Connect with us

Metro

Bossman Mardigu Jadi Capres Pertama yang Mendaftar Saat MPRD.RI Gelar Konvensi

Published

on

Jakarta, – Senin, 2 Oktober 2023 – Majelis Permusyawaratan Rakyat Daerah (MPRD) RI, Senin (2/10) membuka pendaftaran bagi capres independen di pilpres 2024 di Gedung Juang 45, Jakarta Pusat.

Tokoh pertama yang mendaftar dalam konvensi tersebut yakni, Mardigu Wowiek Prasantyo atau lebih dikenal sebagai Bossman Mardigu yang memiki latar belakang sebagai seorang pengusaha asal Indonesia.

Bossman atau akrab dipanggil Bosmen mengungkapkan kegelisahan terhadap praktek korupsi di Indonesia menjadi pertimbangan utama mendaftar sebagai capres independen.

“Belum lagi adanya kondisi saat ini yang jauh dari harapan. Banyak pejabat saat ini yang hanya loyal keatas, bukan karena prestasi yang dibuat,” ujarnya.

Menurutnya, keputusan untuk menpendaftar sebagai capres independen dari MPRD RI dikarenakan keyakinannya terhadap 80 ribu kekuatan desa dalam menilai figur pemimpin.

“Tentunya yang sangat penting hal itu merupakan penilaian dari bawah yang dilakukan secara jujur,” katanya.

Lebih lanjut, munculnya tiga nama bacapres yang ada saat ini yang terkesan tidak mewakili sektor dan kelompok masyarakat secara utuh.

“Saya melihat, saat ini yang ada hanya yang terlalu kanan terlalu agamis. Yang satu terlalu kiri, terlalu sosialis. Belum ada yang mewakili kelompok tengah. Yang bisa dikatakan jalur penyegaran,” katanya.

Terkait dengan keyakinannya, MPRD RI akan dengan mulus mengusung calon presiden dan mendaftarkan ke KPU RI. Bosmen menyerahkan hal itu pada MPRD RI.

“Saya hanya salah satu peserta konvensi. Tentunya persoalan teknis atau pun persyaratan yang dibutuhkan domain MPRD RI,” jelasnya.

Sinergis hal itu, Ketua Umum MPRD RI, Joko Wandiatomo menegaskan keinginan kekuatan desa untuk menggelar konvensi dikarenakan keinginan agar rakyat menjadi pemegang kedaulatan penuh atas penyelenggaraan negara.

“Koperasi harus menaidi Soko guru dalam perekonomian Indonesia,”katanya.

Untuk mewujudkan calon pemimpin ideal yang diharapkan masyarakat desa. MPRD RI akan melakukan analisa terhadap konsep anggaran yang ditawarkan para capres yang mendaftar di konvensi.

“Asumsi APBN yang ditawarkan seperti apa ?, dan bagaimana konsep kepemimpinannya dalam membangun desa. Hal seperti itu akan kita analisa dalam menentukan capres MPRD RI,” katanya.

Untuk syarat capres independen, Joko mengatakan dibutuhkan 30 juta KTP dukungan dari masyarakat.

“Untuk syarat itu, saya kira MPRD RI punya kekuatan yang riil karena data yang kita miliki by name, by address,” pungkasnya.

Continue Reading

Metro

Prof. Dr. H. Fasli Jalal, Ph.D, Hadiri Acara Rakernas HPTKes Indonesia Periode 2025 – 2030

Published

on

By

Jakarta, – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Himpunan Pendidikan Tinggi Kesehatan (HPTKes) Indonesia menghadirkan tokoh nasional di bidang pendidikan dan kesehatan, Prof. Dr. H. Fasli Jalal, Ph.D, selaku Dewan Pakar HPTKes Indonesia, sebagai narasumber utama dalam sesi strategis bertema “Arah Baru Pendidikan Tinggi Kesehatan: Menjawab Tantangan Transformasi dan Kemandirian Sistem Kesehatan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045″ di Hotel Oakwood TMII Jakarta, Selasa (19/11/25).

Prof. Fasli menegaskan bahwa perguruan tinggi kesehatan memiliki posisi kunci dalam menyiapkan tenaga kesehatan yang adaptif, kompeten, dan visioner, sesuai tuntutan transformasi sistem kesehatan nasional yang dicanangkan pemerintah.

Menghadapi Transformasi Sistem Kesehatan Nasional

Menurut Prof. Fasli, transformasi sistem kesehatan yang kini berlangsung menuntut perguruan tinggi untuk bergerak lebih cepat, lebih inovatif, dan lebih kolaboratif.

“Kita sedang memasuki era di mana kesehatan tidak lagi berdiri sendiri. Ia beririsan dengan teknologi digital, kecerdasan buatan, manajemen bencana, keamanan biologis, hingga perubahan gaya hidup masyarakat. Pendidikan tinggi kesehatan harus siap membekali mahasiswa dengan kompetensi masa depan tersebut,” ujarnya.

Beliau menilai bahwa tantangan terbesar saat ini adalah menyamakan kualitas lulusan, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta, melalui kurikulum yang responsif dan terstandar secara nasional.

Menuju Kemandirian Sistem Kesehatan Nasional

Prof. Fasli menekankan pentingnya kemandirian dalam produksi tenaga kesehatan, alat kesehatan, hingga teknologi medis.

“Indonesia Emas 2045 tidak mungkin tercapai tanpa kemandirian di sektor kesehatan. Ini bukan hanya soal kemampuan klinis, tetapi juga kemampuan riset, inovasi, dan hilirisasi produk kesehatan,” tegasnya.

Ia mendorong agar perguruan tinggi kesehatan lebih aktif melakukan riset translasional, memperkuat jejaring dengan industri, serta membuka ruang kolaborasi internasional untuk mempercepat adopsi teknologi baru.

Peran HPTKes Indonesia

Sebagai Dewan Pakar, Prof. Fasli mengapresiasi langkah HPTKes Indonesia yang menggelar Rakernas pertama ini sebagai langkah strategis menyatukan visi seluruh institusi pendidikan tinggi kesehatan di Indonesia.

“Rakernas ini adalah momentum besar untuk menyusun peta jalan bersama. Kita perlu memastikan bahwa setiap institusi bergerak dalam satu arah: memperkuat kompetensi tenaga kesehatan, mempercepat transformasi digital, dan memenuhi kebutuhan nasional secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa HPTKes harus menjadi wadah yang aktif memperjuangkan peningkatan mutu, standardisasi pendidikan, serta peningkatan kapasitas dosen dan fasilitas belajar di seluruh wilayah Indonesia.
Harapan untuk Indonesia Emas 2045

“Jika pendidikan tinggi kesehatan mampu menjawab tantangan transformasi ini, saya yakin Indonesia akan memiliki sistem kesehatan yang lebih kuat, mandiri, dan siap bersaing di tingkat global pada 2045. Investasi terbesar kita adalah pada manusia—dan di sinilah peran perguruan tinggi menjadi sangat strategis.” pungkas Prof Fasli.

Rakernas I HPTKes Indonesia di Hotel Oakwood TMII Jakarta menjadi tonggak awal konsolidasi nasional untuk memperkuat ekosistem pendidikan tinggi kesehatan demi mewujudkan tenaga kesehatan unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Continue Reading

Metro

Lisa Ayodhia Perwakilan dari Yayasan Duta Indonesia Maju Hadiri Acara WIC Annual Charity Bazaar ke-56

Published

on

By

Jakarta, — Lisa Ayodhia, perwakilan dari Yayasan Duta Indonesia Maju, hadir sebagai salah satu pengunjung yang memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan WIC Annual Charity Bazaar ke-56—sebuah bazar amal internasional yang telah menjadi ruang pertemuan berbagai negara, budaya, dan produk unggulan dari seluruh dunia.

Dalam kunjungannya, Lisa secara khusus menyoroti kebanggaan terhadap produk lokal Indonesia yang tampil menonjol dan berhasil menarik perhatian para pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri

“Produk lokal yang mendominasi pasar ini memiliki kualitas yang luar biasa. Kita patut bangga karena karya anak bangsa mampu tampil sejajar bahkan lebih unggul dalam beberapa kategori,” ujar Lisa

Menurutnya, bazar amal tahunan ini bukan hanya menjadi ajang pameran produk, tetapi juga momentum penting untuk mendorong UMKM Indonesia semakin percaya diri memasuki pasar global.

Ragam produk kreatif, kerajinan tangan, kuliner khas, hingga fashion tradisional yang ditampilkan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam industri kreatif dan ekonomi berbasis budaya.
Selain memberikan dukungan moral, kehadiran Lisa Ayodhia juga menjadi bentuk nyata komitmen Yayasan Duta Indonesia Maju dalam mendorong kemajuan UMKM serta memperluas ruang promosi bagi produk lokal di kancah internasional.

WIC Annual Charity Bazaar ke-56 kembali membuktikan diri sebagai salah satu event sosial dan budaya terbesar di Indonesia, diikuti puluhan negara dan ribuan pengunjung yang ingin merasakan kekayaan budaya dunia dalam satu atap.

Dominasi produk lokal Indonesia menjadi poin kebanggaan tersendiri bagi para pendukung gerakan bangga buatan Nusantara.

“Kami berharap semakin banyak masyarakat yang mendukung, membeli, dan mempromosikan produk lokal. Jika UMKM kuat, ekonomi kita akan semakin maju,” tambah Lisa.

Continue Reading

Metro

H.Muhidin Gubernur Kalimantan Selatan Apresiasi Jadi Tuan Rumah Kehormatan WIC Annual Charity Bazaar yang ke-56

Published

on

By

Jakarta,-  Provinsi Kalimantan Selatan tampil sebagai tuan rumah kehormatan (Guest of Honor) pada pagelaran Bazar Amal Tahunan Women’s International Club (WIC) ke-56 yang digelar di Jakarta Internasional Convention Center Jakarta pada 19-20 November 2025. Penunjukan ini menjadi momen istimewa sekaligus kebanggaan bagi masyarakat Banua karena Kalimantan Selatan kembali dipercaya untuk memperkenalkan kekayaan budaya, kuliner, dan kerajinan unggulannya di panggung internasional.

Acara ini diresmikan oleh ibu Wakil Presiden Selvi Gibran Rakabuming. Dalam sambutannya Selvi menyampaikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa.

Bazar Amal WIC yang telah berlangsung lebih dari setengah abad ini merupakan acara besar yang diikuti berbagai perwakilan negara sahabat, organisasi internasional, serta pelaku UMKM. Tahun ini, Kalimantan Selatan membawa tema besar yang menonjolkan identitas daerah sekaligus memperkuat diplomasi budaya Indonesia.

Sebagai tuan rumah kehormatan, Kalimantan Selatan menampilkan sejumlah potensi unggulan mulai dari wastra khas, kerajinan tangan, produk UMKM, hingga kuliner tradisional yang menjadi favorit wisatawan. Kehadiran provinsi ini menarik perhatian para pengunjung yang antusias melihat langsung ragam kekayaan budaya Bumi Lambung Mangkurat.

Gubernur Kalimantan Selatan, H.Muhidin menyampaikan apresiasi terhadap kesempatan berharga ini.“Kami bangga Kalimantan Selatan menjadi tuan rumah kehormatan dalam WIC Annual Charity Bazaar yang ke-56. Ini momentum penting untuk memperkenalkan budaya dan produk unggulan daerah kepada dunia, serta mendorong UMKM lokal naik kelas,” ujarnya.

Kalimantan Selatan sebagai tuan rumah kehormatan merupakan bentuk penghargaan atas kontribusi provinsi tersebut dalam mempromosikan budaya dan ekonomi kreatif Indonesia.
“Kehadiran Kalimantan Selatan membawa warna baru dan energi positif bagi bazar amal tahun ini,” ungkapnya.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang promosi budaya dan ekonomi daerah, tetapi juga sarana penggalangan dana untuk berbagai kegiatan sosial yang disalurkan melalui program-program WIC. Keterlibatan Kalimantan Selatan memperkuat nilai solidaritas, keberagaman, dan kolaborasi lintas budaya.

Dengan semangat “Banua untuk Dunia”, Kalimantan Selatan berharap keikutsertaannya dapat membuka peluang kerja sama lebih luas, memperkuat sektor pariwisata, serta meningkatkan daya saing UMKM di kancah global.

Continue Reading

Trending