Connect with us

Metro

Hidayatul Mu’arifin National Director Asia Model Festival Indonesia : Fashion dan Modeling Indonesia Diakui di Kancah internasional

Published

on

Jakarta, 3 Agustus 2025 – Deretan model muda Indonesia siap unjuk gigi di panggung Asia Model Festival 2025, ajang bergengsi yang mempertemukan talenta terbaik dari seluruh Asia. Setelah melalui proses seleksi ketat, para model muda Indonesia kini bersiap melangkah ke panggung internasional Asia Model Festival di Korea Selatan. Di balik keberhasilan ini, ada sosok Hidayatul Mu’arifin, atau akrab disapa Arif, yang berperan sebagai National Director Asia Model Festival Indonesia.

“Hari ini kita merayakan grand final Face Of Indonesia 2025. Acaranya berjalan lancar, dan saya berharap seluruh finalis mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka adalah anak-anak didik saya yang telah bekerja keras,” ujar Arif.

Asia Model Festival sendiri merupakan ajang pencarian bakat model terbesar di Asia, yang tahun ini memasuki perayaan 20 tahunnya. Menurut Arif, ajang ini bukan hanya soal kompetisi modeling semata, melainkan wadah pertukaran budaya, karya desainer, dan talenta dari berbagai daerah di Indonesia.

“Tahun ini ada 19 desainer dari seluruh Indonesia yang mendukung dan menampilkan koleksi terbaik mereka. Ini membuktikan bahwa Asia Model Festival adalah ajang kolaborasi, bukan hanya sekadar runway show biasa,” jelas Arif.

Sementara itu, Raulen Lee, International Director Asia Model Festival, turut hadir memberikan dukungannya. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap talenta model Indonesia. “Saya mencintai model Indonesia. Saya datang setiap tahun karena ingin menemukan ‘Ayuma’ baru. Saya percaya dengan dedikasi Arif dan timnya, Indonesia bisa mencetak juara Asia Model Festival lagi,” ujar Raulen.

Para pemenang dari Indonesia akan berangkat ke Korea pada Oktober 2025 untuk mengikuti bootcamp intensif selama dua minggu bersama finalis dari 27 negara lainnya. Kategori anak-anak, preteen, dan remaja dijadwalkan mulai berkompetisi pada 25 hingga 30 Oktober, sedangkan kategori dewasa akan memulai program pada 22 Oktober.

Arif menutup dengan harapan besar untuk tahun ini. “Kami ingin fashion dan modeling Indonesia semakin diakui di kancah internasional. Saya yakin dengan semangat para finalis, kita bisa membawa pulang prestasi membanggakan.”

Continue Reading

Metro

Wa Ode Herlina, S.I.Kom., MM Anggota Dewan DPRD Provinsi DKI Jakarata : Jakarta setelah Perpindahan Ibu Kota ke IkN Tetap Pusat Ekonomi Nasional

Published

on

By

Jakarta,  – Jaringan Masyarakat Madura Jakarta (JAMMA JAKARTA) akan menggelar Diskusi Publik bertema “Bersama Menata Jakarta: Kota Global yang Tidak Meninggalkan Warganya”, pada Selasa, 5 Agustus 2025, di Gedung DHN 45, Jakarta Pusat.

Acara ini  dihadiri oleh Kevin Wu anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta,Wa Ode Herlina, S.I.Kom., MM Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta, Andhika Ajie Bapenda DKI Jakarta, Nirwono Yoga Pengamat Tata Kelola Jakarta, dan ratusan peserta yang berasal dari masyarakat Jakarta, komunitas kepemudaan, aktivis sosial, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil lainnya yang konsen terhadap isu tata kota, lingkungan, dan keadilan sosial.

Wa Ode Herlina, S.I.Kom., MM Anggota Dewan DPRD Provinsi DKI Jakarata  dalam sambutannya menyampaikan jakarta setelah keperpindahan ibu kota ke IkN akan tetap pusat ekonomi nasional. Perusahaan besar, perusahaan nasional, atau multi nasional, nanti akan dikantor di jakarta, barang jasa dan keuangan, perbankan, saham bergerak melalui jakarta.

“Kota Global di Jakarta ditantantang untuk makin nyaman berkegiatan, banjir dan kemacetan harus terus di atasi.

“Kemudian tuntutan Kota Global Jakarta, akan terus meningkatkan SDM pendidikan terbaik bagi warganya, tidak bisa di tawar kemampuan warga jakarta untuk menangkap peluang, ketika terjadi pertemuan bisnis ditentukan oleh kapasitas warganya untuk produktif dan menguasai teknologi.”ungkpanya

“Jakarta harus menjadi pusat inovasi bagi kemajuan bangsa di segala bidang. Semua kegiatan kemajuan diatas tentu jakarta tidak meninggalkan warganya, justru jadi penggerak pembangunan kota.

“Karena itu, identitas kota sudah ditetapkan tetap pada budaya betawi warga menjadi pelaku budaya sehingga terbangun masyarakat yang sejahtera, berkarakter, ramah, guyub dan gotong royong.

Lingkungan tinggal warga jakarta juga harus ditingkatkan, pembangunan hunian vertikal adalah masa depan jakarta, daerah-daerah kumuh, intervensi agar jalan-jalan baik, saluran air, dan tiap rumah memiliki jamban, upaya warga mendapatkan pekerjaan atau usaha harus di fasilitasi.

“Sebagai Dewan kami tentu berperan untuk mengawal semua kebijakan Pemda, harus mengajuk pada kepentingan warga. Perbaikan kehidupan warga dalam arti luas harus tergambar dari program serta prioritas anggaran  APBD yang sekarang kita kawal. Yang pasti kami dari anggota Dewan tetap mengawal kepentingan masyarakat kota jakarta.”tutupnya

Continue Reading

Metro

Kevin Wu Anggota DPRD DKI Jakarta : Menegaskan Pentingnya Penguatan sumber daya manusia (SDM) Lokal di Tengah Jakarta Sebagai Kota Global

Published

on

By

Jakarta, 5 Agustus 2025 — Jaringan Masyarakat Madura Jakarta (JAMMA JAKARTA) akan menggelar Diskusi Publik bertema “Bersama Menata Jakarta: Kota Global yang Tidak Meninggalkan Warganya”, pada Selasa, 5 Agustus 2025, di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat.

Anggota DPRD DKI Jakarta, Kevin Wu, menegaskan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) lokal di tengah upaya menjadikan Jakarta sebagai kota global. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah diskusi publik bersama Jaringan Masyarakat Madura, yang membahas Jakarta Menuju Kota Global: Bagaimana dengan Masyarakatnya?

Menurut Kevin Wu, langkah Jakarta untuk menjadi kota berkelas dunia harus diiringi dengan visi pembangunan yang strategis, tidak hanya dalam bentuk fisik atau infrastruktur, namun juga menyangkut kesiapan masyarakatnya.

“Kami berharap kemajuan Jakarta tidak hanya ditujukan untuk menjadi kota global semata, tapi juga memperhatikan kepentingan masyarakat lokal. DPRD berkomitmen mengawal program dan anggaran agar sesuai dengan harapan menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Kevin.

Dalam paparannya, Kevin juga menyoroti pengembangan Jakarta sebagai Smart City. Ia menyebut digitalisasi dan penguatan infrastruktur teknologi menjadi indikator penting kota global.

“Salah satu tolok ukur kota global adalah jumlah CCTV untuk menjamin keamanan. Jakarta baru memiliki sekitar 1.490 titik CCTV, sedangkan Singapura sudah memiliki 70.000 hingga 90.000. Ini baru sekitar 2% dari standar kota maju,” katanya.

Ia juga menyinggung pentingnya akses internet publik, kesiapan jaringan 5G, serta sistem informasi yang terintegrasi untuk pelayanan masyarakat.

Kevin mengingatkan bahwa menjadi kota global berarti membuka diri terhadap kehadiran perusahaan-perusahaan internasional. Namun, ia menekankan bahwa lapangan pekerjaan yang tercipta harus diprioritaskan untuk masyarakat lokal.

“Kita harus siapkan SDM kita. Jangan sampai warga lokal jadi penonton. Skill dan kemampuan bahasa harus ditingkatkan. Investor Korea, Tiongkok, dan Timur Tengah masuk, tapi SDM lokal belum siap berbahasa mereka,” tegasnya.

DPRD, menurutnya, mendorong program peningkatan kapasitas masyarakat, termasuk pelatihan digital, bahasa asing, dan keterampilan lain yang relevan dengan kebutuhan industri masa depan.

Menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia, Kevin juga menekankan pentingnya menjaga semangat persatuan di tengah keberagaman masyarakat Jakarta.

“Perbedaan jangan jadi hambatan, tapi justru menjadi kekuatan. Semangat Bhinneka Tunggal Ika adalah pengikat kita. Negara besar bisa maju karena masyarakatnya bersatu dalam satu tujuan,” ucapnya.

Ia berharap pembangunan di Jakarta maupun Indonesia ke depan tidak lagi terhambat oleh perbedaan kecil yang memecah-belah, melainkan diarahkan pada kolaborasi dan keberlanjutan.

Continue Reading

Metro

Mulya Amri, Ph.D.,Chairman Kadin Indonesia Institute : Kadin Indonesia Optimistis Kesepakatan Kerja Sama Antara Indonesia dan Uni Eropa akan Dongkrak Angka Net Ekspor

Published

on

By

Jakarta, – Kadin Indonesia Institute menggelar seminar  dengan tajuk “Mengupas dan Mengimplementasikan Jalur Perdagangan Bilateral: Indonesia – UE dan Indonesia – AS ” dalam rangka Sosialisasi dam Persiapan Perjanjian Politik IEU- CEPA dan Kerangka Perdagangan Indonesia -USA di Menara Kadin Indonesia, Senin (04/07/25).

Chairman Kadin Indonesia Institute
Mulya Amri, Ph.D., mengatakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimistis kesepakatan kerja sama dagang antara Indonesia dan Uni Eropa akan mendongkrak angka net ekspor ke kawasan tersebut. Perjanjian dagang itu dimuat dalam Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Mulya menilai produk produk Indonesia bisa masuk sesuai dengan standar yang berlaku Eropa.  Tentu ini khabar baik untuk produk UMKM kita dan   banyak sekali produk produk UMKM kita yang punya pasar di Eropa. Mungkin dari segi standarnya masih harus ditingkatkan dan orang Eropa bersedia meningkatkan dari standar standar produk produk UMKM, imbuhnya.

Banyak produk produk yang mendapatkan preferensial atau keistimewaan tarif dalam hal perdagangan dan mendapatkan atensi khusus untuk didahulukan. Seperti produk produk UMKM, produk pertanian, produk perkebunan seperti sawit, kopi , kakao yang banyak dilakukan UMKM petani kecil, jelas Mulya.

Ke depan Kadin bisa bekerjasama bahu membahu dengan pemerintah untuk sama sama tingkatkan regulasinya agar produk produk kita makin kompetitif.  Kita berusaha mempertahankan sektor sektor yang memperkerjakan banyak tenaga kerja. Kalau kita lihat dari segi apparel atau garmen  dan footwear bisa memperkerjakan jutaan pekerja. Produk pertanian juga padat karya mempekerjakan jutaan pekerja.

Selain IEU-CEPA,  kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat bisa berkontribusi terhadap net ekspor Indonesia. Dalam perjanjian yang disepakati kedua negara, Amerika Serikat memberikan tarif ekspor 19 persen kepada Indonesia. Kesepakatan ini juga menetapkan tarif 0 persen untuk beberapa produk impor AS ke Indonesia.

Kedua kesepakatan tersebut tidak hanya membuka akses pasar, tapi juga membuka peluang investasi dari negara-negara tersebut ke Indonesia, pungkasnya.

Mulya Amri meraih gelar Sarjana Arsitektur di Institut Teknologi Bandung. Kemudian, pada tahun 2004 mendapatkan gelar Master untuk bidang perencanaan kota di University of California, Los Angeles.  Pindah ke Singapura untuk mengajar dan belajar program Ph.D. Kebijakan Publik di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore dan lulus pada tahun 2016.

Continue Reading

Trending