Connect with us

Metro

Haudhi Ramdayuza, ST., IPM.,ASEAN Eng.: Negara – Negara Maju Lakukan Riiset Lewat Kampus Percepatan Transisi Energi Nasional

Published

on

Jakarta, – Indonesia sedang memasuki babak baru dalam peta transformasi energi dunia. Transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT) tidak hanya menjadi agenda iklim global, tetapi juga jalan strategis untuk mewujudkan kemandirian energi nasional.

Melihat urgensi tersebut, Pemuda Nusantara menggelar program “Goes To Campus” dengan mengangkat tema: “Mendorong Peran Kampus Dalam Transisi Energi dan Penguatan SDM untuk Energi Baru Terbarukan (EBT)”  di Aula Teknik Industri Universitas Trisakti Jakarta, Senin (21/07/25).

Sebagai salah satu pembicara seminar Founder Profesional Muda Haudhi Ramdayuza, ST., IPM.,ASEAN Eng., mengatakan semua energi baru terbarukan (EBT )merupakan energi berkelanjutan, karena senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir atau antisipasi akan kehabisan sumbernya.

Sumber energi ini dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan energi fosil, karena menghasilkan gas rumah kaca. Contoh energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air, proses biologi, dan panas bumi. Energi ini lebih ramah lingkungan karena sedikit menghasilkan emisi karbon dibanding dengan energi fosil.

Untuk itu perlu kolaborasi lintas sektoral mendukung green job atau pekerjaan hijau untuk  efisiensi bahan baku, energi terbarukan, pembatasan emisi gas rumah kaca, peminimalan sampah dan polusi, pelestarian ekosistem serta mendukung proses adaptasi terhadap perubahan iklim, bebernya.

Sebagaimana diketahui  “Pada Rancangan Peraturan Pemerintah [RPP] KEN target dekarbonisasi mencapai puncak emisi di 2035 dan net zero emission di 2060, dan target bauran EBT sebesar 70% sampai 72% di 2060,” ujarnya.

Haudhi menambahkan negara -negara maju melakukan riset lewat kampus. Kegiatan ini bertujuan untuk membuka ruang dialog antara mahasiswa, akademisi, pelaku industri, dan pemerintah dalam memperkuat kontribusi kampus terhadap percepatan transisi energi nasional.

Lebih dari itu, seminar ini menjadi forum untuk membangun link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha (DUDI), khususnya sektor energi hijau, guna menjawab tantangan pengangguran sarjana dan ketidaksesuaian kompetensi lulusan terhadap kebutuhan industri, pungkasnya.

Manfaat EBT untuk Ketahanan Energi yaitu ;
1. Akses dan distribusi merata ; sumber energi tersebar memungkin akses listrik ke pelosok
2. Harga stabil jangka panjang ; kurangi ketergantungan impor dan volatilitas harga global
3. Lapangan kerja hijau ; mendorong pertumbuhan industri lokal dan penciptaan lapangan kerja
4. Dukung hilirisasi & elektrifikasi ; penyediaan energi bersih untuk industri dan rumah tangga

Tantangan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan :
1. Biaya investasi tinggi ; modal awal besar menghambat adopsi massal
2. Regulasi & insentif ; ketidakpastian kebijakan menghambat investor
3. Infrastruktur terbatas ; jaringan transmisi dan distribusi belum memadai
4. Teknologi & sdm ; penyebaran teknologi dan keahlian belum merata

Arah Strategi Pengembangan Energi Baru Terbarukan :
1. Regulasi & insentif pro-EBT ; ciptakan iklim yang menarik dan stabil
2. Investasi & kemitraan ; libatkan sektor publik dan swasta secara sinergis
3. Inovasi & transfer teknologi ; dorong riset dan adaptasi teknologi muktahir
4. Kesiapan sdm energi muda ; kembangkan talenta muda melalui pendidikan dan pelatihan
5. R&D, digitalisasi, smart grid ; fokus pada penelitian, pengembangan dan infrastruktur cerdas

Urgensi Energi Baru Terbarukan :
1. Target bauran energi ; 23% EBT pada tahun 2025
2. Komitmen Net Zero emission ; Indonesia berkomitmen mencapai NZE 2060
3. Ketahanan & berkelanjutan ; EBT dorong kemandirian dan masa depan enetgi

Inovasi Energi Terbarukan Di Kampus

Kampus dapat menjadi pelopor dalam implementasi proyek energi baru terbarukan dan memngembangkan sdm unggul dibidang ini :
1. Pemasangan PLTS ; diatap gedung untuk energi bersih
2. Stasiun EV Charging ; mendukung mobilitas listrik kampus
3. Lampu jalan tenaga surya ; penerangan ramah lingkungan di kampus
4. Pembangkit angin mini ; untuk mendukung laboratorium teknik
5. Biogas & Biomassa ; dari limbah organik kantin dan pertanian
6. Green kampus monitoring ; sistem berbasis IOT untuk efisiensi energi

Continue Reading

Metro

Ketum Bahlil: Saya Jatuh Hati ke Zaki, Dia Mendukung Tanpa Embel-Embel

Published

on

By

JAKARTA – JAKARTA – Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, secara khusus memuji Ahmed Zaki Iskandar saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) XI Golkar DKI Jakarta di Ballroom Hotel Sultan, Kamis, 23 Juli 2025.

Bahlil menyatakan kekagumannya terhadap loyalitas dan dedikasi Zaki yang dinilai tanpa embel-embel.

Bahlil menjelaskan bahwa Zaki adalah salah satu tokoh pertama yang memberikan dukungan kepadanya saat proses pencalonan Ketua Umum Golkar pada saat Munas XI yang lalu.

“Saya jatuh hati ke Zaki karena dia yang pertama memberikan dukungan ke saya (waktu Munas) dan tanpa embel-embel,” ungkap Bahlil.

Selain itu, Bahlil menilai Zaki berhasil memimpin Partai Golkar Jakarta. “Kalau pemimpin berhasil, kita harus akui secara objektif. Zaki ini berhasil, harus kita akui,” ujar Bahlil.

Menurut Bahlil, di bawah kepemimpinan Zaki pada periode 2020–2025, Golkar DKI Jakarta berhasil mencatatkan capaian signifikan, terutama dalam perolehan kursi legislatif.

“Pak Zaki telah memimpin secara baik Golkar DKI dengan menambah kursi DPR Provinsi dari enam menjadi 10. Dari tidak pernah menjadi pimpinan, sekarang menjadi pimpinan (DPRD DKI),” ujarnya.

Tak hanya di tingkat provinsi, perolehan kursi Golkar dari DKI Jakarta untuk DPR RI juga meningkat.

“Di DPR RI ada tiga dapil, dari satu menjadi dua. Kami akan memberikan target, kami minimal harus tiga dapil ini harus ada punya perwakilan di DPR RI,” tegas Bahlil.

Musda XI ini, lanjut Bahlil, menjadi momentum penting untuk melanjutkan konsolidasi dan memperkuat posisi Partai Golkar di Jakarta.

Bahlil berharap hasil Musda akan melahirkan kepemimpinan baru yang mampu mempertahankan bahkan melampaui capaian periode sebelumnya.

“Semoga Musda-nya bisa berjalan baik, lancar, terpilih ketua umum, program kerja yang baik, dan untuk Golkar ke depan yang lebih baik bisa menambah kursi,” ucapnya.

Sementara itu Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, peningkatan jumlah kursi di legislatif merupakan buah dari kerja sama semua pihak, terutama mesin partai.

Pada Pileg 2029 nanti, Zaki menargetkan perolehan jumlah kursi DPR di Dapil DKI Jakarta bertambah menjadi tiga, dan kursi DPRD menjadi 15.

“Ini membuktikan kerja-kerja politik dan seluruh kader partai Golkar di Provinsi DKI Jakarta ini, diterima dan diapresiasi oleh masyarakat Jakarta. Tanpa Bapak dan Ibu, 10 kursi di DPRD dan dua kursi di DPR tidak akan tercapai saat Pileg 2024 lalu,” pungkasnya.

Musyawarah Daerah XI Partai Golkar DKI Jakarta digelar selama dua hari, pada Rabu (23/7/2025) hingga Kamis (24/7/2025), dengan agenda utama pemilihan Ketua DPD dan penyusunan program kerja menuju Pemilu 2029.

Continue Reading

Metro

Hasil Musda DPD Partai Golkar Ahmed Zaki Iskandar Kembali Terpilih Aklamasi Menjadi Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta 2025–2030

Published

on

By

Jakarta, — Ahmed Zaki Iskandar dipastikan maju sebagai calon tunggal dalam pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DKI Jakarta untuk periode 2025–2030. Kepastian ini diumumkan menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar DKI Jakarta.

Ketua Panitia Pengarah Musda XI, Judistira Hermawan, mengungkapkan bahwa selama masa pendaftaran yang berlangsung pada 19–20 Juli 2025, terdapat dua nama yang mendaftar sebagai calon ketua, yakni Ahmed Zaki Iskandar dan Mustafa M. Raja. Namun, setelah melalui proses administrasi dan verifikasi faktual pada 21–22 Juli, hanya Ahmed Zaki yang dinyatakan memenuhi syarat.

“Kami menetapkan bahwa Ahmed Zaki Iskandar mendapat dukungan dari sembilan pemilik suara sah atau sekitar 75 persen. Sementara itu, Mustafa M. Raja hanya memperoleh satu suara sah,” ujar Judistira dalam konferensi pers di Kantor DPD Golkar DKI Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam (22/7/2025).

Ia menjelaskan bahwa terdapat total 12 suara sah dari berbagai unsur, antara lain satu suara dari pengurus demisioner, satu dari DPP, satu ormas pendiri, satu ormas sayap, satu ormas yang didirikan, satu dari Dewan Pertimbangan, serta enam suara dari DPD Golkar kabupaten/kota se-DKI Jakarta.

Dukungan terhadap Zaki datang dari lima DPD II kabupaten/kota, Dewan Pertimbangan Partai Golkar DKI Jakarta, DPD I Golkar DKI, serta ormas yang didirikan seperti MDI, Satkar Ulama, Pengajian Al-Hidayah, HWK, dan organisasi sayap seperti SOKSI, MKGR, KOSGORO, AMPI, KPPG dan AMPG.

Sementara itu, Mustafa hanya mendapat satu suara dari DPD II Partai Golkar Jakarta Barat.

” Satu suara dari unsur ormas pendiri, yang terdiri dari MKGR, Kosgoro 1957, dan SOKSI, dinyatakan tidak sah,”  tambah Judistira.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa hasil verifikasi dan penetapan ini akan dibawa ke forum Musda XI untuk disahkan secara resmi.

Musda XI DPD Partai Golkar DKI Jakarta sendiri dijadwalkan berlangsung selama dua hari, Rabu dan Kamis (23–24 Juli 2025), bertempat di Hotel Sultan, Jakarta.

“Kami berharap seluruh kader Partai Golkar di Jakarta dapat menerima hasil ini dengan lapang dada dan tetap menjaga soliditas demi kemajuan partai ke depan,” jelas Judistira.

Continue Reading

Metro

Pemuda Nusantara Goes To Campus: Mendorong Peran Kampus dalam Transisi Energi dan Penguatan SDM EBT

Published

on

By

Jakarta, 21 Juli 2025, Indonesia sedang memasuki babak baru dalam peta transformasi energi dunia. Transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT) tidak hanya menjadi agenda iklim global, tetapi juga jalan strategis untuk mewujudkan kemandirian energi nasional. Dalam berbagai forum internasional, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia dalam mempercepat hilirisasi dan transformasi energi berbasis potensi dalam negeri.

Hal ini sejalan dengan visi besar Asta Cita, di mana penguasaan teknologi energi bersih harus ditopang oleh kesiapan sumber daya manusia (SDM) unggul di berbagai daerah. Melihat urgensi tersebut, Pemuda Nusantara menggelar program “Goes To Campus” dengan mengangkat tema:
“Mendorong Peran Kampus Dalam Transisi Energi dan Penguatan SDM untuk Energi Baru Terbarukan (EBT)”ini adalah kegiatan launching awal program dilaksanakan secara offline pada Senin, 21 Juli 2025 di Aula Teknik Industri Universitas Trisakti, Jakarta.

Kegiatan ini bertujuan untuk membuka ruang dialog antara mahasiswa, akademisi, pelaku industri, dan pemerintah dalam memperkuat kontribusi kampus terhadap percepatan transisi energi nasional. Lebih dari itu, seminar ini menjadi forum untuk membangun link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha (DUDI), khususnya sektor energi hijau, guna menjawab tantangan pengangguran sarjana dan ketidaksesuaian kompetensi lulusan terhadap kebutuhan industri.
“Fenomena 1 juta pengangguran sarjana di Indonesia hari ini bukan hanya soal kurangnya lapangan kerja, tetapi juga karena belum siapnya SDM kita memasuki industri strategis seperti EBT.

Kampus dan industri harus bersinergi, agar lulusan tidak hanya pintar secara teori, tapi juga siap kerja dan berinovasi,” ujar Ir. Panji Sukma Nugraha, Direktur Eksekutif Pemuda Nusantara. Menurut data BPS (Februari 2024), sebanyak 13,2% pengangguran terbuka berasal dari lulusan pendidikan tinggi, yang setara dengan lebih dari 1 juta sarjana.

Di sisi lain, survei McKinsey dan World Economic Forum (2023) menunjukkan bahwa 60% perusahaan kesulitan mendapatkan tenaga kerja terampil dari lulusan baru. Ketimpangan ini menandakan perlunya desain ulang sistem pendidikan tinggi agar lebih aplikatif dan relevan terhadap kebutuhan sektor-sektor prioritas, termasuk energi terbarukan.

Pemuda Nusantara mendorong agar program-program studi di kampus mulai memasukkan praktik magang industri sebagai bagian wajib kurikulum, memperkuat kolaborasi riset bersama BUMN dan swasta, serta memfasilitasi pelatihan vokasi yang terstandarisasi. Selain itu, seminar ini juga mendorong penyusunan rekomendasi kolaboratif untuk penguatan SDM energi hijau, termasuk:
1. Revitalisasi kurikulum agar link and match dengan kebutuhan industri EBT.
2. Insentif bagi industri yang menyerap lulusan baru melalui program on-the-job training.
3. Pengembangan pusat unggulan riset dan inovasi EBT di kampus.
4. Pemetaan potensi EBT lokal sebagai sumber pembelajaran dan pengabdian masyarakat.
5. Integrasi pembinaan kepemudaan energi hijau dalam kebijakan pemerintah daerah.
Program “Goes To Campus” ini juga menjadi wadah regenerasi pemimpin muda daerah yang visioner dan siap membawa Kalimantan, Papua, Sumatera, dan kawasan lain sebagai pusat energi hijau nasional. Kampus tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi harus bertransformasi menjadi laboratorium masa depan energi Indonesia.

Seminar ini dihadiri oleh berbagai narasumber dari unsur legislatif, industri energi, akademisi, dan pemerintah daerah. Harapannya, semangat kolaboratif ini bisa menjadi model bagi transformasi pendidikan dan ketenagakerjaan nasional yang lebih responsif terhadap tantangan zaman.

Continue Reading

Trending