Connect with us

Metro

The PRAKARSA Luncurkan Riset Kemiskinan Multidimensi di Indonesia 2012-2021, Hasilnya 33 dari 34 Provinsi di Indonesia Alami Deprivasi Lebih Dari 50 Persen

Published

on

Jakarta – Lembaga Riset dan Advokasi Kebijakan Publik The PRAKARSA meluncurkan laporan Indeks Kemiskinan Multidimensi (IKM) di Indonesia 2012-2021 yang dikemas dalam acara “Seminar Nasional dan Launching Indeks Kemiskinan Multidimensi di Indonesia 2012-2021: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Menuju Indonesia Emas 2045”. Hasil pengukuran IKM menunjukkan adanya penurunan jumlah penduduk miskin multidimensi sekitar 80 juta jiwa, dari 120,1 juta jiwa pada tahun 2012, turun menjadi 38,95 juta jiwa di tahun 2021. Bertempat di The Sultan Hotel Jakarta pada Rabu, 9 Agustus 2023.

Dalam pidato pembukaannya, Ah Maftuchan, Direktur Eksekutif PRAKARSA menerangkan tiga alasan PRAKARSA melakukan studi IKM.

“Pertama, dengan IKM kita dapat penjelasan mendalam tentang bagaimana dan dalam konteks apa seseorang menjadi miskin. Dengan demikian, kita akan mampu menjawab pertanyaan klasik ‘siapa itu yang miskin?” ujar Maftuchan.

Alasan kedua yang dituturkan Maftuchan adalah pendekatan kemiskinan multidimensi telah diakui dan siambut baik pada level global dan nasional. “Ketika IKM disambut baik pada level global dan nasional, kita tergerak untuk turut serta menyambutnya dengan melakukan kajian IKM dengan harapan hasil kajian bermanfaat bagi pengentasan kemkiskinan multidimensi di Indonesia.”

“Ketiga, acara ini adalah salah satu taktik kampanye kami dengan harapan kedepannya IKM digunakan sebagai pendekatan resmi pemerintah dalam melakukanintervensi penanggulanan kemiskinan di Indonesia,” jelas Maftuchan.

Laporan IKM Indonesia 2012-2021 dipaparkan Victoria Fanggidae, Deputi Direktur The PRAKARSA. Dalam paparannya, Victoria menyampaikan tujuan IKM adalah untuk memotret kondisi kemiskinan secara holistik dan tidak berusaha menghilangkan kemiskinan moneter, tetapi memberikan pandangan yang lebih terukur dalam segala aspek untuk mengurangi kemiskinan.

“Tren angka kemiskinan multidimensi di Indonesia mengalami penurunan, dari 49 persen pada tahun 2012 menjadi 14,3 persen di tahun 2021. Kendati menurun, angka kemiskinan multidimansi lebih tinggi dibandingkan angka kemiskinan moneter,” jelas Victoria.

Victoria menyampaikan persentase jumlah penduduk miskin di perdesaan lebih tinggi dibandingkan di perkotaan. “Rumah layak, air minum layak, dan bahan bakar memasak menjadi masalah utama kemiskinan multidimensi di perdesaan. Sedangkan di perkotaan, rumah layak, morbiditas, dan air minum layak yang menjadi masalah utama kemiskinan multidimensi,” papar Victoria.

Lebih lanjut Victoria menjelaskan, misalnya pada permasalahan rumah layak, laporan IKM Indonesia 2012-2021 menemukan sebanyak 33 dari 34 provinsi di Indonesia mengalami deprivasi lebih dari 50%. Pada tahun 2021 Provinsi Kalimantan Tengah menjadi provinsi di Indonesia dengan persentase penduduk miskin terdeprivasi pada indikator rumah layak tertinggi yakni sebanyak 98,03%. Hanya Provinsi DKI Jakarta yang memiliki penduduk miskin dengan kondisi rumah (atap, lantai, dinding) layak sesuai dengan standar BPS RI terendah yakni sebesar 44,99%

Vicotria merekomendasikan agar Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota menggunakan hasil pengukuran kemiskinan multidimensi untuk menentukan prioritas kebijakan/program penanganan kemiskinan.

Laporan IKM Indonesia 2012-2021 disambut Nunung Nuryantono, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK.

“Terdapat tiga strategi besar pemerintah untuk menghapus kemiskinan ekstrem: pertama, pengurangan beban melalui bantuan sosial dan pemenuhan pangan; kedua, peningkatan pendapatan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja; dan ketiga, pengurangan kantong kemiskinan. Hasil penghitungan IKM oleh PRAKARSA relevan dengan strategi menghapus kemiskinan di Tanah Air,” sambut Nunung saat menerima laporan.

Dalam acara talkshow “Respon dan Sharing Pengalaman Pengentasan Kemiskinan Multidimensi di Indonesia,” Kunta Wibawa, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan mengungkapkan tantangan pemerataan akses layanan kesehatan di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di Indonesia. “Permasalahan layanan kesehatan di dareah 3T meliputi kondisi geografis, peran swasta pada pelayanan kesehatan yang rendah, biaya hidup tinggi, SDM berkualitas yang langka, utilisasi fasilitas kesehatan rendah,” pungkasnya.

Kunta pun menyampaikan strategi Kemenkes dalam penguatan sistem kesehatan termasuk sistem surveilance kesehatan lintas negara. “Kemenkes memastikan layanan kesehatan Indonesia setara dengan negara tetangga dan memastikan perlindungan masyarakat dari penyakit menular luar negeri,” jelas Kunta. Kunta mengabarkan, saat ini Indonesia memiliki 11 fasilitas pelayanan kesehatan di 11 Pos Lintas Batas Negara yang berbatasan dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini.

Sementara, Theresia M. Florensia, Kepala Bidang Ekonomi Bappelitbangda Provinsi Nusa Tenggara Timur menyampaikan upaya pengentasan kemiskinan di Provinsi NTT. “Salah satu strategi pengentasan kemiskinan di NTT adalah dengan pembangunan pariwisatanya. Pariwisata dipilih karena memberikan multiplier effect bagi masyarakat,” jelas Theresia.

Selain itu, Theresia menambahkan, dalam menciptakan efek ekonomi yang berdampak bagi masyarakat, Pemprov NTT juga berupaya menjadikan NTT sebagai basis mata-rantai sisi hulu dari rantai pasokan global di bidang R&D, industri pembenihan/pembibitan, dan bahan baku industri pengolahan.

Theresia pun mengungkapkan bahwa salah satu hambatan Pemprov NTT dalam pembangunan rumah layak huni adalah batasan kewenangan. “Pemprov hanya memiliki dua kewenangan terkait dengan hal tersebut yaitu pembangunan rumah akibat bencana dan relokasi sebagai dampak proyek pemerintah,” terang Theresia.

Pada kesempatan yang sama, Nurma Midayanti, Direktur Statistik Ketahanan Ssosial Badan Pusat Statistik menyampaikan, meskipun berbeda, kemiskinan multidimensi dan moneter memiliki kesamaan. “Buktinya keduanya mengalami penurunan antara tahun 2012 ke tahun 2021,” ujar Nurma.

Ia pun mengakui menilai konsumsi masyarakat Indonesia mengalami perkembangan, sedangkan metode pengukuran kemiskinan yang digunakan masih sama sejak tahun 1998. “Misalnya, sekarang masyarakat cenderung konsumsi makanan jadi, kalau dulu belanja ke pasar.

Oleh karenanya, memang perlu ada pembaharuan metode pengukuran kemiskinan moneter,” ujar Nurma.
Menanggapai para narasumber, Ah MAftuchan berpendapat bahwa kata kunci mendasar dalam mengakselerasi efektifitas manajemen pembangunan adalah ‘tata kelola’.

“Tata kelola pembangunan yang baik dapat dibangun dengan partisipasi multistakeholders yang bermakna dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Pembangunan,” kata Maftuchan.

Lebih lanjut, Maftuchan menyatakan hasil penghitungan IKM Prakarsa dapat digunakan Pemerintah Daerah untuk menyusun program penanggulangan kemiskinan. Dengan demikian, penyusunan prioritas anggaran daerah terbentuk dengan baik dan akurat.

“Jangan seperti sekarang, proses penganggaran daerah ibarat ‘mengoles mentega di atas roti tawar’, programnya itu-itu saja, hanya angkanya dinaikkan sedikit-sedikit setiap tahun,” tuturnya.

Acara kemudian ditutup oleh Purnama Adil Marata, Ketua Badan Pengurus PRAKARSA. “Sudah semestinya pemerintah menjadikan indeks kemiskinan multidimensi sebagai tolok ukur resmi untuk mengukur tingkat kemiskinan di negara kita,” ucap Purnama.

Lebih lanjut, ia mengatakan, “dengan mengadopsi pendekatan kemiskinan multidimensi, strategi pengentasan kemiskinan dapat lebih tepat sasaran dan efektif,” tutupnya.

Continue Reading

Metro

Steven Stanly Kepala Bidang Strategi Pemasaran Kementerian Koperasi Hadiri Acara Milad Little Asia Afica & Perayaan HUT Jakarta Ke-498

Published

on

By

Jakarta – Yuma Production bersama Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, ITC Kuningan, Indonesia National Youth Council, Kementerian UMKM menggelar Milad Little Asia Afica & Perayaan HUT Jakarta Ke-498 (28 Juni – 4 Juli 2025) di Mall Kuningan City Jakarta.

Little Asia Africa 2025 yang diselenggarakan bersama Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa dan organisasi internasional.
Acara ini berlangsung di ITC Kuningan, Jakarta Selatan, dari tanggal 28 Juni hingga 4 Juli 2025, dimana terdapat berbagai kegiatan seperti lomba mewarnai, modelling, menyanyi, membaca puisi, dan cosplay. Selain itu, ada pameran lukisan dan desainer nasional yang menampilkan karya-karya terkenal dan acara ini juga melibatkan UMKM dan bertujuan untuk memberikan wadah bagi mereka untuk berkembang.

Steven Stanly (Kepala Bidang Strategi Pemasaran Kementerian Koperasi) menyampaikan dalam sambutannya : “Acara Milad Little Asia Africa diharapkan bisa menjadi momentum yang sangat penting bagi perkembangan ekonomi sekaligus seni dan budaya tidak hanya di Jakarta saja tetapi di tingkat nasional.

Ekonomi kreatif dan UMKM saat ini dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi baru  dimana ekonomi kreatif maupun UMKM dapat menciptakan lapangan kerja juga mendorong inovasi dan daya saing bangsa. Untuk itu para pelaku usaha perlu terus meningkatkan kapasitas kolaborasi serta digitalisasi sehingga mampu mengambil peran penting dalam membangun ekonomi yang inklusif, berkelanjutan dan berorientasi global dengan semangat gotong royong dan terus mrnerus bergerak bersama sinergi antar pelaku ekonomi kreatif dan UMKM harus perlu diperkuat.

Salah satu bentuk penguatan kolaborasi yang sangat strategis yaitu dengan berkoperasi dimana para pelaku usaha dapat bersatu dengan satu wadah usaha bersama-sama yang dinamakan koperasi. Dengan berkoperasi, pelaku ekonomi kreatif dan UMKM itu bisa mendapatkan penguatan-penguatan seperti penguatan kelembagaan yang merupakan pondasi bagi usaha pelaku UMKM, penguatan permodalan dan akses pembiayaan, penguatan distribusi maupun promosi produk dan juga penguatan kapasitas para pelaku usaha UMKM.

Saya mengajak para pelaku ekonomi kreatif dan UMKM untuk tudak berjalan sendiri-sendiri karena kolaborasi itu adalah kekuatan, kunci pintu kemajuan berkesinambungan dan berkelanjutan. Mari kita mulai memandang bahwa koperasi adalah rumah rumah kita untuk berusaha bersama-sama dalam sebuah ekosistem ekonomi yang diharapkan dapat memenuhi setiap kebutuhan anggota usahanya.

Sebagai agregator para pelaku UMKM dan ekonomi kreatif, terlebih saat ini Pemerintah melalui Kementerian Koperasi akan menjalankan langkah strategis dengan mendorong pembentukan 80.000 koperasi desa, kelurahan merah putih dimana ini adalah sebuah gerakan besar yang sedang berjalan secara bertahap untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas yang dimulai dari desa dan kelurahan. Program ini bisa menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan,” tutupnya

Continue Reading

Metro

Christina Agustina Asdep Deputy Kementerian UMKM Hadiri Acara Milad Little Asia Afica & Perayaan HUT Jakarta Ke-498

Published

on

By

Jakarta – Yuma Production bersama Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, ITC Kuningan, Indonesia National Youth Council, Kementerian UMKM menggelar Milad Little Asia Afica & Perayaan HUT Jakarta Ke-498 (28 Juni – 4 Juli 2025) di Mall Kuningan City Jakarta.

Little Asia Africa 2025 yang diselenggarakan bersama Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa dan organisasi internasional.
Acara ini berlangsung di ITC Kuningan, Jakarta Selatan, dari tanggal 28 Juni hingga 4 Juli 2025, dimana terdapat berbagai kegiatan seperti lomba mewarnai, modelling, menyanyi, membaca puisi, dan cosplay. Selain itu, ada pameran lukisan dan desainer nasional yang menampilkan karya-karya terkenal dan acara ini juga melibatkan UMKM dan bertujuan untuk memberikan wadah bagi mereka untuk berkembang.

Christina Agustina sebagai Asdep Deputy Kementerian UMKM, saat ditemui awak Media Online mengatakan ; “Data dari UMKM jumlah pelaku usaha UMKM ada 64 juta lebih, prinsipnya Kementerian UMKM melihat apapun yang dilakukan masyarakat khususnya yang dilakukan oleh  Yuma Production di acara Milad Asia Africa ini dalam rangka untuk menggali UMKM dibeberapa sektor dan saya melihatnya kegiatan Yuma Production sangat positif yang selayaknya diberikan apresiasi karena tidak mudah kita dalam rangka untuk melakukan pendampingan dalam memberikan fasilitasi kepada para pelaku UMKM.

Adapun Pemerintah sendiri tidak bisa berdiri sendiri tetap harus didukung oleh semua pihak maupun semua stakeholder karena dengan kolaborasi dengan bersinergi bersama-sama membangun negeri maka kita bisa mensupport UMKM di seluruh Indonesia dan bersabarlah dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah.

Saat ini Pemerintah melihat betapa pentingnya UMKM bagi masyarakat Indonesia dan oleh karena itu hadir Kementerian khusus tentang UMKM  yaitu Kementerian UMKM. Ini adalah bentuk keseriusan dari Presiden Prabowo untuk para pelaku UMKM di Indonesia dimanapun berada karena Pemerintah sedang mempersiapkan yang terbaik untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Kamipun tidak melihat disatu sisi yang negatif dari efisiensi anggaran dimana Pemerintah mengedepankan bahwa kita harus memberikan skala prioritas untuk program-program UMKM itu sendiri dan kami tetap melakukan pendampingan seperti memberikan bimbingan maupun support kepada pelaku UMKM dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Harapan kami dengan Yuma Production menjadi salah satu cara didalam melakukan pendampingan kepada para UMKM dimana berbicara UMKM adalah bagaimana UMKM bisa naik kelas yang sebenarnya sudah banyak UMKM naik kelas dan Yuma Production sendiri melakukan dengan caranya Yuma itu sendiri dan juga Yuma Production berencana akan berkunjung  ke Kantor Kementerian UMKM umtuk membicarakan program-program yang bisa dilakukan secara bersama untuk kepentingan para UMKM di Indonesia.

Dan Kementerian UMKM bisa mensupport para pelaku UMKM bagaimana mereka bisa ekspor sendiri karena memang kita pahami untuk ekspor itu tidaklah muda butuh kriteria maupun syarat yang tentu disesuaikan dengan negara yang ditujukan baik dari produknya, mutu kapasitasnya, dll.
Begitu juga Kementerian UMKM selalu berusaha maksimal mulai dari memberikan literasi kepada para UMKM bagaimana produk yang dibuat agar sesuai kebutuhan pasar dan kami pun juga memberikan literasi bagaimana para UMKM bisa ekpor mandiri,” tutupnya.

Continue Reading

Metro

Roberto Sarmento de Oliveira Soares Duta Besar Timor Leste Untuk Indonesia Hadiri Acara Milad Little Asia Afica & Perayaan HUT Jakarta Ke-498

Published

on

By

Jakarta – Yuma Production bersama Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, ITC Kuningan, Indonesia National Youth Council, Kementerian UMKM menggelar Milad Little Asia Afica & Perayaan HUT Jakarta Ke-498 (28 Juni – 4 Juli 2025) di Mall Kuningan City Jakarta.

Little Asia Africa 2025 yang diselenggarakan bersama Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa dan organisasi internasional.
Acara ini berlangsung di ITC Kuningan, Jakarta Selatan, dari tanggal 28 Juni hingga 4 Juli 2025, dimana terdapat berbagai kegiatan seperti lomba mewarnai, modelling, menyanyi, membaca puisi, dan cosplay. Selain itu, ada pameran lukisan dan desainer nasional yang menampilkan karya-karya terkenal dan acara ini juga melibatkan UMKM dan bertujuan untuk memberikan wadah bagi mereka untuk berkembang.

Roberto Sarmento de Oliveira Soares sebagai Duta Besar Timor Leste Untuk Indonesia mengatakan bahwa ; “Timor Leste dan Indonesia adalah negara sahabat dimana kita memiliki kebijakan politik luar negeri, oleh karena itu melalui aktivitas ini akan terus promosikan kerjasama dari entrepreuner, UMKM, dll dengan mendorong supaya bisnis-bisnis seperti ini bisa juga cocok untuk dapat dilakukan di Timor Leste itu sendiri.

Untuk sementara ini kurang lebih 20.000 warga Indonesia masih tinggal di Timor Leste dimana mereka punya aktivitas sehari-hari yang juga bisa mrnjadi jembatan persahabatan dengan Indonesia untuk dapat terus mempromosikan aktivitas termasuk dari acara Milad Little Asia Africa saat ini.

Dan saya sangat menghargai juga memberikan satu apresiasi yang besar kepada organization comitte untuk acara Little Asia Africa karena Timor Leste dengan Indonesia itu sendiri mempunya sejarah yang sangat unik dengan terus dipererat kerjasamanya dari  perekonomian, perdagangan, bisnis, sosial control, dll yang juga banyak sekali investor-investor Indonesia sudah datang ke Timor Leste tetapi kita ingin supaya melalui aktivitas dari acara ini berharap bisa mendatangkan lebih banyak lagi investor yang mau berbisinis di Timor Leste.

Harapannya dibawah kepemimpinan Presiden Indonesia Prabowo dengan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao tetap menjadi teman sejati dengan terus meningkatkan kerjasama kedua negara di masa-masa yang akan datang.

Indonesia sebagai negara muslim terbesar di Asia dan Timor Leste sebagai negara yang berdominan beragama Katolik, tetapi sudah menunjukan kepada dunia internasional bahwa kedua negara ini adalah menjadi contoh dalam berbagai hal kerjasama yang kuat dan saya sangat berterimakasih atas undangannya untuk hadir di acara Milad Little Asia Africa dan mudah-mudahan ini bukan menjadi awal dari pertemuan kita tetapi justru menjadi awal dari semua kerjasama yang akan lebih banyak dengan Indonesia,” tutupnya.

Continue Reading

Trending