Connect with us

Metro

Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Gelar Seminar Tema “Sinergi dan Deklarasi Memberantas Kekerasan Terhadap Perempuan”

Published

on

Jakarta, – Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) menyelenggarakan kegiatan seminar dengan tema “Sinergi dan Deklarasi Memberantas Kekerasan Terhadap Perempuan”  di Gedung Kemendiktisaintek,  Rabu (20/08/25).

Berbagai kalangan yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi, dan tokoh nasional menggelar deklarasi bersama untuk memberantas kekerasan terhadap perempuan. Menjadi simbol komitmen bersama lintas sektor

Deklarasi itu dibacakan sekaligus ditandatangani oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauziah, Wakil Menteri Diktisaintek, Prof. Fauzan, Ketua Umum DPP Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) serta jajaran akademisi.

Ditemui di sela-sela acara Ketua DPW ADI DKI Jakarta Prof. Dr. Budiharjo, M.Si. yang juga ketua penyelenggara acara menyoroti kekerasan yang terjadi perempuan.  Diharapkan ada kerja sama melibatkan seluruh stakeholder dalam rangka memberantas kekerasan di efek perempuan.

Berangkat dari masalah tersebut salah satunya menggunakan piranti perguruan tinggi (PT).  Karena di PT juga ada kasus-kasus di dalamnya. Diharapkan PT tidak hanya mencetak anak bangsa yang mempunyai intelejensi tapi diharapkan menemukan Kompas moral, tegas Prof. Budiharjo.

Kompas moral diharapkan datang dari PT sehingga penjabarannya dapat dijadikan sebuah  raw model. Untuk itu  kita mencoba dengan upaya ada sebuah penandatanganan bersama sehingga nanti diupayakan ada semacam pola penanganan yang terpola.
Ada pola sistem strategi yang kuat dalam rangka upaya untuk mengurangi kekerasan posisi di aspek perempuan, jelas Prof. Budiharjo.

Lanjut Prof.  Budiharjo kekerasan terhadap perempuan  tidak bicara tersendiri tapi pasti ada faktor- faktor  yang melatarbelakangi.  Bagaimanapun  juga  aspek pendidikan, aspek ekonomi dan  aspek budaya itu harus disentuh suatu saat kelak sebagai pintu masuk untuk bersama-sama dalam mengatasi kekerasan terhadap perempuan, sambungnya.

Menurut Prof. Budiharjo  nantinya diharapkan ada satgas yang akan mengawal setiap kampus dijadikan sebuah garda terdepan dalam rangka untuk mengawal sebuah peristiwa kejadian yang amoral. Sehingga tidak terjadi lagi di lingkungan kampus.

Karena lingkungan kampus seharusnya ada dalam sebuah situasi dan kondisi anak bangsa yang terdidik. Tapi faktanya bahwa saat ini di lingkungan kampus apalagi di lingkungan masyarakat semua kejadian terus berlanjut. Pasti ada yang salah adalah akar moral. Nah untuk ke depan ada sebuah sistem mekanisme yang menempatkan moral dijadikan primadona atau moral dijadikan panglima untuk ada di setiap tingkatan di PT , di sosial kemasyarakatan atau tokoh-tokoh agama yang lainnya.

Peran pemerintah saya kira sudah optimal. Karena pemerintah mencoba untuk  melakukan fasilitasi jika terjadi sesuatu kepada warganya. Ia patut untuk dilindungi untuk tidak terkena ancaman. Makanya diberikan tempat tempat rumah singgah atau rumah aman dan orang tidak tau.

Tapi dalam prakteknya banyak korban yang tidak melaporkan karena mungkin satu malu atau aib atau kemungkinan juga menjadi stigma bagi banyak pihak yang menempatkan seseorang korban itu masa depannya tertutup karena stigma yang dibebankan kepada yang bersangkutan.

Untuk itu pemerintah harus pandai  untuk memberikan sebuah fasilitasi agar korban tidak mendapatkan stigma yang buruk.

Kita harapkan pemerintah mengambil garda yang paling depan dan kita mendukung  Asta Cita nomor 4 Presiden Prabowo.  Menjadi pintu masuk kita untuk membantu Presiden Prabowo mengamankan aspek keadilan, pungkasnya

Continue Reading

Metro

Ketua Umum (APL-CNGI), Dian Kuncoro : Pentingnya kolaborasi Antara Pelaku Usaha Muda Dengan Perusahaan Penyedia Energi Nasional

Published

on

By

Jakarta, — Dalam upaya memperkuat transformasi ekonomi nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyelenggarakan Workshop & Business Opportunity bertajuk “Peluang Kolaborasi Bisnis BBM dan Gas bersama Pengusaha Muda”, di The Glass Gallery, Menara Sunlife, Kuningan, Jakarta Selatan.Selasa(21/10/2025),

Kegiatan ini menjadi bagian dari semangat HIPMI untuk mendorong lahirnya generasi pengusaha muda yang adaptif terhadap perkembangan sektor energi dan berperan aktif dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Forum ini menghadirkan para pelaku usaha lintas sektor untuk berdiskusi, membangun jejaring, serta menjajaki peluang kerja sama strategis, khususnya di bidang energi gas bumi.

Kolaborasi Strategis di Sektor Energi

Salah satu pembicara dalam diskusi panel, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Liquefied & Compressed Natural Gas Indonesia (APL-CNGI), Dian Kuncoro, menjelaskan pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha muda dengan perusahaan penyedia energi nasional.

“CNG (Compressed Natural Gas) dan LNG (Liquefied Natural Gas) merupakan solusi distribusi gas bumi bagi pelanggan yang belum terhubung dengan jaringan pipa. Jadi, gas bumi ini bisa tetap dimanfaatkan tanpa perlu infrastruktur pipa,” jelas Dian.

Menurutnya, perusahaan yang tergabung dalam APL-CNGI berperan untuk mendistribusikan gas bumi melalui dua bentuk tersebut—yakni gas bertekanan (CNG) dan gas cair (LNG)—dengan sistem pengiriman langsung ke pelanggan menggunakan truk atau kapal.

“Kolaborasi dengan teman-teman HIPMI bisa terjadi di berbagai lini, mulai dari penyediaan transportasi, investasi infrastruktur, hingga perdagangan gasnya sendiri. Bahkan, HIPMI bisa ikut terlibat dalam penyediaan sarana transportasi seperti truk dan kapal,” tambah Dian.

Peluang Investasi dan Keuntungan

Dian juga memaparkan bahwa sektor ini terbuka luas bagi investor muda, dengan potensi keuntungan yang menjanjikan.

“Skema investasinya tergantung kapasitas usaha. Untuk transportasi gas, misalnya, investasi truk bisa mulai dari Rp100 juta hingga Rp2 miliar, sementara kapal bisa di atas Rp10 miliar. Tingkat pengembalian investasi (IRR) berada di kisaran 11–12 persen, dengan masa balik modal sekitar 4–5 tahun,” ungkapnya.

Namun, ia menegaskan bahwa calon pengusaha yang ingin terjun ke bisnis gas bumi perlu memiliki izin resmi.

“Untuk menjadi pelaku usaha CNG atau LNG, wajib memiliki izin niaga yang dikeluarkan BKPM dengan verifikasi dari Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas,” kata Dian.

Mendorong Energi Nasional Tanpa Ketergantungan Impor

Selain aspek bisnis, Dian menyoroti pentingnya optimalisasi gas bumi domestik untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi.

“Indonesia memiliki sumber daya gas bumi yang melimpah. Kalau kita bisa memanfaatkannya dengan baik, kita bisa kurangi impor BBM maupun LPG. Ini bukan hanya soal bisnis, tapi soal kemandirian energi nasional,” ujarnya.

Melalui forum ini, HIPMI berharap para pengusaha muda dapat mengambil peran aktif dalam membangun ekosistem bisnis energi yang inklusif dan berdaya saing, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

“Acara ini bukan sekadar ajang diskusi, tapi momentum untuk menciptakan kolaborasi nyata antara pengusaha muda dengan sektor energi nasional. Kita ingin membentuk arah baru transformasi ekonomi Indonesia,” tutup panitia penyelenggara.

Continue Reading

Metro

M. Faisal Thamrin Ketua Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Datang Hadir Seminar Nasional Sebagai Narasumber

Published

on

By

Jakarta, – Dalam upaya memperkuat ekonomi halal sekaligus menjaga semangat persatuan bangsa, digelar Seminar Nasional bertema “Pemuda Penggerak Ekosistem Halal Penjaga Persatuan Bangsa”. Yang dilaksanakan di Asrama Haji Pondok Gedek pada Senen 20 oktober 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, pelaku usaha muda, akademisi, hingga lembaga pemeriksa halal.

Ketua Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) M. Faisal Thamrin, yang menjadi salah satu narasumber utama, menegaskan pentingnya peran strategis pemuda dalam membangun dan memperluas ekosistem halal di Indonesia.

“Pemuda hari ini memiliki potensi luar biasa dalam menggerakkan industri halal. Mereka adalah generasi kreatif dan digital yang mampu memperkenalkan nilai-nilai halal ke dunia dengan cara yang modern, inklusif, dan berdaya saing,” ujar Faisal Thamrin.

Menurutnya, penguatan ekosistem halal bukan hanya tentang sertifikasi produk, melainkan juga mencakup pembentukan budaya dan gaya hidup yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran, kebersihan, dan keberlanjutan.

“Gerakan halal sejatinya adalah gerakan moral dan sosial. Ketika pemuda memahami hal itu, mereka bukan hanya menjadi pelaku ekonomi, tapi juga penjaga nilai dan persatuan bangsa,” lanjutnya.

Dalam seminar tersebut juga dibahas bagaimana ekosistem halal dapat menjadi jembatan bagi persaudaraan lintas agama dan suku. Faisal menekankan bahwa nilai halal memiliki sifat universal dan bisa diterima oleh semua kalangan.

“Halal bukan hanya milik umat Islam. Prinsipnya adalah kebaikan, kebersihan, dan keadilan. Melalui gerakan ini, kita bisa memperkuat rasa saling menghargai dan mempererat persatuan,” tambahnya.

Seminar ini menjadi momentum penting bagi generasi muda untuk memahami potensi besar industri halal sebagai sektor ekonomi masa depan yang menjanjikan. Selain meningkatkan pemahaman, kegiatan ini juga diharapkan melahirkan kolaborasi antara lembaga halal, pemerintah, kampus, dan pelaku usaha muda.

“Harapan kami, setelah seminar ini, akan muncul lebih banyak pemuda yang menjadi penggerak halal di lingkungannya masing-masing. Mereka bisa menjadi motor penggerak ekonomi yang bersih, adil, dan beretika,” tutup Faisal Thamrin.

Continue Reading

Metro

Pengukuhan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Perempuan Minang Indonesia (PPMI)

Published

on

By

Continue Reading

Trending