Connect with us

Metro

Dewan Adat Dayak Jakarta dan Ormas Dayak Gelar Perayaan Natal Tema “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”

Published

on

Jakarta – Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Dewan Adat Dayak (DAD) DKI Jakarta & Omas Dayak Bersama Warga Kalimantan Se-Jabodetabek mengadakan Ibadah & Perayaan Natal 2024 dengan tema “Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem (Lukas 2:15) dan Sub Tema “Kebersamaan Dan Persatuan Masyarakat Dayak Dalam Menyambut Kelahiran Yesus Kristus Dan Menjadi Terang Bagi Sesama Dan Dunia” di Restoran Hao Di Fang, Season City Mal Jakarta pada hari Minggu, 25 Januari 2025.

Acara Ibadah yang dipimpin Pdt. Dr. Ipin Alang, M. Th dan Perayaan Natal Dayak 2024 turut dihadiri beberapa ormas Dayak seperti ; Lembaga Perempuam Dayak Nasional (LPDN), Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional), FDKJ, Tonnyooi Benjiaq Se-Jabodetabek, Pemuda Pemudi Batak Kalimantan, ALISCO Organizer, Kerukunan Dayak Kenyah- Jakarta, Gerakan Pemuda Dayak Indonesia (Gerdayak), dll.

Dr. Drs, Marthin Billa, MM. (Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) menyampaikan sambutan dalam perayaan Natal Dayak 2024 ; “Pertama-pertama marilah kita naikkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa penuh dengan kasih-Nya dan sayang kepada kita semua dimana kita bisa melaksanakan ibadah natal dan merayakan perayaan Natal 2024 sekaligus syukuran Tahun Baru 2025 yang diselenggarakan oleh Dewan Adat Dayak Jakarta bersama dengan ornas-ormas Dayak Se-Jabodetabek.

Sebagai Presiden MADN menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh Panitia Natal Dayak yang sudah bekerja keras, seperti yang disampaikan Ketua Panitia bahwa ada tantangan persoalan dana peyelenggaraan Natal yang sudah terkumpul semua hingga bisa terlaksana pada hari ini, itu baru namanya Dayak.

Pembuktian bahwa kita sebagai masyarakat Dayak yang tetap bisa melaksanakan ibadah maupun perayaan Natal di Jakarta, bukan hanya sebuah ornas Dayak saja tetapi sebagai kelompok masyarakat Dayak yang menghormati kehadiran Tuhan Yang Maha Esa diatas segala-galanya dimuka bumi ini.

Seperti juga yang disampaikan kotbah ibadah natal bahwa Marilah kita ke Betlehem yang sudah kita lakukan melalui kesiapan peyelenggaraan Natal Dayak ini dan perintah untuk menjadi berkat.

Di Indonesia, Jakarta maupun Kalimantan dimanapun berada masyarakat Dayak harus menjadi sanggahan dan teladan bagi bangsa Indonesia, dimana kita juga harus melibatkan diri dari berbagai kegiatan-kegitan di kota Jakarta sehingga kita bukan saja masyarakat Dayak-Jakarta yang ada di Kalimantan tetapi kita harus usahakan untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan, kebahagiaan dengan memupuk persaudaraan, silahturami dimanapun berada.

Masyarakat Dayak tetap mejadi Terang bagi bangsa Indonesia seperti yang pernah disampaikan Yesus kepada Pengikutnya melalui Kitab Yohanes 8:12 dimana Yesus mengatakan “Akulah Terang Dunia, Siapa Yang Ikut Aku Dia Tidak Akan Berjalan Dalam Kegelapan” artinya dimanapun kita berada lilin ini harus menyala untuk me jadi pelita hidup kita dan terang bagi jalan kita dimanapun kita berada.

Jangan sampai lilin Natal dan terangnya tidak kelihatan agar jangan ditutup tetap menyala dimanapun masyarakat Dayak berada tetap menjadi saksi bagi Dunia dan teladan bagi Indonesia.

Berbicara IKN di Kalimantan semoga akan lebih mempercepat pembagunan yang menjadi ibukota negara baru yang akan dapat dirasakan bagi kesejahteraan masyarakat Dayak di Kalimantan Timur dan mari kita doakan maupun dukung baik Pemerintah pusat, daerah, kabupaten/kota sampai ke desa untuk terwujub pembangunan IKN yang lebih sempurna.

Harapan saya agar seluruh Suku Dayak tetap harus bersatu di Tahun Baru 2025 ini jangan ada yang jalan sendiri untuk semua ormas-ormas Dayak dengan kita bergandeng tangan, bekerjasama saling berkoordinasi dengan meminta petunjuk nenek moyang dan orang-orang tua kita agar kita bisa mendapat hasil yang maksinal dalam kekompakan bukan saja membangun Kalimatan tetapi membangun Indonesia seperti pepatah lama mengatakan “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”. Jadi jangan jalan sendiri akan membuat kita tersesat, khilaf, bisa ditipu orang dan yang merasa dirinya kuat maupun lebih dari yang lainnya kita ikat dalam memperkuat persatuan sesama masyarakat Dayak dimanapun berada,” tutupnya.

Tamunan Kiting, SE. MM, CPM, CTM (Ketum Dewan Adat Dayak DKI Jakarta) menyampaikan dalam sambutannya ; “Acara Natal Dayak ini adalah bagian kerinduan dari seluruh ormas-ormas Dayak yang ada di Jakarta, bagaimana kita kalo bersama-sama mengadakan Natal dari tahun ke tahun yang sekarang ini kita adakan.

Kalo bapak Pendeta Ipin Alang yang katakan dalam khotbahnya di dalam ibadah Natal bahwa kita pergi ke Betlehem yang membuat saya tertarik dimana itu tantangan buat kita bagi orang Dayak di Jakarta ini yang hidup di lingkungan berbagai macam suku bangsa.

Saya dengan penuh senang hati bersama ormas-ormas Dayak yang ada disini, mari kita menjadikan Dayak itu makin hebat, makin ganteng, makin cantik. Kenapa saya katakan demikian bahwasannya dengan adanya IKN, budaya suku Dayak makin terkenal yang membuat kesempatan kita untuk melestarikan budaya kita masing-masing pribadi orang-orang Dayak.

“Dari pulau Borneo Kalimantan datang ke Jakarta, malam ini kita berkumpul di Season City Mal, mari kita ke Betlehem, marilah kita membawa damai sejahtera dan sukacita ke IKN” tutupnya.

Continue Reading

Metro

Misteri dan Teror Mistis Desa di Film Pamali: Tumbal, Tayang Serentak 7 Agustus 2025

Published

on

By

Jakarta – Film horor Indonesia terbaru Pamali Tumbal siap menghantui bioskop mulai tanggal 7 Agustus 2025.
Film horor ini disutradarai oleh Bobby Prasetyo dan diproduksi oleh LYTO Pictures.
Film ini diangkat dari game horor lokal populer yang bernama Pamali seris The Little Devil dan mengusung kisah yang kental dengan nuansa budaya serta mitos pamali khas Indonesia.
Cerita berpusat pada Putri (diperankan oleh Keisya Levronka), seorang gadis muda yang tinggal di sebuah desa yang sering dilanda kejadian misterius.
Beberapa wanita di desanya tiba-tiba menghilang tanpa jejak, sementara kasus pencurian uang yang sulit dijelaskan juga kerap terjadi.

Ketegangan memuncak ketika ibu Putri ikut menghilang secara misterius setelah tanpa sengaja mengambil uang hasil tumbal yang merupakan bagian dari ritual adat karena masalah ekonomi keluarganya.
Dipenuhi rasa takut dan keprihatinan, Putri bersama dua sahabatnya, Kiki (yang diperankan oleh Ummi Quary) dan Cecep (yang diperankan oleh Fajar Nugra).

Mereka memutuskan untuk mencari ibunya dengan menelusuri berbagai tempat angker seperti hutan terlarang, pabrik terbengkalai, dan rumah tua yang dianggap berhantu.
Dalam pencarian ini, mereka menghadapi berbagai teror supranatural yang menakutkan, termasuk gangguan dari kumpulan makhluk gaib.

Continue Reading

Metro

Rilis Trailer dan Poster, Film Musikal Bertabur Bintang Karya Garin Nugroho ‘Siapa Dia’ Tayang Eksklusif Jadi Kado HUT RI Ke-80

Published

on

By

Jakarta – (Kisah Sejarah Sinema dan Budaya Pop Indonesia Film Siapa Dia Tayang 28 Agustus 2025) “Dunia penuh fantasi…” menjadi kalimat pembuka dalam trailer film Siapa Dia, yang diucapkan oleh aktor kawakan Nicholas Saputra. Kalimat ini menjadi pintu masuk menuju perkenalan karakter Layar, seorang sutradara yang tengah galau memulai ide cerita untuk film musikal impiannya.

Trailer kemudian membawa penonton menjelajahi berbagai perubahan latar tempat dan waktu, dihiasi lantunan musik dari para aktor dan aktris ternama. Mulai dari lagu Nurlelayang dinyanyikan oleh Nicholas Saputra dan Monita Tahalea, hingga suara menggelegar Dira Sugandi lewat lagu Anak Jalanan.

Cuplikan demi cuplikan memperlihatkan adegan lintas zaman, dengan Nicholas Saputra tampil dalam berbagai karakter dan beradu akting dengan sejumlah bintang ternama dengan karakter yang beragam, di antaranya Amanda Rawles, Widi Mulia, Ariel Tatum, Gisella Anastasia, Morgan Oey, Sita Nursanti, Happy Salma, Joanna Alexandra, Cindy Nirmala, Bima Zeno, Angkasa Thulo, Thia Ryna, Beyon Destiano, hingga Gerardo Tanor.

Perubahan sosok Layar dari masa ke masa pun menimbulkan satu pertanyaan besar: Siapa Dia?
Jawaban atas pertanyaan tersebut akan terungkap dalam film Siapa Dia, sebuah film musikal persembahan Fabis Entertainment, karya sutradara Garin Nugroho dari produser eksekutif Faizal Lubis. Trailer dan poster resmi film ini telah resmi dirilis pada Selasa (29/07/2025) di CGV Grand Indonesia.

Film ini dijadwalkan tayang eksklusif dibioskop kota-kota pilihan mulai 28 Agustus 2025, sekaligus bertepatan dengan bulan perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tak hanya melibatkan sutradara dan aktor ternama, film ini juga menggandeng koreografer ternama Eko Supriyanto yang menambahkan kekuatan visual melalui koreografi dengan sentuhan gerak khas Indonesia. Kolaborasi ini memperkuat identitasSiapa Dia sebagai film musikal yang berakar pada kekayaan budaya Indonesia.

Dirilis di bulan Kemerdekaan, Siapa Dia ingin menegaskan kembali betapa besar peran film dalam sejarah bangsa. Namun kali ini, kisah itu dikemas dalam bentuk film musikal yang segar, melalui sudut pandang seorang pemuda yang tengah dilanda kegalauan. Saat ia menemukan surat cinta dari buyut, kakek, hingga ayahnya, pencarian tersebut justru menuntunnya pada sebuah melodrama—sebuah perjalanan emosional tentangjati diri, mimpi, dan jatuh hati. Film ini akan menghadirkan kisah-kisah cinta dari tokoh Layar, berlatar sejarah sinema dan budaya pop Indonesia, yang dihiasi oleh lagu-lagu yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan musik tanah air.

Garin Nugroho, sutradara sekaligus maestro perfilman Indonesia menyebut Siapa Dia sebagai bentuk perayaan atas perjalanan panjang sinema dan budaya pop Indonesia. Film ini menjadi apresiasi terhadap sejarah film nasional dan budaya pop yang terus berkembang, mulai dari era kolonial saat sinema Indonesia pertama kali tumbuh, hingga berbagai rentetan peristiwa yang membentuk wajah perfilman dan budaya pop hari ini.

“Film ini saya buat sebagai surat cinta untuk sejarah perfilman Indonesia. Di sini, kita akan melihat bagaimana sejarah sinema dan budaya pop Indonesia dikemas dalam format film musikal dihiasi lagu-lagu penuh sejarah. Hadirnya film ini menjadi bentuk apresiasi atas perjalanan panjang sinema Indonesia dari era kolonial hingga hari ini” jelas Garin Nugroho.

Garin juga membeberkan alasan mengapa film ini harus tayang di bulan Agustus sebagai kado perayaan hari ulang tahun RI ke-80. “Keputusan saya dan Faizal (Lubis) memilih untuk tayang di bulan kemerdekaan adalah pilihan yang tepat karena sebagai bentuk penghormatan terhadap bagaimana film pernah menjadi bagian dari perjuangan,menyuarakan semangat merdeka lewat cara yang paling personal yakni lewat cerita.

” tambah Garin. Meski kental dengan unsur sejarah, film Siapa Dia dikemas dengan gaya kekiniandalam format musikal—sebuah genre yang masih jarang dieksplorasi di perfilman Indonesia. Sebagai produser eksekutif, Faizal Lubis menegaskan pentingnya keberanian untuk bermain di luar pakem, dan tidak sekadar mengikuti tren yang ada.

“Sudah seharusnya kita berani bermain di luar pakem, mencoba hal-hal yang belum umum di perfilman kita—termasuk menghadirkan musikal sebagai medium bercerita yang segar dan emosional. Film Siapa Dia ini meski terlihat kental dengan cerita sejarah, tetapi vibes-nya tetap kekinian. Bisa dibilang vibes-nya seperti La La Land, tapi ceritanya kuat tentang sejarah film dan budaya pop Indonesia dari masa ke masa. ” ungkap Faizal

Lebih lanjut, Faizal juga menjelaskan bahwa pemilihan lagu dan aransemen dalam film ini sangat disesuaikan dengan kebutuhan cerita. “Penggarapan scoring, musik, lagu hingga aransemen dalam film ini kami kerjakan tidak main-main. Proses panjang dari perizinan hingga scoring di studio di Praha adalah salah satu upaya kami agar film ini bisa maksimal dan tentu dinikmati oleh penonton” tambah Faizal.

Sebagai bagian dari konsep musikal yang diusung, para pemain pun ditantang untuk menyanyikan sendiri lagu-lagu yang mereka bawakan dalam film. Setiap emosi karakter disampaikan tidak hanya lewat dialog dan akting, tetapi juga melalui lantunan lagu yangdinyanyikan secara langsung. Nicholas Saputra, yang memerankan tokoh utama,bahkan harus bernyanyi di hampir setiap adegan—sebuah pengalaman yang ia sebut sebagai salah satu tantangan paling besar sekaligus paling berharga sepanjang kariernya sebagai aktor.

“Ini pengalaman pertama saya bermain dalam film musikal yang mengharuskan saya tidak hanya berakting, tapi juga menyanyi dan menari. Awalnya tentu ada rasa gugup, tapi justru di situlah letak tantangannya. Film ini membawa saya ke ruang eksplorasi yang baru, dan saya sangat menikmati prosesnya.” papar Nicholas.

Selain Nicholas, film ini juga dibintangi oleh sejumlah nama besar dengan berbagai karakter yang turut menampilkan kemampuan menyanyi dan menari mereka. Keikutsertaan para aktor dan aktris ternama dengan karakter yang beragam ini menjadi salah satu kekuatan utama Siapa Dia, menghadirkan pertunjukan musikal yang penuh warna. Kejutan demi kejutan akan terus tercipta di setiap menitnya.

Film Siapa Dia, selain akan tayang eksklusif di bulan Kemerdekaan, juga akan hadir di bioskop-bioskop terpilih di sejumlah kota di Indonesia. Informasi mengenai daftar kota dan bioskop yang menayangkan film ini akan diumumkan secara berkala melalui saluran resmi media sosial Siapa Dia di Instagram dan TikTok: @filmsiapadia.

Sudah tidak sabar untuk bernyanyi dan menari serta jatuh hati atau patah hati tahun ini?
Tentang Fabis Entertainment
Fabis Entertainment merupakan bagian dari PT Fabis Kreasindo Pertama, yangdidirikan pada 24 Agustus 2020. PT Fabis Kreasindo Pertama lahir dari semangat kreatif dan inovasi di industri hiburan Indonesia.

Perjalanan perusahaan dimulai dari sebuah home recording studio, yang menjadi tempat lahirnya berbagai karya musikindependen. Seiring waktu dan bertambahnya pengalaman, perusahaan ini berkembang menjadi label musik sekaligus rumah produksi film.

Film Siapa Dia menjadi film perdana produksi Fabis Entertainment, sekaligustonggak penting dalam ekspansi kreatif perusahaan di dunia sinema. Ke depan, Fabis Entertainment berkomitmen untuk terus memproduksi karya-karya audio-visual yang tidak hanya menghibur, tetapi juga bermakna dan mampu memberikan kontribusi positifbagi perkembangan industri hiburan Indonesia.
Production Notes
– Judul film : Siapa Dia– Rumah Produksi : Fabis Entertainment– Eksekutif Produser : Faizal Lubis– Produser : Faizal Lubis, Marlia Nurdiyani, Oscar Sagita– Sutradara : Garin Nugroho– Penulis Naskah : Garin Nugroho– Director of Photography : Muhammad Firdaus ICS– Production Designer : Ong Hari Wahyu– Art Director : Edy Wibowo– Choreographer : Eko Supriyanto– Casting Director : Calvin Moniaga– Music Director : Faizal Lubis– Composer : Faizal Lubis, Arfin Iyonk, Guntur Nus Puspito– Sound Recordist : Sutrisno– Music Recording & Enginer : Gita Roni Chandra– Sound Designer : Mangkils Hasan-Costume Designer : Retno Ratih Damayanti– Makeup Artist : Aktris Handradjasa– Editor : Andhy Pulung, Rozy Anwar– Colorist : Rian Fatullah– Line Producer: : Nova Teguh

Continue Reading

Metro

Universitas Bung Karno Gelar Mimbar Bebas dan Diskusi Publik Tema “Upaya Desukarnoisasi Dalam Tragedi Kudatuli

Published

on

By

Jakarta – Universitas Bung Karno melaksanakan mimbar bebas dan diskusi publik dengan tema “Upaya Desukarnoisasi dalam Tragedi Kudatuli” pada tanggal 28 Juli 2025 di halaman universitas. Acara ini diisi dengan orasi, puisi, monolog, dan musik.

Drs. Daniel G.H. Panda, S.H., M.H., selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Bung Karno, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk mengenang sejarah dan mengajarkan ajaran Bung Karno kepada generasi muda. “Kami dari UBK mendukung kegiatan ini karena berharap kegiatan-kegiatan yang terjadi di era Orde Baru yang berhubung dengan desukarnoisasi itu tidak lagi terjadi di era saat ini,” ujarnya.

Daniel Panda juga menyampaikan harapan kepada pemerintahan Prabowo untuk mengembalikan ajaran Bung Karno dan mengimplementasikan demokrasi yang lebih baik. “Kami berharap Prabowo dapat mengambil iktisar Ajaran Bung Karno, seperti demokrasi yang dikembalikan pada rakyat, musyawarah mufakat, dan sistem keterwakilan yang lebih baik,” katanya.

Universitas Bung Karno mengajarkan ajaran Bung Karno kepada mahasiswa melalui mata kuliah yang wajib diikuti. “Kami ajarkan biografi Bung Karno, sukarnoisme, sukarnologi, dan sukarnoisasi. Tujuan kami adalah agar mahasiswa dapat memahami pemikiran Bung Karno dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Daniel Panda.

Daniel Panda juga menyampaikan bahwa Universitas Bung Karno akan terus mengkritisi dan mengawasi kebijakan pemerintah saat ini. “Kami akan terus mengawasi dan mengkritisi kebijakan pemerintah untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip yang pernah diajarkan oleh Bung Karno dapat dikembalikan lagi,” katanya.

“Kami berharap bahwa pemerintahan Prabowo dapat mengembalikan ajaran Bung Karno dan mengimplementasikan demokrasi yang lebih baik. Kami percaya bahwa demokrasi harus dikembalikan pada rakyat, dan sistem perwakilan harus ada. Kami juga berharap bahwa pemerintahan Prabowo dapat mengembalikan musyawarah mufakat dan sistem keterwakilan yang lebih baik,” kata Bapak Daniel.

“Universitas Bung Karno akan terus mengkritisi dan mengawasi kebijakan pemerintah saat ini. Kami berharap bahwa pemerintahan Prabowo dapat mengambil iktisar Ajaran Bung Karno dan mengimplementasikannya dalam kebijakan pemerintah,” tutup Bapak Daniel.

Continue Reading

Trending