Connect with us

Metro

Kaukus Muda Indonesia (KMI) Gelar Diskusi Publik Tema “Revisi UU Polri Dalam Persepektif Kaum Muda”

Published

on

Jakarta – Kaukus Muda Indonesia memandang strategis mengadakan Public hearing dalam rangka mencermati dan menemukan urgensi dilakukannya revisi UU Kepolisian ini dalan persfekrif anak muda dan mahasiswa. Hal ini perlu dilakukan sebagai bagian dari partisipasi masyarakat sipil untuk memperkuat polri dalam melakukan fungsi pelayanan, pengayoman, dan penegakan hukum.

 

Acara ini dihadiri oleh Bintang Wahyu Saputra Ketua SEMMI, Jefri Gultom Ketua GMKI, Masri Ikon Ketua GPII, Muskin Maju BEM NUS, Retza Sutiana Akbar HMI MPO, Rifyan Ridwan Saleh Ketua PB HMI,  Candra Aditya Ketua Hikmah Budhi, Riyan Betta Delza Ketua IMM, dan sebagai moderator Wasil.

 

Pihak kepolisian sendiri  berharap agar revisi ini menjadi manfaat bagi kepolisian, bisa bekerja lebih baik, salah satunya dengan tambahnya usia pensiun yang berarti usia untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara juga semakin bertambah. (Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Sandi Nugroho, konferensi pers dimabes Polri, Kamis (30/5/2024).

 

Kami memandang keputusan melakukan revisi ini layak untuk dilanjutkan pembahasannya oleh DPR dan pemerintah hingga selesai (menjadi UU) dengan tetap melibatkan partisipasi Publik.

 

Substansi yang diatur dalam RUU ini terkait perubahan usia pensiun anggota polri, perluasan wilayah hukum polri yang meliputi wilayah negara, wilayah yuridiksi, wilayah perwakilan Indonesia diluar negeri yang memiliki kekebalan diplomatik, kapal laut berbendera Indonesia diwilayah laut internasional, pesawat udara yang teregistrasi dan berbendera Indonesia serta ruang siber dan penyesuaian jabatan PNS Menjadi ASB dilingkungan Polri.

 

Hal demikian diatas menurut kami adalah ikhtiar dari terus menerus meningkatkan kapasitas dan profesionalitas baik secara kelembagaan polri maupun SDM yang dimiliki Polri.

 

Sesuai dengan tantangan dan tuntutan perkembangan zaman dimasa depan, tentu polri harus terus berbenah, negara dan masyarakat membutuhkan polri yang kuat dan profesional.

 

Adapun beberapa catatan atau aspirasi yang muncul dipublik atau tetap layak jadi pertimbangan dengan tanpa harus menihilkan rencana revisi UU tersebut.

 

Kami yakin, dengan adanya keterlibatan publik seperti yang kamu lakukan hari ini, DPR dan Presiden tidak gegabah dalam menyusun UU secara serampangan hanya untuk kepentingan  politik kelompok.

 

Kami percaya, pembentukan revisi UU ini diharapkan akan memperkuat cita cita reformasi untuk penguat sistem demokrasi, negara dan hak hak asasi manusia untuk kepentingan melindungi masyarakat, bukan sebaliknya, revisi UU Polri ini berpotensi mengancam demokrasi dan hak asasi manusia.

Continue Reading

Metro

Pdt. David Harold Waromi, S.M., Th: Duta DPD RI Generasi Muda Inspiratif Penjaga Semangat Kebangsaan

Published

on

By

Jakarta, 3 November 2025 — Malam Grand Final Penganugerahan Duta DPD RI 2025 berlangsung megah dan penuh makna sebagai ajang apresiasi terhadap generasi muda inspiratif yang berkomitmen membawa semangat kebangsaan dan kontribusi positif bagi Indonesia.

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) menggelar malam Grand Final Penganugerahan Duta DPD RI 2025 di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, pada Senin, 3 November 2025.

Anggota DPD RI Perwakilan Propinsi Papua Pdt David.H Waromi,Angoota DPD Perwakilan Papua Pegunungan Bp Sopater dan Anggota DPD Perwakilan Papua Barat Daya Bpk.Agustinus K

Juga hadir Ibu Bupati Kabupaten Jayawijaya Wamena Prop Papua Pegunungan dr idawati waromi dan ade ai waromi juga hadir mengikuti Grand final DPD RI AWARD..

Tujuaanya adalah DPD RI sudah terbukti  sebagai rumah aspirasi dan Inspirative yg dapat menghimpun semua aspirasi generasi mudah dari sabang sampai merauke itulah Indonesia..

Ketika generasi muda diberikan ruang untuk menyampaikan kemampuan mereka maka mereka akan merasa bahwa Indonesia di zaman Pemerintahan Presiden Prabowo peduli dan itu akan memberikan semangat baru untuk berkontribusi bagi Negara.

Ajang Duta DPD RI diikuti oleh perwakilan dari 38 provinsi di Indonesia. Setiap Provinsi mengirim perwakilan putra dan putri sebagai finalisnya. Para peserta Duta DPD RI 2025, berusia 18-24 tahun yang sebelumnya telah menjalani seleksi pada tingkat Provinsi

Acara bergengsi ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional, anggota DPD RI, serta berbagai pemimpin masyarakat, termasuk Pdt. David Harold Waromi, SM., TH, seorang tokoh spiritual dan sosial yang dikenal aktif dalam penguatan nilai kebangsaan dan karakter
generasi muda.

Dalam kesempatan tersebut, Pdt. David Harold Waromi menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif DPD RI yang tak hanya berperan sebagai lembaga negara, tetapi juga sebagai penggerak semangat kontribusi rakyat untuk bangsa.

“DPD RI telah menunjukkan bahwa lembaga negara bisa menjadi jembatan nyata antara aspirasi masyarakat dan arah kebijakan nasional. Melalui ajang Duta DPD RI ini, kita melihat lahirnya generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan berjiwa nasionalis,” ujar Pdt. David.

Acara ini menampilkan finalis Duta DPD RI dari berbagai provinsi di Indonesia yang telah melewati proses seleksi ketat. Mereka dinilai tidak hanya dari kemampuan intelektual, tetapi juga dari kepedulian sosial, wawasan kebangsaan, dan kemampuan menjadi inspirasi bagi masyarakat.

Penganugerahan Duta DPD RI 2025 diharapkan menjadi simbol semangat baru dalam memperkuat peran pemuda sebagai mitra strategis lembaga negara. DPD RI, melalui program ini, berupaya meneguhkan komitmen untuk terus membantu kontribusi pada negara melalui pembinaan, pendidikan karakter, dan penguatan nilai-nilai Pancasila.

Pdt. David Harold Waromi menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor antara lembaga negara, tokoh masyarakat, dan kaum muda menjadi kunci bagi kemajuan bangsa.

“Bangsa ini akan maju bila setiap elemen, baik pemerintah maupun rakyat, berjalan bersama dalam semangat persatuan dan tanggung jawab. Itulah wujud kontribusi nyata bagi Indonesia,” tuturnya.

Acara ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada para Duta DPD RI terpilih yang akan menjadi mitra inspiratif dalam menjalankan program-program sosial, pendidikan, dan kebangsaan di seluruh Indonesia.

saya berharap kalian media posting media yg terbaik terkait DPD RI ya..supaya indonesia menjadi lebih..

Duta itukan Perwakilan atau Utusan artinya mereka ada the chosenone atau yg terpilih dari yg terpilih atau mereka yg layak mewakili daerah2 diseluruh Propinsi di Seluruh indonesia.

-Kedepannya nanti DPD RI melalui Pimpinan Pa Ketua DPD RI dan Jajaran akan memberikan ruang untuk generasi muda berkarya bagi bangsa dan Negara..
DPD RI akan rumah bagi Generasi dalam berkarya bagi Nusa dan Bangsa.
Kata saya Pdt David anggota DPD RI.B.130.

Continue Reading

Metro

Frits Tobo Wakasu, S.Ak., S.H., : Generasi Muda Seluruh Indonesia Bisa Tampil Sebagai Ambasador Lembaga

Published

on

By

Jakarta – Lampu-lampu di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, malam itu memantulkan semangat ratusan anak muda dari seluruh penjuru negeri. Senyum, harapan, dan rasa bangga bercampur jadi satu dalam Grand Final Duta DPD RI 2025, Senin (3/11/2025)

malam sebuah ajang yang bukan sekadar lomba kecakapan, melainkan panggung bagi generasi muda daerah untuk bersuara.

Acara ini menjadi puncak perayaan HUT ke-21 DPD RI, dan tahun ini, nuansanya terasa lebih hidup. Bukan hanya karena kemegahan panggung, tapi karena misi besar yang diemban: melahirkan para duta yang siap menjadi jembatan antara DPD RI dan masyarakat daerah.

“Final Duta DPD ini kami rancang agar generasi muda dari seluruh Indonesia bisa tampil sebagai ambasador lembaga. Mereka bukan hanya membawa nama daerah, tapi juga membawa semangat perubahan,” ungkap senator DPD RI Frits Tobo “Mereka Adalah Wajah Papua Selatan”

Frits Tobo Wakasu, S.Ak., S.H., Senator asal Papua Selatan, tampak tak lepas dari dua perwakilan duta daerahnya. Ia tersenyum, bangga, sekaligus haru.

“Mereka bukan hanya peserta lomba. Mereka adalah wajah dan pribadi Papua Selatan yang siap bertarung di tingkat nasional,” ujarnya dengan nada penuh keyakinan.

Frits tahu, menjadi duta bukan perkara mudah. Ada tanggung jawab besar yang dipikul  membawa nama baik daerah, menjaga nilai budaya, dan menunjukkan bahwa Papua Selatan punya potensi yang luar biasa.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat, dari tokoh adat hingga mahasiswa, untuk mendukung para duta muda itu.
“Biarlah mereka merasakan bahwa seluruh rakyat Papua Selatan berdiri bersama mereka,” katanya.

Lebih dari Sekadar Kompetisi Di balik gaun elegan dan jas rapi para finalis, ada cerita perjuangan yang tak kalah inspiratif. Mereka datang dari berbagai latar belakang  guru muda, aktivis sosial, pelajar, hingga pegiat budaya. Semua membawa satu misi: menyuarakan aspirasi daerah lewat cara yang kreatif dan berintegritas.

Program Duta DPD RI sendiri dirancang sebagai wadah bagi generasi muda untuk memahami konstitusi, mengenali peran DPD RI, sekaligus menjadi agen literasi dan penyambung suara rakyat.

“Mereka dibekali dengan wawasan seputar sosial, pendidikan, pariwisata, hingga kebudayaan. Duta DPD diharapkan bisa menjadi role model bagi anak muda di daerahnya masing-masing,” kata Frits menambahkan.

Bagi Frits, generasi muda terutama Gen Z punya kekuatan besar. Mereka aktif di dunia digital, peka terhadap isu sosial, dan berani bersuara. Ajang seperti ini, menurutnya, adalah ruang yang tepat untuk menyalurkan energi positif itu.

Dari Panggung ke Aksi Nyata Ketika malam semakin larut, satu per satu nama finalis diumumkan. Sorak sorai penonton menggema, tapi di balik itu, ada pesan yang lebih dalam: menjadi Duta DPD bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang.

Sebagai Duta DPD, kalian harus bisa menjaga nama baik lembaga, bijak di media sosial, dan terus memberi informasi positif tentang DPD di mana pun berada,” pesan Frits kepada para finalis.

Ia lalu menutup dengan kalimat yang menggema di hati banyak orang malam itu

“Dan ketika suatu hari kalian berdiri memimpin bangsa ini, ingatlah bahwa malam ini adalah salah satu batu pijakannya.”

Malam itu, Balai Sudirman bukan sekadar gedung megah di Jakarta Selatan. Ia berubah menjadi panggung harapan  tempat di mana anak-anak muda dari Sabang sampai Merauke berdiri tegak, membawa cerita daerahnya masing-masing.

Mereka bukan hanya duta DPD RI. Mereka adalah wajah masa depan Indonesia.( Berlian)

Continue Reading

Metro

Lembaga Sensor Film RI bekerja Sama Universitas Saintek Muhammadiyah Gelar Literasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri Mari Memilah dan Memilih Tontonan

Published

on

By

Jakarta, – Lembaga Sensor Film RI bekerja sama dengan Universitas Saintek Muhammadiyah Ciracas Jakarta Timur menggelar Literasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri Mari Memilah dan Memilih Tontonan di Universitas Saintek Muhammadiyah Ciracas Jakarta, Senin 3 November 2025.

Rektor Universitas Saintek Muhammadiyah, Dr. Faiz Rafdhi, M.Kom, menegaskan pentingnya peran mahasiswa dalam menjadi bagian dari masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap media serta tayangan digital. Menurutnya, budaya sensor mandiri bukan sekadar kewajiban lembaga sensor film, tetapi juga tanggung jawab moral seluruh elemen bangsa, terutama kalangan akademik dan generasi muda.

“Mahasiswa hari ini adalah generasi yang tumbuh di tengah derasnya arus konten digital. Mereka harus memiliki kemampuan literasi media yang kuat mampu memilah tontonan yang mendidik, bermanfaat, dan membangun karakter. Sensor mandiri adalah kesadaran, bukan larangan,” ujar Dr. Faiz dalam wawancara yang berlangsung di kampus Saintekmu, Jakarta Timur.

Dr. Faiz menambahkan bahwa kampus memiliki peran strategis dalam menanamkan kesadaran literasi digital yang beretika. “Kami berkomitmen menjadikan Saintekmu bukan hanya kampus teknologi, tapi juga kampus yang menumbuhkan kecerdasan moral dan budaya. Dalam dunia serba visual ini, mahasiswa perlu menonton dengan akal sehat dan hati nurani,” tegasnya.

Melalui kegiatan ini, Universitas Saintek Muhammadiyah Ciracas ingin menginspirasi mahasiswa dan masyarakat luas untuk aktif membangun Budaya Sensor Mandiri sebagai bentuk tanggung jawab bersama menjaga ekosistem tontonan yang sehat, mendidik, dan beradab.

Rektor menambahkan sehebat apapun film, kalau kita tidak mulai dari diri sendiri, sensor dari mulai dari diri sendiri.  Universitas Sentek Muhammadiyah, satu-satunya punya produk film TV milik Muhammadiyah unggul dalam intelektual, anggun dalam moral.

Tapi sangat disayangkan untuk yang di Youtube, itu banyak video-video.  Anak-anak muda ini kan biasanya lebih banyak nonton di Youtube.  Memang disinilah wilayah abu-abu yang tadi juga saya diskusi dengan LSM.
Sebentar, tontonan Youtube itu tidak termasuk ranah ini.  Ini yang harus didorong, undang-undang ini direvisi.  Youtube itu termasuk menjadi bagian penting ranah perfilman ya.

Saya kira bukan hanya Youtube, Netflix,  tidak tersentuh. Nah itu saya kira harus didorong, undang-undang revisi film ini menjadi bagian penting. Sejauh ini apa sih yang sudah diprogramkan sama mahasiswa sendiri. Rekomendasiterkait dengan perfilman.  Supaya tontonan itu bagus buat di masa depan.

Kampus Muhammadiyah ada mata kuliah etika.  Nah etika  ini menjadi penting disampaikan ke mahasiswa,  bukan hanya dari sisi produksi, dari sisi tontonan. Harus didorong produksi-produksi film berkualitas yang harus dimulai dari insan film sendiri.

Continue Reading

Trending