Connect with us

Metro

Dukung Program Vaksin Covid 19 Nasional

Published

on

Jakarta, – Virus Covid-19 atau Corona dan vaksin sekarang ini tidak dapat dipisahkan. 10 bulan lamanya Covid-19 telah menjadi pandemi di seluruh dunia dan dengan telah ditemukannya vaksin Covid-19 maka seluruh dunia mulai memberikan vaksin kepada warganya.

Begitu juga dengan Indonesia yang mulai memberikan suntikan vaksin pertama kali kepada Presiden Jokowi 13/01/2021. Adapun Vaksin Sinovac yang dibeli dari Cina dan telah didistribusikan ke seluruh daerah di Indonesia banyak pro dan kontra mengenai hal ini.

“Saya siap ingin secepatnya divaksin,” kata Chusnul Marif ketika dijumpai media beberapa waktu lalu

Chusnul (lantar belakangnya ekonomi dan perbankan ) juga mengatakan bahwa selama pandemi ini dirinya telah Work From Home (WFH). “Saya pribadi hampir 1 tahun ini melakukan kegiatan yang 80% di rumah dan 20% di luar rumah,” ujarnya

Selanjutnya, Chusnul juga menambahkan bahwa vaksin adalah usaha Pemerintah untuk melindungi warganya dari Covid-19.
“Upaya Pemerintah mendatangkan vaksin adalah angin segar untuk melindungi rakyat Indonesia dari bahaya Covid-19 yang melanda seluruh dunia,” tuturnya lagi.

Mengenai banyaknya berita-berita yang negatif mengenai program vaksin, Chusnul mengatakan bahwa itu adalah upaya untuk menggagalkan program vaksin. “ Berita-berita negatif dari kelompok tertentu adalah upaya untuk menggagalkan program ini. Apalagi dengan banyaknya hoax untuk mempengaruhi yang bisa dipengaruhi,” tutup Chusnul yang juga sebagai pimpinan BUMD di Jakarta pria asal Madura Jatim juga alumni Univesitas Jember

Continue Reading

Metro

Ade Herman Wakil Ketua Umum Yayasan Maya Saribakti Utama : Perguruan Tinggi Swasta Memiliki Peran Strategis Garda Terdepan SDM Unggul Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Published

on

By

Jakarta, – Wakil Ketua Umum Yayasan Maya Saribakti Utama, Ade Herman, menegaskan bahwa perguruan tinggi swasta (PTS) memiliki peran strategis sebagai garda terdepan dalam menyiapkan SDM unggul menuju visi Indonesia Emas 2045.

Hal tersebut ia sampaikan dalam  acara Pengukuhan Pengurus Pusat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dan Rembug Nasional Pendidikan Tinggi yang digelar di Hotel Krakatau, Jakarta, Senin (17/11/25).

Ade Herman menekankan bahwa APTISI harus memperkuat kolaborasi lintas sektor dan memastikan seluruh PTS bergerak dalam satu arah: meningkatkan kualitas pendidikan melalui inovasi, tata kelola modern, dan keberpihakan pada pemerataan akses.

“APTISI harus menjadi motor perubahan,”
ujar Ade Herman.

Menurutnya, tantangan pendidikan tinggi saat ini bukan hanya peningkatan kualitas akademik, tetapi juga kemampuan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, kebutuhan industri, serta perubahan sosial yang semakin cepat.

Ade Herman menambahkan langkah strategis yang perlu segera dipercepat oleh APTISI dan seluruh PTS di Indonesia:

1. Penguatan Ekosistem Inovasi dan Digitalisasi PTS harus berani melakukan transformasi digital dalam pengajaran, riset, dan layanan akademik agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
2. Konektivitas dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Kolaborasi terarah dengan sektor industri menjadi kunci dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi relevan dan siap kerja.
3. Pemerataan Akses dan Kualitas
APTISI diharapkan memperjuangkan agar tidak ada kesenjangan kualitas antara PTS besar dan PTS yang sedang berkembang—baik dalam hal teknologi, kurikulum, maupun peluang pendanaan.

Ade Herman menegaskan komitmen yayasannya untuk terus mengambil peran dalam memperkuat ekosistem pendidikan tinggi nasional.

Ia menilai bahwa rembug nasional seperti ini menjadi wadah penting untuk menyatukan visi dan mempertegas arah gerak perguruan tinggi swasta.

“Menuju Indonesia Emas 2045, kita tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. PTS harus bersatu, berkolaborasi, dan meningkatkan kualitas SDM secara berkelanjutan,” jelasnya.

Percepatan transformasi pendidikan tinggi  diharapkan menjadi tonggak baru penguatan SDM perguruan tinggi dalam  menuju Indonesia Emas, pungkasnya.

Continue Reading

Metro

Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ridwan, S.E., M.M., Rektor Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang periode 2025–2029, Hadiri Acara Pengukuhan Pengurus APTISI

Published

on

By

Jakarta –  Rektor Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang periode 2025–2029,  Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ridwan, S.E., M.M., menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) sekaligus Rembug Nasional Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar di Hotel Krakatau, Jakarta, Senin (17/11/25).

Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ridwan,  ia menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk menjawab tantangan besar dunia pendidikan tinggi dalam dua dekade mendatang.

Dalam pernyataannya, Dr. Muhammad Ridwan menyampaikan bahwa pengukuhan pengurus APTISI periode baru menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran perguruan tinggi swasta sebagai pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia.

“APTISI harus menjadi motor transformasi pendidikan tinggi. Kita tidak hanya berbicara tentang kualitas akademik, tetapi juga tentang kesiapan mahasiswa menghadapi perubahan teknologi, ekonomi digital, dan kompetisi global menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Menurutnya, tantangan pendidikan tinggi semakin kompleks, mulai dari disrupsi teknologi, kebutuhan akan kompetensi baru, hingga tuntutan dunia industri yang berubah sangat cepat. Karena itu, ia menegaskan bahwa PTS harus mampu memimpin inovasi, bukan sekadar mengikuti.

“UPI YPTK Padang siap memperkuat kontribusinya melalui penelitian terapan, kolaborasi industri, serta digitalisasi proses pembelajaran. Kita ingin mahasiswa bukan hanya lulus, tetapi unggul dan relevan dengan zaman,” tambahnya.

Dr. Muhammad Ridwan menilai bahwa rembug nasional ini menjadi wadah strategis bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan tinggi untuk membangun visi bersama menuju 2045. Ia menyebutkan bahwa kolaborasi antar-PTS, pemerintah, dan dunia usaha harus diwujudkan dalam program konkret, seperti peningkatan mutu dosen, pertukaran mahasiswa, digital learning platform, hingga hilirisasi inovasi kampus.

“Jika kita bergerak bersama, kualitas perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya meningkat, tetapi juga mampu mendunia,” tegasnya.

Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang adalah sebuah perguruan tinggi swasta di Padang yang awalnya merupakan gabungan dari STMIK, AMIK, dan STIE, lalu berkembang menjadi universitas dengan izin dari Kemendiknas pada tahun 2001. Universitas ini merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terbesar di LLDIKTI Wilayah X dan dikenal karena rekam jejak pendiriannya dengan Jumlah mahasiswa aktif lebih dari 13.000

Continue Reading

Metro

David Selan Tekankan Regulasi Berkeadilan Untuk Daerah 3T pada Pelantikan Pengurus APTISI Pusat 2025–2030 dan Rembug Nasional

Published

on

By

Jakarta — Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) resmi melantik Pengurus APTISI Pusat Periode 2025–2030 pada momentum bersejarah yang dirangkaikan dengan Rembug Nasional Pendidikan Tinggi, mengusung tema strategis “Arah Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045.” Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kontribusi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam pembangunan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing global. Acara ini bertempat The Krakatau Grand Ballroom Jl.Taman Mini Indonesia Indah, Cipayung, pada hari Senin (17/11/2025).

Forum ini juga akan dihadiri tokoh-tokoh penting, antara lain:Ketua Dewan Pembina Formas 2045 Hashim Djojohadikusumo Menteri Diktisaintek, Brian Yuliarto Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Saifudian, Mendagri Tito Karnavian, Menko PMK Pratikno, serta pemangku kepentingan strategis di bidang pendidikan tinggi. Momentum ini sekaligus menegaskan komitmen APTISI dalam memperkuat kolaborasi nasional untuk menjawab tantangan transformasi pendidikan di era digital, disrupsi teknologi, dan kompetisi global.

Sekretaris APTISI Wilayah XV Nusa Tenggara Timur (NTT), David Selan, menyampaikan perhatian serius terkait implementasi regulasi pendidikan tinggi yang dinilai harus lebih berpihak pada perguruan tinggi di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Hal ini disampaikan saat menghadiri Pelantikan Pengurus APTISI Pusat Periode 2025–2030 yang dirangkaikan dengan Rembug Nasional APTISI.

Dalam forum nasional yang mempertemukan pimpinan PTS seluruh Indonesia tersebut, David menegaskan bahwa NTT dan wilayah-wilayah 3T lainnya masih menghadapi tantangan besar terkait infrastruktur pendidikan, akses teknologi, pendanaan, hingga pemerataan kualitas dosen.

“Regulasi pemerintah harus berjalan bukan hanya di atas kertas, tetapi benar-benar diimplementasikan. Dan implementasi itu harus berpihak pada perguruan tinggi di wilayah 3T. Tanpa keberpihakan regulatif, perguruan tinggi di daerah seperti NTT akan selalu tertinggal,” tegas David Selan.

Ia menilai bahwa semangat pemerataan pendidikan tinggi belum sepenuhnya terwujud karena sejumlah kebijakan belum mempertimbangkan kondisi geografis, sosial, dan ekonomi wilayah terpencil. Oleh karena itu, APTISI perlu memperkuat advokasi agar regulasi pendidikan tinggi lebih realistis dan adaptif terhadap kebutuhan daerah.

Beberapa dorongan penting yang disampaikan David Selan dalam Rembug Nasional antara lain:

* Penyusunan kebijakan afirmatif untuk perguruan tinggi di wilayah 3T,
* Dukungan pendanaan operasional dan pengembangan SDM secara berkelanjutan,
* Percepatan digitalisasi dan penyediaan infrastruktur teknologi pendidikan,
* Kemudahan kerja sama antara perguruan tinggi di 3T dengan kampus besar di pusat,
* Penyederhanaan regulasi yang dianggap membebani PTS kecil dan menengah.

“Jika Indonesia ingin mencapai visi Indonesia Emas 2045, maka seluruh daerah harus tumbuh bersama. Tidak boleh ada ketimpangan. Perguruan tinggi di NTT dan wilayah 3T harus mendapat ruang, akses, dan dukungan regulatif yang sama untuk berkembang,” ujarnya.

Pelantikan Pengurus APTISI Pusat 2025–2030 ini menjadi momentum bagi APTISI untuk memperkuat peran strategisnya sebagai jembatan kepentingan PTS di seluruh wilayah Indonesia. Melalui forum Rembug Nasional, David Selan berharap tuntutan percepatan regulasi berpihak 3T dapat menjadi agenda perjuangan bersama.

APTISI diharapkan semakin solid dalam mengawal kebijakan yang adil, inklusif, dan memajukan seluruh PTS demi tercapainya kualitas pendidikan tinggi nasional yang merata.

Continue Reading

Trending