Connect with us

Metro

*FWJ Korwil Jakut Resmi Dilantik Untuk Periode 2021 – 2024*

Published

on

JAKARTA – Forum Wartawan Jakarta – Indonesia (FWJ) Kordinator Wilayah Jakarta Utara resmi dilantik. Pelantikan tersebut langsung dibacakan ikrar oleh Iksan selaku Sekjen DPP FWJ – Indonesia dan di Sahkan oleh Ketua Umum FWJ – Indonesia, Mustofa Hadi Karya.

Deklarasi pengesahan SK Kepengurusan ini meski sederhana, akan tetapi diwarnai dengan berbagai isi acara yang sangat terkesan, diantaranya seni budaya Sambrah, teaterikal, dan santunan anak yatim piatu.

Kesederhanaan beragam acara dalam deklarasi itu juga disampaikan Ketua panitia sebagai bentuk kerja keras panitia, pengurus dan tentunya semua pihak yang tidak melepas unsur kebudayaan. Ia mejyebut pentingnya membangun komunikasi 2 arah yang saling mengedepankan prinsip-prinsip jurnalistik.

“Sebagai pemersatu, kami tak meninggalkan sejarah. Karena bebudayaan merupakan langkah yang patut dijunjung tinggi, FWJ – Indonesia ini terlahir dari budaya bangsa. “Kata Frans di Atlantis Ecopark Ancol Jakarta Utara, Kamis (18/3/2021) siang.

Sejalan dengan itu, Ketua FWJ – Indonesia Korwil Jakut, Djuli Asnawi dalam kesempatannya juga menyampaikan hadirnya FWJ di Jakarta Utara bukan sebagai pesaing, akan terapi lebih mengarah pada membangun sinergitas yang lebih humanis.

Kami hadir di Jakarta Utara memberikan warna baru dengan sentuhan budaya dan berbagai program untuk membuktikan karya positif selain fungsi kontrol sosial. Tentunya hal itu menjadi dasar kami membangun Jakarta Utara yang lebih harmonis dalam memajukan wilayah. “Ujarnya.

Apresiasi dan bentuk dukungan penuh atas hadirnya FWJ – Indonesia Korwil Jakarta Utara ini pun disampaikan Walikota Jakut, Ali Maulana Hakim dalam putaran videonya yang berdurasi 1:13 detik ini.

“Kami mengapresiasi dan mendukung atas terbentuknya FWJ – Indonesia Korwil Jakarta Utara. Selamat atas hadirnya FWJ – Indonesia Korwil Jakarta Utara sebagai pilar ke 4 demokrasi bangsa ini dan bersinergi bersama kami dalam mengemban tugas membangun kota Jakarta Utara. “Kata Ali Maulana dalam putaran videonya.

Dikesempatan yang sama, Anggota DPD RI, Fahira Idris menegaskan peran Forum Wartawan Jakarta sangat penting dan memiliki peran penyeimbang informasi sebagai wujud demokrasi. “FWJ selama ini telah memberikan kontribusi bagi masyarakat meski yang saya tahu usianya masih seperti bayi mungil yang lucu dan gemesin. Dalam momentum deklarasi untuk FWJ Korwil Jakarta Utara ini adalah momentum penting sebagai pernyataan komitmen. “Jelas Fahira.

Ia juga mengingatkan agar Forum Wartawan Jakarta terus berkarya untuk bangsa dan tanah air, yang terpenting adalah solid dalam kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh masyarakat, karena media merupakan saluran bagi aspirasi masyarakat.

“Teruslah berkarya untuk bangsa. Yang terpenting adalah solid dan dukunglah kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh masyarakat karena media merupakan saluran bagi aspirasi masyarakat,” ujar Fahira.

Penyatuan presepsi dan pentingnya membangun informasi yang baik juga dikatakan Sudin Kominfo Jakarta Utara, yang diwakili Menta. Ia mengulas kehadiran FWJ – Indonesia Korwil Jakarta Utara merupakan satu bagian sinergitas humanis bagi Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Utara guna melaksanakan profesinya di wilayah Jakarta Utara.

“Teman-teman media mempunyai peran strategis dalam membangun bangsa, khususnya di wilayah Jakarta Utara. Sebagai pilar keempat demokrasi, saya berharap peran media terus memberikan karya yang terbaik,” ungkapnya.

Hadir dalam deklarasi tersebut Anggota DPD RI Fahira Idris, Ketua Umum FWJ – Indonesia beserta jajarannya, para korwil FWJ – Indonesia dari wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kota Bekasi, Bekasi Kabupaten, dan Tangerang Raya. Selain itu hadir pula Walikota Jakarta Utara yang diwakili oleh Sudin Kominfo, dan Perwakilan Polresta Jakarta Utara. Tentunya deklarasi yang penuh dengan keberagaman acara ini juga didukung oleh Pertamina Lubricants.

Continue Reading

Metro

Tasyakuran Harlah Kopri ke-58 Saresehan & Pembukaan Sekolah Kader Kopri Nasional

Published

on

By

Jakarta — Tasyakuran Hari Lahir (Harlah) KOPRI ke-58 digelar meriah di Gedung Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Salemba Tengah, Jakarta Pusat. Selasa (25/11/25)

Acara dihadiri oleh delegasi KOPRI se-Jabodetabek dan sekaligus menjadi momentum pembukaan Sekolah Kader Kopri Nasional (SKKN) yang diikuti oleh 50 peserta dari berbagai wilayah.

Sejak awal November, rangkaian kegiatan Harlah sudah dimulai dengan Kick Off di Mojokerto, tepatnya di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, dimana Gubernur Jawa Timur dan para pengasuh pesantren ikut hadir.

Salah satu agenda utama adalah penanaman pohon di area pesantren yang didukung penuh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur sebagai bagian dari gerakan ekonomi hijau yang diinisiasi oleh KOPRI PMII.

Ketua KOPRI PB PMII, Wulan Sari Aliyatus Sholikhah, menyampaikan, “Rangkaian agenda Harlah ke-58 bisa berjalan lancar dan penuh makna. KOPRI hadir bukan hanya sebagai organisasi, tapi juga sebagai wadah pemberdayaan perempuan Indonesia untuk menjadi motor penggerak perubahan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Perempuan kini bukan lagi hanya penjaga rumah, tapi penjaga bangsa dan penentu masa depan.”

Lebih lanjut, Wulan menegaskan pentingnya program kaderisasi guna menyiapkan perempuan yang berkualitas dan mandiri. “Kami mengajak seluruh kader berani berpolitik dengan santun dan berwawasan luas demi kemajuan bangsa dan agama,” ujarnya.

Rangkaian agenda Desember mendatang akan diisi dengan Rakornas oleh para Ketua dan Sekretaris KOPRI tingkat provinsi pada 4-7 Desember di Jakarta, dan puncaknya Women Impact Forum pada 10 Desember.

Forum ini menghadirkan inspirator profesional, entrepreneur, dan alumni KOPRI, memperkuat kesadaran akan kekuatan perempuan sebagai pilar bangsa.

Tema Harlah tahun ini sangat relevan dengan persiapan Indonesia menyambut bonus demografi dan Indonesia Emas, dimana perempuan dituntut menjadi kekuatan kokoh bangsa. Para peserta hadir dari berbagai provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi, Kalimantan, dan Bengkulu.

Persiapan tahun mendatang termasuk musyawarah pimpinan nasional dan pembahasan produk hukum internal dengan tujuan memperkuat tata kelola organisasi.

KOPRI membuka peluang besar pemberdayaan kader, terutama generasi muda, mahasiswa, dan perempuan profesional untuk menghadapi tantangan zaman lewat ketangguhan kepemimpinan.

Continue Reading

Metro

Nicki RV, Produser Eksekutif Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” Jelang Penayangan di Bioskop Indonesia 4 Desember 2025

Published

on

By

Jakarta — Menjelang penayangan nasional film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” pada 4 Desember 2025, Produser Eksekutif Nicki RV menyampaikan pesan penuh harapan dan refleksi kepada publik Indonesia. Film ini, yang diangkat dari kisah nyata, siap menggugah perasaan jutaan penonton dengan isu keluarga, luka batin anak, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam masa pertumbuhan.

Nicki RV menegaskan bahwa film ini dibuat bukan hanya sebagai karya seni, tetapi sebagai gerakan kepedulian untuk membuka mata masyarakat terhadap realitas yang sering terlupakan.

Film ini lahir dari kisah yang nyata, dari jeritan hati seorang anak. Kami ingin penonton merasakan, memahami, dan tersentuh bahwa setiap anak berhak mendapatkan cinta, perhatian, dan kehadiran orang tuanya,” ujar Nicki RV.

Sebagai Produser Eksekutif, Nicki RV menyampaikan bahwa proses produksi film ini penuh tantangan emosional. Tim harus memastikan bahwa penyampaian cerita dilakukan dengan peka, menghormati kisah asli, namun tetap menyentuh hati penonton.

“Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali bukan sekadar judul. Ini adalah kalimat yang mengguncang hati kami sejak awal. Kami ingin seluruh Indonesia menyadari bahwa ada banyak Nia di luar sana—anak-anak yang merindukan keluarga yang utuh,” tambahnya.

Film ini menghadirkan kekuatan sinematis melalui alur yang intens dan akting mendalam dari para pemain. Nicki RV berharap karya ini dapat menjadi bahan diskusi nasional tentang kesehatan mental anak, peran keluarga, dan bagaimana masyarakat bisa lebih peduli

Selain itu, ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memenuhi bioskop pada hari penayangan.

Saya berharap film ini tidak hanya ditonton, tetapi dirasakan. Mari kita jadikan 4 Desember 2025 sebagai momentum untuk menyatukan empati kita. Semoga film ini mampu menginspirasi perubahan kecil dalam keluarga, di lingkungan, bahkan di diri kita masing-masing,” katanya.

Dengan kehadiran film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, industri perfilman Indonesia kembali mempersembahkan karya bermakna yang memadukan nilai kemanusiaan dan kualitas sinema yang kuat.

Continue Reading

Metro

Hj. Dra. Elyditra, M.Si., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Deti, Pengurus Gebu Minang : Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, Sebuah Kisah Nyata Penuh Luka, Perjuangan, dan Kekuatan Seorang Anak Bernama Nia

Published

on

By

Jakarta, 24 November 2025 — Dua sosok penting dalam Gebu Minang, Hj. Dra. Elyditra, M.Si., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Deti, Pengurus Gebu Minang, menyampaikan pesan mendalam terkait film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali”, sebuah film yang mengangkat kisah nyata penuh luka, perjuangan, dan kekuatan seorang anak bernama Nia.

Film ini, yang siap tayang di bioskop seluruh Indonesia, menghadirkan realitas pahit yang dialami banyak anak ketika kehilangan figur orang tua dan menghadapi tekanan psikologis dalam keluarga. Elyditra dan Deti menilai film ini sebagai karya yang mampu membuka mata publik, sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Dalam pernyataannya, Hj. Dra. Elyditra, M.Si. menekankan bahwa film ini adalah potret nyata kondisi yang masih sering terjadi di masyarakat.“Ketika seorang anak bertanya ‘Haruskah aku mati agar ayah kembali?’, itu adalah jeritan batin yang tidak boleh kita biarkan. Film ini mengingatkan kita bahwa perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan. Mereka membutuhkan kasih sayang, perlindungan, dan kepastian hadirnya keluarga yang sehat,” ujar Elyditra.

Sementara itu, Deti memberikan apresiasi kepada seluruh tim produksi yang berani mengangkat kisah sensitif ini agar dapat menjadi bahan refleksi bagi masyarakat luas.

“Film ini menyentuh hati. Tidak hanya menggugah emosi, tetapi juga mengajak kita bertanya: apakah kita sudah cukup peduli terhadap anak-anak di sekitar kita? Semoga film ini menjadi pemantik empati dan menjadi pelajaran bahwa setiap anak berhak bahagia dan merasa dicintai,” ungkap Deti.

Keduanya berharap film ini dapat menjadi jembatan edukasi bagi para orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk memahami lebih dalam dampak psikologis yang ditimbulkan oleh konflik keluarga terhadap anak. Mereka menilai karya ini bisa menjadi penggerak perubahan dalam cara masyarakat memperlakukan dan melindungi anak.

Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk menonton film ini, bukan sekadar sebagai hiburan, tetapi sebagai renungan. Mari kita bangun keluarga yang saling menghargai, saling menguatkan, dan bebas dari kekerasan,” tutup Elyditra.

Film “Haruskah Aku Mati Agar Ayah Kembali” diprediksi menjadi salah satu film paling emosional pada tahun ini, membawa pesan kuat tentang kasih sayang, penyembuhan, dan pentingnya kehadiran orang tua dalam kehidupan seorang anak.

Continue Reading

Trending