Connect with us

Metro

GPMII Jakarta Gelar Diskusi & Refleksi Akhir Tahun

Published

on

JAKARTA – Ketua Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) DKI Jakarta Syarief Hidayatulloh memberikan evaluasi kepemimpinan Anies Baswedan selama memimpin Jakarta hingga di penutup tahun 2019.

Syarief menilai Jakarta dipegang Anies perubahannya sudah sangat signifikan meningkat. Mulai dari sisi ekonomi, transportasi, secara faktual sudah bisa dirasakan.

“2 tahun lebih ini, tentunya sudah sangat signifikan meningkat. Semua indeks pertama dari keluaraga, ekonomi, transportasi dan secara faktual yang kita rasakan,” ungkap Syarief disela-sela diskusi bertema “Refleksi Akhir Tahun dan Prospek Gubernur Anies” yang diinisiasi GPMI Jakarta Raya di Exhibition Hall Jakbook Pasar Kenari Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2019).

Lebih lanjut, Syarief juga mengapresiasi komitmen kebijakan yang diterapkan Anies dengan menghadirkan kenyamanan dan keselamatan bagi seluruh pejalan kaki (pedestrian) di Jakarta dengan pembangunan dan revitalisasi jalur pedestrian. Kata dia, dengan pembangunan jalur pedestrian menjadikan pejalan kaki sebagai arus utama (mainstream), maka mengedepankan kesetaraan bagi seluruh lapisan masyarakat Jakarta, mulai dari anak-anak, ibu hamil, lansia, hingga para penyandang disabilitas.

“Masyarakat DKI sudah mulai merasakannya. Pejalan kaki makin happy, karena sebagai bentuk kesetaraan seluruh lapisan masyarakat Jakarta,” ucap Syarief lagi.

Kendati demikian, dia berharap kedepan di tahun 2020 berbagai terobosan, inovasi untuk membuat bahagia masyarakatnya perlu ditingkatkan kembali. Karena, kata dia, tidak dipungkiri di tahun 2020 adalah penentuan karir Anies ke depan yakni Pilpres 2024.

Lebih jauh, Syarief berpesan kepada SKPD semua birokrasi dan seluruh jajarannya juga ikut bekerjasama meningkatkan kinerjanya demi memberikan pelayanan publik khususnya warga DKI.

“Para pelayan masyarakat agar bisa tingkatkan lagi kinerjanya. Kami yakin masyarakat Jakarta turut serta membantu Gubernur Anies. Silahkan memberikan masukan untuk kemajuan DKI Jakarta, pastinya hal yang kurang bagus nantinya akan di evaluasi,” kata Syarief.

Sementara itu, Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta memberikan saran agar Anies bisa menjadi figur oposisi. Sebab, ia sangat menyayangkan demokrasi di Indonesia menjadi agak aneh karena tidak ada kelompok oposisi, bahkan tak ada juga figur oposisi.

“Ini bisa di isi oleh pak Anies. Praktis sekarang kelompok oposisi sudah di dalam pemerintahan tokoh oposisi sudah hilang.

Kata Stanislaus, mantan Mendikbud era Jokowi itu bisa menjadi kuda hitam jika maju di Pilpres 2019. Apalagi sekarang Anies sudah di banding-bandingkan dengan Walikota Surabaya Bu Risma.

“Ini jelas propaganda. Agar pak Anies ada panggung mau tidak mau harus merangkul suara lawan politik nya pada Pilkada lalu. Sebab, polarisasi yang terjadi pada Pilkada kemarin, maka tugas pak Anies adalah bagaimana cara merangkul 42 persen kemarin. Matematika tidak berlaku di politik,” pungkasnya.

Turut hadir juga narasumber lainnya Rocky Gerung selaku Pengamat Politik, Arum Basuki Peneliti senior Indopolling Network dan Sutrisno Muslimin – Pemerhati Jakarta

Continue Reading

Metro

Letkol Czi Wahyu: “Film Timur Bukan Hanya Aksi,Tapi Napas Nasionalisme dan Kebanggaan TNI”

Published

on

By

Jakarta, 5 Desember 2025 – Malam gala premiere film *Timur* di Epicentrum XXI, Jakarta, Kamis (5/12/2025), menjadi momen spesial bagi Letkol Czi Wahyu Wuhono Widhi Nugroho, S.H., M.Sc(IR)., M.SS. Kini menjabat Komandan Batalyon Zeni Tempur 5/ABW (Kodam V/Brawijaya, Jawa Timur), ia adalah salah satu sosok kunci di balik layar yang mendampingi produksi film ini sejak September hingga Desember 2024, saat masih berdinas di Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad).

Ditemui awak media usai pemutaran, Letkol Wahyu tak menyembunyikan kebanggaannya. Menurutnya, *Timur* bukan sekadar film laga, melainkan penghormatan nyata terhadap kisah heroik Satgas pasukan elite Kopassus dan Yonif 330/Tri Dharma Kostrad pada tahun 1996, saat masih dipimpin langsung oleh Prabowo Subianto (kini Presiden Republik Indonesia).

“Saya mendukung penuh film ini karena mengangkat inspirasi dari operasi nyata pasukan khusus kita di tahun 1996. Ini kisah keberanian, pengorbanan, dan jiwa korsa yang patut terus dikenang generasi muda,” tegasnya.

Lebih dari itu, Letkol Wahyu menilai *Timur* berhasil membangkitkan semangat nasionalisme sekaligus kebanggaan terhadap institusi TNI, khususnya TNI Angkatan Darat dan satuan-satuan elitnya.

“Film ini diharapkan mampu menggugah rasa cinta tanah air, rasa bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia, dan rasa hormat kepada prajurit TNI yang setiap hari mengawal kedaulatan negara,” imbuhnya.

Ia juga menekankan peran penting pengangkatan pencak silat sebagai inti aksi dalam film arahan Iko Uwais ini.
“Pencak silat adalah warisan budaya luhur bangsa. Melalui *Timur*, kita ingin pencak silat tidak hanya dicintai di dalam negeri, tapi juga semakin mendunia sebagai identitas Indonesia yang otentik dan kuat.”

Bagi Letkol Wahyu, kolaborasi erat antara Uwais Pictures, para pekerja seni, dan TNI AD dalam proses produksi *Timur* menjadi bukti nyata bahwa pendekatan budaya lintas sektor mampu meningkatkan *soft power* Indonesia di mata dunia.

“Ini menunjukkan bahwa TNI tidak hanya hadir di medan tempur, tapi juga di ranah budaya. Kolaborasi seperti ini memperkaya khazanah nasional sekaligus memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang modern, berbudaya, dan memiliki kekuatan militer yang disegani,” pungkasnya.

Film *Timur* yang didukung penuh BNI sebagai sponsor utama ini akan mulai tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia pada 18 Desember 2025 mendatang.

Continue Reading

Metro

Gandjar Laksmana Bonaprapta, S.H., M.H.Hadiri Acara Seminar Anti Korupsi Tema Satukan Aksi Basmi Koropsi

Published

on

By

Jakarta, 5 November 2025,– Dalam rangkaian Road to Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2025, tokoh antikorupsi Gandjar Laksmana hadir sebagai narasumber utama dalam diskusi publik yang mengangkat isu strategis mengenai gratifikasi dan dampaknya terhadap ekosistem pemberantasan korupsi di Indonesia.

Dalam wawancara awak media Gandjar Laksmana menegaskan bahwa gratifikasi merupakan akar dari berbagai praktik korupsi, karena budaya memberi dan menerima sesuatu di luar ketentuan sering menjadi pintu masuk terjadinya penyimpangan.

“Gratifikasi itu akar masalah korupsi. Dan akar dari gratifikasi adalah diskriminasi. Salah satu penyebab diskriminasi adalah adanya benturan kepentingan, ketika seseorang lebih mengedepankan dirinya dan kelompoknya daripada kepentingan umum,” tegas Gandjar.

Ia menjelaskan, benturan kepentingan menjadi salah satu faktor paling berbahaya karena menciptakan ruang ketidakadilan, membuka celah manipulasi kebijakan, serta mengikis objektivitas pejabat publik.

Gandjar mengingatkan bahwa upaya pemberantasan korupsi tidak akan efektif apabila para pemangku kewenangan masih terbiasa menerima gratifikasi, baik dalam bentuk materi, fasilitas, maupun layanan khusus.

“Kenapa ini penting? Karena tidak mungkin korupsi bisa diberantas oleh pejabat atau orang-orang yang terbiasa menerima sesuatu, terlepas dari cukup atau tidak cukup gajinya,” ujarnya.

Dalam forum tersebut, Gandjar mendorong perlunya perubahan kultur birokrasi dan penguatan integritas, bukan hanya sekadar penindakan. Menurutnya, pemberantasan korupsi memerlukan komitmen kolektif, terutama dari mereka yang memiliki kewenangan dalam pelayanan publik, pengambilan keputusan, hingga proses perizinan.

Kegiatan Road to Hakordia 2025 menjadi momentum untuk menyatukan aksi dan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya menolak segala bentuk gratifikasi, diskriminasi, dan benturan kepentingan sebagai langkah awal membasmi korupsi dari hulu.

Dengan mengusung tema “Satukan Aksi, Basmi Korupsi”, acara ini diharapkan menjadi pemantik gerakan nasional yang konsisten, berkelanjutan, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Continue Reading

Metro

PT Narama Mandiri Raih Penghargaan Greenship Awards 2025 Best Greenship Professional Category & Green Consultant Category

Published

on

By

Jakarta,– GREENSHIP Awards 2025, ajang penghargaan bagi para pemangku kepentingan yang konsisten menerapkan prinsip green building di Indonesia, digelar pada Jumat (5/12/2025) di Grand Ballroom Sopo Del, Kuningan, Jakarta.

PT Narama Mandiri kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih dua kategori penghargaan sekaligus pada ajang Greenship Awards 2025, yaitu Best Greenship Professional Category dan Green Consultant Category. Penghargaan bergengsi yang diberikan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) ini menegaskan komitmen perusahaan dalam mendorong penerapan bangunan hijau serta efisiensi energi di Indonesia.

Miski Adlina, GP perwakilan PT Narama Mandiri menyampaikan bahwa capaian ini merupakan wujud perjalanan panjang perusahaan dalam mendukung praktik pembangunan berkelanjutan.

“Pertama-tama, secara pribadi maupun sebagai perusahaan, kami selalu berkomitmen terhadap sustainability di Indonesia, khususnya penghematan energi. PT Narama Mandiri pada awalnya bergerak sebagai konsultan energi dan mekanikal–elektrikal, namun sejak berdirinya GBCI pada tahun 2012, kami mulai mengembangkan keahlian di bidang green building. Kami melihat bahwa green building akan terus berkembang dan menjadi kebutuhan masa depan,” ujarnya.

Sejak saat itu, PT Narama Mandiri aktif mendampingi berbagai pemilik dan pengelola bangunan dalam perjalanan menuju efisiensi energi dan penerapan praktik ramah lingkungan. Perusahaan telah terlibat dalam sejumlah proyek penting di berbagai sektor, termasuk The Body Shop, Unilever, Sinar Mas Land, Astra Honda Motor, dan berbagai bangunan besar lainnya.

“Kami mengajak para pemilik bangunan untuk maju bersama, melangkah menuju keberlanjutan. Kami tidak hanya memberikan konsultasi, tetapi juga mendukung langkah konkret mereka untuk penghematan energi dan penerapan standar green building,” tambahnya

Melihat perkembangan penyelenggaraan Greenship Awards, PT Narama Mandiri menilai bahwa industri bangunan hijau di Indonesia menunjukkan tren positif.

“Saya sudah mengikuti acara ini dua tahun lalu, dan tahun ini terlihat semakin berkembang dan semakin baik. Pengunjung makin banyak, apresiasi makin besar. Harapan kami, GBCI dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas, terutama oleh para pemilik gedung, sehingga gerakan green building dapat meluas lebih cepat. Kami juga berharap acara ini dapat semakin meriah dan menghadirkan lebih banyak kategori penghargaan di masa depan.”

Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi PT Narama Mandiri untuk terus berinovasi dan memperluas kontribusi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Continue Reading

Trending