasi yang membuat momentum harlah ini sangat strategis sebagai simbol komitmen penguatan kapasitas kader perempuan Kopri. Selasa (25/11).

Sejak awal November 2025, rangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) Kopri ke-58 telah dimulai dengan Kick Off di Mojokerto, tepatnya di Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Ketua Kopri PB PMII Wulan Sari Aliyatus Sholikhah, dalam keterangannya mengatakan, rangkaian agenda Harlah Kopri ke-58 dapat berjalan lancar dan penuh semangat. Kopri hadir sebagai wadah pemberdayaan yang mendorong perempuan untuk tidak hanya berkiprah dalam organisasi, namun juga menjadi motor penggerak perubahan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kami sangat bersyukur rangkaian agenda Harlah Kopri ke-58 dapat berjalan dengan lancar dan penuh semangat. Momentum ini bukan hanya perayaan, tapi sebuah komitmen bersama untuk memperkuat kapasitas kader perempuan di seluruh Indonesia. Kopri hadir sebagai wadah pemberdayaan yang mendorong perempuan untuk tidak hanya berkiprah dalam organisasi, namun juga menjadi motor penggerak perubahan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Wulan Sari Aliyatus Sholikhah.

Wulan menambahkan, melalui program kaderisasi nasional dan berbagai kegiatan pemberdayaan, kami berupaya menyiapkan perempuan yang berkualitas, dan mampu berdiri di kaki sendiri.

“Kami mengajak seluruh kader untuk berani berdinamika dan mengedepankan cara berpolitik yang santun serta berwawasan luas demi kemajuan bangsa dan agama,” tambahnya.

Selain itu, dalam agenda Desember akan berlangsung Red Race dan Rekornas oleh para Ketua dan Sekretaris Kopri tingkat provinsi yang akan berkumpul di Jakarta dari 4-7 Desember, serta puncak perayaan dengan Women iPad Forum pada 10 Desember.

Forum ini bertema konferensi perempuan yang menghadirkan narasumber inspiratif dari latar profesional, entrepreneur, dan alumni Kopri, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran kekuatan perempuan sebagai pilar bangsa.

Khusus tema harlah tahun ini sangat relevan dengan dinamika persiapan Indonesia menyambut bonus demografi dan Indonesia Emas. Perempuan menjadi kekuatan kokoh untuk membangun bangsa yang hebat, terutama dengan kompetensi dan kapasitas kader Kopri yang terus ditingkatkan.

Para peserta hadir dari berbagai provinsi, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi, Kalimantan, dan Bengkulu.

Persiapan menuju tahun depan juga sudah matang dengan agenda musyawarah pimpinan nasional serta pembahasan produk hukum internal untuk memperkuat tata kelola organisasi. Kopri juga membuka peluang besar pemberdayaan kader, terutama di kalangan generasi muda, mahasiswa, dan perempuan profesional, untuk menjawab tantangan zaman melalui resilience dan ketangguhan kepemimpinan.

Continue Reading

Metro

Nicki RV, Produser Eksekutif Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” Jelang Penayangan di Bioskop Indonesia 4 Desember 2025

Published

on

By

Jakarta — Menjelang penayangan nasional film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” pada 4 Desember 2025, Produser Eksekutif Nicki RV menyampaikan pesan penuh harapan dan refleksi kepada publik Indonesia. Film ini, yang diangkat dari kisah nyata, siap menggugah perasaan jutaan penonton dengan isu keluarga, luka batin anak, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam masa pertumbuhan.

Nicki RV menegaskan bahwa film ini dibuat bukan hanya sebagai karya seni, tetapi sebagai gerakan kepedulian untuk membuka mata masyarakat terhadap realitas yang sering terlupakan.

Film ini lahir dari kisah yang nyata, dari jeritan hati seorang anak. Kami ingin penonton merasakan, memahami, dan tersentuh bahwa setiap anak berhak mendapatkan cinta, perhatian, dan kehadiran orang tuanya,” ujar Nicki RV.

Sebagai Produser Eksekutif, Nicki RV menyampaikan bahwa proses produksi film ini penuh tantangan emosional. Tim harus memastikan bahwa penyampaian cerita dilakukan dengan peka, menghormati kisah asli, namun tetap menyentuh hati penonton.

“Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali bukan sekadar judul. Ini adalah kalimat yang mengguncang hati kami sejak awal. Kami ingin seluruh Indonesia menyadari bahwa ada banyak Nia di luar sana—anak-anak yang merindukan keluarga yang utuh,” tambahnya.

Film ini menghadirkan kekuatan sinematis melalui alur yang intens dan akting mendalam dari para pemain. Nicki RV berharap karya ini dapat menjadi bahan diskusi nasional tentang kesehatan mental anak, peran keluarga, dan bagaimana masyarakat bisa lebih peduli

Selain itu, ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memenuhi bioskop pada hari penayangan.

Saya berharap film ini tidak hanya ditonton, tetapi dirasakan. Mari kita jadikan 4 Desember 2025 sebagai momentum untuk menyatukan empati kita. Semoga film ini mampu menginspirasi perubahan kecil dalam keluarga, di lingkungan, bahkan di diri kita masing-masing,” katanya.

Dengan kehadiran film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, industri perfilman Indonesia kembali mempersembahkan karya bermakna yang memadukan nilai kemanusiaan dan kualitas sinema yang kuat.

Continue Reading

Metro

Hj. Dra. Elyditra, M.Si., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Deti, Pengurus Gebu Minang : Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, Sebuah Kisah Nyata Penuh Luka, Perjuangan, dan Kekuatan Seorang Anak Bernama Nia

Published

on

By

Jakarta, 24 November 2025 — Dua sosok penting dalam Gebu Minang, Hj. Dra. Elyditra, M.Si., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Deti, Pengurus Gebu Minang, menyampaikan pesan mendalam terkait film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, sebuah film yang mengangkat kisah nyata penuh luka, perjuangan, dan kekuatan seorang anak bernama Nia.

Film ini, yang siap tayang di bioskop seluruh Indonesia, menghadirkan realitas pahit yang dialami banyak anak ketika kehilangan figur orang tua dan menghadapi tekanan psikologis dalam keluarga. Elyditra dan Deti menilai film ini sebagai karya yang mampu membuka mata publik, sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Dalam pernyataannya, Hj. Dra. Elyditra, M.Si. menekankan bahwa film ini adalah potret nyata kondisi yang masih sering terjadi di masyarakat.“Ketika seorang anak bertanya ‘Haruskah aku mati agar ayah kembali?’, itu adalah jeritan batin yang tidak boleh kita biarkan. Film ini mengingatkan kita bahwa perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan. Mereka membutuhkan kasih sayang, perlindungan, dan kepastian hadirnya keluarga yang sehat,” ujar Elyditra.

Sementara itu, Deti memberikan apresiasi kepada seluruh tim produksi yang berani mengangkat kisah sensitif ini agar dapat menjadi bahan refleksi bagi masyarakat luas.

“Film ini menyentuh hati. Tidak hanya menggugah emosi, tetapi juga mengajak kita bertanya: apakah kita sudah cukup peduli terhadap anak-anak di sekitar kita? Semoga film ini menjadi pemantik empati dan menjadi pelajaran bahwa setiap anak berhak bahagia dan merasa dicintai,” ungkap Deti.

Keduanya berharap film ini dapat menjadi jembatan edukasi bagi para orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk memahami lebih dalam dampak psikologis yang ditimbulkan oleh konflik keluarga terhadap anak. Mereka menilai karya ini bisa menjadi penggerak perubahan dalam cara masyarakat memperlakukan dan melindungi anak.

Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk menonton film ini, bukan sekadar sebagai hiburan, tetapi sebagai renungan. Mari kita bangun keluarga yang saling menghargai, saling menguatkan, dan bebas dari kekerasan,” tutup Elyditra.

Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” diprediksi menjadi salah satu film paling emosional pada tahun ini, membawa pesan kuat tentang kasih sayang, penyembuhan, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam kehidupan seorang anak.

Continue Reading

Trending