Connect with us

Metro

M. Windrawaman Imantha: Perkuat Sinergi Menuju Masa Depan Ekonomi yang Lebih Hijau, Inklusif dan Berdaya Saing

Published

on

Jakarta, — Di tengah meningkatnya tantangan lingkungan global dan konsumsi sumber daya yang tak terkendali, konsep Shared Responsibility atau Tanggung Jawab Bersama menjadi kunci dalam membangun ekosistem konsumsi berkelanjutan. Melalui semangat kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, komunitas, dan masyarakat, acara bertajuk “Shared Responsibility – Building A Sustainable Consumption Ecosystem” diselenggarakan sebagai wujud komitmen bersama dalam mendorong pola konsumsi yang lebih sadar, efisien, dan beretika.

Acara ini di selenggarakan yang bertempat
di Universitas Trisakti Jakarta, Senin (14/10/2025).
Menghadirkan berbagai narasumber lintas sektor Dr. M. Indrawan Imantha Deputy Director Market Transfomation, Samuel Pablip Ignansius Perwira Business Empagement and Develoment, Aisyah Sileuw President Director, Dr. Wahyuningsih, ME., M.Phil Dewan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Prof.Dr.Ir. Kadarsah Suryadi, DEA Rektor of Universitas Trisakti, Yuvllinda Susanta — mulai dari akademisi, pelaku bisnis hijau, pegiat lingkungan, hingga pembuat kebijakan — yang bersama-sama mendiskusikan langkah konkret dalam menciptakan perubahan sistemik menuju ekonomi sirkular dan konsumsi bertanggung jawab.

Melalui diskusi panel, pameran inovasi hijau, dan peluncuran inisiatif kolaboratif, kegiatan ini menyoroti pentingnya sinergi antara sektor publik dan swasta dalam menciptakan dampak nyata. Pendekatan Shared Responsibility mendorong seluruh pihak untuk mengambil peran — dari produsen yang mengurangi limbah dan emisi, hingga konsumen yang bijak dalam memilih dan menggunakan produk.

Dalam era yang menuntut perubahan cepat menuju keberlanjutan, Dr. M. Windrawaman Imantha D, selaku Transformation Deputy Director Market, menegaskan pentingnya shared responsibility atau tanggung jawab bersama antara pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun ekosistem konsumsi berkelanjutan.

Acara Shared Responsibility – Building A Sustainable Consumption Ecosystem ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk asosiasi ritel, pelaku industri, akademisi, dan lembaga lingkungan. Forum ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi menuju masa depan ekonomi yang lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing.

Berbicara dalam forum “Shared Responsibility – Building A Sustainable Consumption Ecosystem”, Dr.M. Windrawaman menyoroti bahwa transformasi pasar tidak hanya soal digitalisasi atau efisiensi rantai pasok, tetapi juga perubahan paradigma menuju pola konsumsi yang ramah lingkungan dan berkeadilan sosial.

“Transformasi pasar berkelanjutan tidak bisa berjalan sendiri. Kita harus membangun kolaborasi lintas sektor — mulai dari produsen, ritel, regulator hingga konsumen — agar setiap tahap rantai nilai membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Dr.M Windrawaman

Ia menjelaskan bahwa pendekatan shared responsibility menjadi kunci dalam mempercepat adaptasi menuju ekonomi hijau. Dengan mendorong transparansi, inovasi produk berkelanjutan, serta edukasi konsumen, pasar Indonesia dapat menjadi motor perubahan menuju konsumsi yang lebih bijak dan bertanggung jawab.

Dalam kesempatan tersebut, Dr.M. Windrawaman Inantha juga menekankan bahwa perubahan perilaku konsumsi tidak bisa hanya digerakkan dari sisi produsen. Konsumen pun memiliki peran penting sebagai driver of change melalui pilihan produk yang mereka beli dan gaya hidup yang mereka terapkan.

Melalui peran transformasionalnya, Dr. M. Windrawaman Inantha D berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya kebijakan dan inisiatif nyata dalam membangun pasar yang adaptif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan — sebuah langkah konkret menuju Indonesia yang lebih lestari.

Setiap keputusan konsumsi adalah bentuk suara. Ketika masyarakat mulai memilih produk yang berkelanjutan, industri akan menyesuaikan diri. Di situlah kekuatan kolaborasi nyata antara pasar dan masyarakat,” tambahnya.

Acara Shared Responsibility – Building A Sustainable Consumption Ecosystem ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk asosiasi ritel, pelaku industri, akademisi, dan lembaga lingkungan. Forum ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi menuju masa depan ekonomi yang lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing.

Melalui peran transformasionalnya, Dr. M. Windrawaman Imantha berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya kebijakan dan inisiatif nyata dalam membangun pasar yang adaptif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan — sebuah langkah konkret menuju Indonesia yang lebih lestari

Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat gerakan konsumsi berkelanjutan di Indonesia, sekaligus menumbuhkan kesadaran publik bahwa keberlanjutan bukan hanya tugas pemerintah atau industri, tetapi juga gaya hidup yang harus diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Continue Reading

Metro

Ecobuild Raih Penghargaan Greenship Awards 2025: Best Green Consultant of the Year

Published

on

By

Jakarta, – GREENSHIP Awards 2025, ajang penghargaan bagi para pemangku kepentingan yang konsisten menerapkan prinsip green building di Indonesia, digelar pada Jumat (5/12/2025) di Grand Ballroom Sopo Del, Kuningan, Jakarta.

EcoBuild kembali menegaskan posisinya sebagai konsultan berwawasan lingkungan terdepan di Indonesia setelah meraih penghargaan Best Green Consultant of the Year pada ajang Greenship Awards 2025 yang diselenggarakan Green Building Council Indonesia (GBCI). Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi besar EcoBuild dalam mendorong penerapan praktik pembangunan berkelanjutan di sektor bangunan.

Ir.Wiza Hidayat, ST, GP, IPU, ASEAN Eng CEO EcoBuild menyampaikan rasa syukur atas pencapaian tersebut.

“Alhamdulillah, perusahaan kami mendapatkan penghargaan ini. Tantangannya memang selalu pada edukasi pasar, karena sustainability itu belum tentu langsung menjadi inisiatif setiap pemilik bangunan. Market dan para pemilik baru harus diedukasi mengapa sustainability sangat penting untuk diterapkan,” ujarnya
EcoBuild menekankan bahwa sektor bangunan memiliki kontribusi emisi yang signifikan secara global.

“Sektor bangunan menyumbang sekitar 39–40 persen emisi karbon di seluruh dunia. Bayangkan sebuah kota yang seluruh bangunannya menyala kebutuhan listriknya berasal dari pembangkit yang menghasilkan emisi besar. Kita sering tidak menyadarinya, misalnya saat menyalakan lampu, padahal konsumsi listrik itu langsung berhubungan dengan emisi dari pembangkit,” jelasnya.
Melalui penghargaan ini, EcoBuild kembali menegaskan misinya untuk mengedukasi industri tentang pentingnya melakukan efisiensi sejak awal proses pembangunan.

“Yang ingin kami tekankan adalah bagaimana bangunan dapat dibuat hemat sejak awal—hemat energi, hemat operasional—dengan berbagai strategi dan teknik green building. Setelah efisiensi tercapai, barulah kita dapat beralih pada sumber energi terbarukan. Tantangan terbesarnya tetap pada edukasi pasar, dan itu yang terus kami lakukan.”Tambahnya

Penghargaan Best Green Consultant of the Year menjadi pengakuan atas dedikasi EcoBuild dalam mengarahkan transformasi sektor bangunan menuju masa depan yang rendah emisi, lebih cerdas, dan lebih berkelanjutan. EcoBuild berkomitmen untuk terus memperluas dampaknya dan membantu Indonesia mempercepat transisi menuju pembangunan hijau.

Continue Reading

Metro

CLT Nusantara Pavilion UGM Raih Penghargaan Greenship Awards 2025 Kategori Best Greenship Innovation

Published

on

By

Jakarta, — GREENSHIP Awards 2025, ajang penghargaan bagi para pemangku kepentingan yang konsisten menerapkan prinsip green building di Indonesia, digelar pada Jumat (5/12/2025) di Grand Ballroom Sopo Del, Kuningan, Jakarta.

Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Inovasi CLT Nusantara Pavilion berhasil meraih Greenship Awards 2025 untuk kategori Best Greenship Innovation, sebuah pengakuan atas riset kolaboratif yang memadukan kekuatan akademisi, industri, dan teknologi berkelanjutan Indonesia.

Pavilion ini merupakan hasil kerja sama lintas disiplin antara fakultas arsitektur, kehutanan, dan teknik sipil UGM, bersama mitra industri yang selama ini berkomitmen mendorong pemanfaatan material ramah lingkungan. Melalui kombinasi keilmuan tersebut, tim berhasil menghadirkan inovasi yang bukan hanya estetis, tetapi juga menjawab tantangan energi, efisiensi, serta keberlanjutan material.

Dalam pengembangannya, tim UGM berupaya mengembalikan kesadaran bahwa Indonesia memiliki sumber daya kayu yang sangat melimpah dan dapat dimanfaatkan secara modern dan berkelanjutan. Melalui teknologi Cross Laminated Timber (CLT), kayu-kayu yang sebelumnya kurang termanfaatkan berhasil diolah menjadi material konstruksi berkekuatan tinggi.

Kami ingin menunjukkan bahwa kayu Indonesia, yang selama ini dianggap biasa, sebenarnya dapat memiliki nilai luar biasa ketika dipadukan dengan teknologi CLT. Dari riset ini kami memodifikasi CLT menjadi bentuk pavilion yang inovatif, dan hasilnya diakui melalui penghargaan Greenship Awards,” ujar perwakilan tim peneliti UGM.

CLT Nusantara Pavilion juga mengedepankan konsep kemandirian energi. Seluruh kebutuhan listrik pavilion dipenuhi melalui panel surya yang dipasang secara terpadu. Energi yang dihasilkan kemudian disimpan dalam baterai produk lokal, yang seluruh komponennya diproduksi oleh industri dalam negeri.

Integrasi teknologi ini tidak hanya memperkuat aspek keberlanjutan, tetapi juga menjadi wujud nyata kolaborasi antara kampus, peneliti, dan pelaku industri nasional.

Keberhasilan riset ini terbukti membawa dampak positif langsung bagi industri pengolahan CLT di Indonesia. Mitra-mitra industri yang terlibat kini mengalami peningkatan signifikan dalam permintaan produksi, terutama untuk kebutuhan rumah kayu modern.

“Mereka mengatakan sumber inovasinya ada di UGM. Ini menunjukkan bahwa riset akademik bisa bertransformasi menjadi solusi nyata bagi masyarakat dan industri,” tambahnya

Melalui pavilion ini, UGM ingin menyampaikan pesan penting bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa—mulai dari kayu, sinar matahari sebagai sumber energi, hingga kemampuan teknologi lokal yang terus berkembang.

Dengan riset dan teknologi yang tepat, kita bisa memanfaatkan kekayaan tersebut secara bijaksana dan berkelanjutan. Itulah semangat yang kami bawa melalui CLT Nusantara Pavilion,” tutupnya.

Continue Reading

Metro

Bintang Agus Nugroho Dorong Gerakan Rumah Tangga Hijau dalam Ajang Greenship Awards 2025

Published

on

By

Jakarta, —GREENSHIP Awards 2025, ajang penghargaan bagi para pemangku kepentingan yang konsisten menerapkan prinsip green building di Indonesia, digelar pada Jumat (5/12/2025) di Grand Ballroom Sopo Del, Kuningan, Jakarta.

Wakil Ketua Dewan Pengawas Green Building Council Indonesia (GBCI), Bintang Agus Nugroho, menyampaikan komitmen kuat GBCI untuk memperluas dampak gerakan bangunan hijau tidak hanya pada sektor komersial, tetapi juga hingga ke level rumah tangga.

Pernyataan ini disampaikan dalam rangkaian acara Greenship Awards 2025, ajang tertinggi yang memberikan penghargaan bagi pelaku dan proyek yang berhasil menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Bintang Agus Nugroho menegaskan bahwa masa depan keberlanjutan tidak hanya bergantung pada gedung perkantoran atau proyek besar, namun juga pada partisipasi aktif masyarakat di rumah masing-masing.

“Kami berminat untuk mendorong penerapan prinsip hijau bukan hanya di bangunan komersial, tetapi di rumah tangga. Bagaimana rumah-rumah bisa bergerak dengan cara yang sederhana, ramah biaya, namun berdampak besar.” ujarnya.

Ia menyoroti pentingnya pemberdayaan keluarga—khususnya para ibu—sebagai agen perubahan dalam pengelolaan energi dan perilaku hemat listrik.

“Ibu-ibu itu punya peran luar biasa dalam mengatur ritme rumah: mengatur anaknya, mengatur pembantunya, dan membentuk kebiasaan hemat energi. Jika gerakan ini hidup di rumah tangga, dampaknya akan sangat besar bagi efisiensi energi nasional,” tambahnya.

Melalui Greenship Awards 2025, GBCI ingin menunjukkan bahwa gaya hidup hijau bukanlah sesuatu yang mahal atau eksklusif. Sebaliknya, gaya hidup ini bisa dimulai dari kebiasaan kecil dan langkah praktis yang dilakukan setiap hari di rumah.

Bintang Agus Nugroho berharap bahwa ke depan, gerakan ini dapat melahirkan ekosistem baru dimana keluarga Indonesia dapat menerapkan prinsip bangunan hijau dalam skala mikro, mulai dari pengelolaan energi, penggunaan material ramah lingkungan, hingga pengurangan limbah rumah tangga.

“GBCI percaya bahwa keberlanjutan dimulai dari rumah. Jika rumah tangga Indonesia bergerak bersama, maka perubahan nasional akan tercipta,” tutupnya.

Continue Reading

Trending