Connect with us

Metro

Women’s International Club Jakarta Melaksanakan Bazar Amal Tahunan ke-56: A Celebration of Global Unity and Giving

Published

on

Jakarta, – Women’s International Club (WIC) Jakarta kembali menggelar Bazar Tahunan. Bazar Amal Tahunan WIC tahun 2025 ini akan berlangsung dengan meriah dan sukses di Jakarta International Convention Center, Hall B. Bazar Amal Tahunan ke-55 WIC akan berlangsung pada tanggal 19 dan 20 November 2025, mulai pukul 09.00 pagi hingga 20.00 malam.

Bazar tahun ini dibuka oleh Ibu Wakil Presiden, Ibu Selvi Gibran Rakabuming dan istri Gubernur
Kalimantan Selatan, Ibu Hj. Fathul Jannah Muhidin juga hadir untuk memeriahkan acara tersebut.

Sponsor utama Bazar tahun ini adalah PEMDA Kalimantan Selatan yang dihadiri oleh Gubernur
Kalimantan Selatan Bapak H. Muhidin beserta istri. Stall Kalimantan Selatan menampilkan kain-kain tenun Kalimantan Selatan, makanan khas daerah dan souvenir kerajinan khas Kalimantan Selatan, sekaligus mempromosikan pariwisatanya.

Tari pembukaan Bazar Amal WIC, Tari Baksa
Kemang, adalah sebuah garapan tari Kalimantan Selatan yang mempresentasikan akan rasa cinta budaya yang penuh dengan keindahan alamnya, kelembutan masyarakatnya dan dinamis langkah
kehidupannya yang dipresentasikan melalui gerak tari gadis gadis Kalimantan Selatan yang
dipersembahkan sebagai ungkapan selamat datang di Kalimantan Selatan.

Bazar tahunan ini menampilkan sekitar 41 stall dari berbagai kedutaan besar negara-negara
sahabat di Indonesia mulai dari Kedutaan Republik Armenia sampai kedutaan Venezuela, 225 bisnis stall, 29 stall makanan dan minuman, dan 3 stall amal, stall WIC Merchandise, dan stall White Elephant, dengan harga tiket masuk seharga Rp. 25.000 per orang.

WIC sangat berterima kasih atas dukungan dari kedutaan – kedutaan besar di Jakarta yang sudah membantu acara Bazar tahunan berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.

Tujuan mereka mengikuti Bazar tahunan WIC untuk memperkenalkan kebudayaan dan tradisi negara masing-masing yang mana akan membuat kita semakin kaya akan pengetahuan dan apresiasi terhadap negara lain.

Dalam rangkaian acara ini, Women’s International Club (WIC) memberikan peluang kepada wanita dari berbagai negara untuk berjumpa, membangun persahabatan, berbagi gagasan, serta memperluas pemahaman mereka mengenai budaya yang beragam. Dengan tekad untuk mengupayakan perbaikan sosial dan menggalang dukungan bagi pendidikan, acara penggalangan dana utama WIC adalah Bazar Amal Tahunan, di mana hasil penjualan Bazar akan digunakan untuk mendukung misi sosial mereka.

Program-program kesejahteraan sosial kami memberikan dukungan bulanan kepada beberapa Rumah Lansia dan panti asuhan. Selain itu, Program Beasiswa kami menawarkan beasiswa tahunan kepada Mahasiswa Universitas Negeri.

Stall White Elephant bertujuan untuk mendukung masyarakat yang membutuhkan melalui penjualan barang-barang layak pakai dan ada juga barang baru yang disumbangkan oleh anggota WIC.

Semoga acara berjalan dengan lancar, dan sesuai dengan harapan dari tujuan kita membuat Bazar Amal Tahunan ini, yaitu banyaknya pengunjung Bazar serta antusias mereka membeli barang- barang dari stall kedutaan-kedutaan dan bisnis stall. Semoga kedepannya, WIC akan terus berkomitmen untuk membuat Bazar Amal Tahunan guna membantu ke masyarakat yang membutuhkan.

Tentang Women’s International Club Jakarta:
Women’s International Club (WIC) Jakarta didirikan lebih dari tujuh puluh tahun yang lalu untuk memberikan kesempatan kepada wanita Indonesia setempat dan ekspatriat untuk berkolaborasi secara sukarela dalam upaya penggalangan dana, terutama melalui Bazaar Amal Tahunan, guna mendukung misi WIC. Misi ini mencakup program-program pendidikan dan kesejahteraan sosial
untuk komunitas yang kurang beruntung di wilayah DKI Jakarta.

Dengan komitmen kuatnya terhadap peningkatan sosial dan pendidikan, WIC berusaha memberikan wanita dari berbagai negara kesempatan untuk bertemu, membina persahabatan, belajar hal-hal baru, berbagi ide, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang berbagai budaya.

Continue Reading

Metro

Tasyakuran Harlah Kopri ke-58 Saresehan & Pembukaan Sekolah Kader Kopri Nasional

Published

on

By

Jakarta — Tasyakuran Hari Lahir (Harlah) KOPRI ke-58 digelar meriah di Gedung Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Salemba Tengah, Jakarta Pusat. Selasa (25/11/25)

Acara dihadiri oleh delegasi KOPRI se-Jabodetabek dan sekaligus menjadi momentum pembukaan Sekolah Kader Kopri Nasional (SKKN) yang diikuti oleh 50 peserta dari berbagai wilayah.

Sejak awal November, rangkaian kegiatan Harlah sudah dimulai dengan Kick Off di Mojokerto, tepatnya di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, dimana Gubernur Jawa Timur dan para pengasuh pesantren ikut hadir.

Salah satu agenda utama adalah penanaman pohon di area pesantren yang didukung penuh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur sebagai bagian dari gerakan ekonomi hijau yang diinisiasi oleh KOPRI PMII.

Ketua KOPRI PB PMII, Wulan Sari Aliyatus Sholikhah, menyampaikan, “Rangkaian agenda Harlah ke-58 bisa berjalan lancar dan penuh makna. KOPRI hadir bukan hanya sebagai organisasi, tapi juga sebagai wadah pemberdayaan perempuan Indonesia untuk menjadi motor penggerak perubahan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Perempuan kini bukan lagi hanya penjaga rumah, tapi penjaga bangsa dan penentu masa depan.”

Lebih lanjut, Wulan menegaskan pentingnya program kaderisasi guna menyiapkan perempuan yang berkualitas dan mandiri. “Kami mengajak seluruh kader berani berpolitik dengan santun dan berwawasan luas demi kemajuan bangsa dan agama,” ujarnya.

Rangkaian agenda Desember mendatang akan diisi dengan Rakornas oleh para Ketua dan Sekretaris KOPRI tingkat provinsi pada 4-7 Desember di Jakarta, dan puncaknya Women Impact Forum pada 10 Desember.

Forum ini menghadirkan inspirator profesional, entrepreneur, dan alumni KOPRI, memperkuat kesadaran akan kekuatan perempuan sebagai pilar bangsa.

Tema Harlah tahun ini sangat relevan dengan persiapan Indonesia menyambut bonus demografi dan Indonesia Emas, dimana perempuan dituntut menjadi kekuatan kokoh bangsa. Para peserta hadir dari berbagai provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi, Kalimantan, dan Bengkulu.

Persiapan tahun mendatang termasuk musyawarah pimpinan nasional dan pembahasan produk hukum internal dengan tujuan memperkuat tata kelola organisasi.

KOPRI membuka peluang besar pemberdayaan kader, terutama generasi muda, mahasiswa, dan perempuan profesional untuk menghadapi tantangan zaman lewat ketangguhan kepemimpinan.

Continue Reading

Metro

Nicki RV, Produser Eksekutif Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” Jelang Penayangan di Bioskop Indonesia 4 Desember 2025

Published

on

By

Jakarta — Menjelang penayangan nasional film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” pada 4 Desember 2025, Produser Eksekutif Nicki RV menyampaikan pesan penuh harapan dan refleksi kepada publik Indonesia. Film ini, yang diangkat dari kisah nyata, siap menggugah perasaan jutaan penonton dengan isu keluarga, luka batin anak, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam masa pertumbuhan.

Nicki RV menegaskan bahwa film ini dibuat bukan hanya sebagai karya seni, tetapi sebagai gerakan kepedulian untuk membuka mata masyarakat terhadap realitas yang sering terlupakan.

Film ini lahir dari kisah yang nyata, dari jeritan hati seorang anak. Kami ingin penonton merasakan, memahami, dan tersentuh bahwa setiap anak berhak mendapatkan cinta, perhatian, dan kehadiran orang tuanya,” ujar Nicki RV.

Sebagai Produser Eksekutif, Nicki RV menyampaikan bahwa proses produksi film ini penuh tantangan emosional. Tim harus memastikan bahwa penyampaian cerita dilakukan dengan peka, menghormati kisah asli, namun tetap menyentuh hati penonton.

“Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali bukan sekadar judul. Ini adalah kalimat yang mengguncang hati kami sejak awal. Kami ingin seluruh Indonesia menyadari bahwa ada banyak Nia di luar sana—anak-anak yang merindukan keluarga yang utuh,” tambahnya.

Film ini menghadirkan kekuatan sinematis melalui alur yang intens dan akting mendalam dari para pemain. Nicki RV berharap karya ini dapat menjadi bahan diskusi nasional tentang kesehatan mental anak, peran keluarga, dan bagaimana masyarakat bisa lebih peduli

Selain itu, ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memenuhi bioskop pada hari penayangan.

Saya berharap film ini tidak hanya ditonton, tetapi dirasakan. Mari kita jadikan 4 Desember 2025 sebagai momentum untuk menyatukan empati kita. Semoga film ini mampu menginspirasi perubahan kecil dalam keluarga, di lingkungan, bahkan di diri kita masing-masing,” katanya.

Dengan kehadiran film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, industri perfilman Indonesia kembali mempersembahkan karya bermakna yang memadukan nilai kemanusiaan dan kualitas sinema yang kuat.

Continue Reading

Metro

Hj. Dra. Elyditra, M.Si., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Deti, Pengurus Gebu Minang : Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, Sebuah Kisah Nyata Penuh Luka, Perjuangan, dan Kekuatan Seorang Anak Bernama Nia

Published

on

By

Jakarta, 24 November 2025 — Dua sosok penting dalam Gebu Minang, Hj. Dra. Elyditra, M.Si., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Deti, Pengurus Gebu Minang, menyampaikan pesan mendalam terkait film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, sebuah film yang mengangkat kisah nyata penuh luka, perjuangan, dan kekuatan seorang anak bernama Nia.

Film ini, yang siap tayang di bioskop seluruh Indonesia, menghadirkan realitas pahit yang dialami banyak anak ketika kehilangan figur orang tua dan menghadapi tekanan psikologis dalam keluarga. Elyditra dan Deti menilai film ini sebagai karya yang mampu membuka mata publik, sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Dalam pernyataannya, Hj. Dra. Elyditra, M.Si. menekankan bahwa film ini adalah potret nyata kondisi yang masih sering terjadi di masyarakat.“Ketika seorang anak bertanya ‘Haruskah aku mati agar ayah kembali?’, itu adalah jeritan batin yang tidak boleh kita biarkan. Film ini mengingatkan kita bahwa perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan. Mereka membutuhkan kasih sayang, perlindungan, dan kepastian hadirnya keluarga yang sehat,” ujar Elyditra.

Sementara itu, Deti memberikan apresiasi kepada seluruh tim produksi yang berani mengangkat kisah sensitif ini agar dapat menjadi bahan refleksi bagi masyarakat luas.

“Film ini menyentuh hati. Tidak hanya menggugah emosi, tetapi juga mengajak kita bertanya: apakah kita sudah cukup peduli terhadap anak-anak di sekitar kita? Semoga film ini menjadi pemantik empati dan menjadi pelajaran bahwa setiap anak berhak bahagia dan merasa dicintai,” ungkap Deti.

Keduanya berharap film ini dapat menjadi jembatan edukasi bagi para orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk memahami lebih dalam dampak psikologis yang ditimbulkan oleh konflik keluarga terhadap anak. Mereka menilai karya ini bisa menjadi penggerak perubahan dalam cara masyarakat memperlakukan dan melindungi anak.

Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk menonton film ini, bukan sekadar sebagai hiburan, tetapi sebagai renungan. Mari kita bangun keluarga yang saling menghargai, saling menguatkan, dan bebas dari kekerasan,” tutup Elyditra.

Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” diprediksi menjadi salah satu film paling emosional pada tahun ini, membawa pesan kuat tentang kasih sayang, penyembuhan, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam kehidupan seorang anak.

Continue Reading

Trending