Connect with us

Metro

Annisa Zahara Owner Zahara Hijab Pondok Pesantrean Az-zahra Ikut Acara Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024

Published

on

Tangerang, 20 Oktober 2023 – Perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 yang sudah dibuka secara resmi oleh Jerry Sambuaga (Wakil Menteri Perdagangan) pada hari Kamis, 19 Oktober 2023 yang akan digelar pada tanggal 19-21 Oktober 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang, Banten.

Adapun perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week tahun ini mengusung tema “Discover Indonesian Modest Fashion Excellence” menampilkan karya dari 214 desainer/jenama dengan sekitar 1.000 koleksi, serta perusahaan-perusahaan dari sektor pendukung lainnya, seperti kosmetika, tekstil dan garmen, alas kaki, tas, aksesori dan perhiasan, serta produk gaya hidup lainnya dan Kemendag menargetkan transaksi dagang sebesar USD 2,5 juta pada JMFW tahun ini. Selain pergelaran busana, JMFW juga menghadirkan pameran dagang serta penjajakan bisnis (business matching).

Ditemui awak Media Online yang berkesempatan mewawancarai Owner Zahara Hijab, Annisa Zahara di booth Zahara Hijab Pondok Pesantrean Az-zahra dalam acara JMFW 2024 menjelaskan bahwa Zahara Hijab sudah ada sejak 2019 , jadi kebetulan sy keluaran dari alumni Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan Management Perkantoran. Saya yang lulusan UPI ingin memajukan Pondok Pensantren dari situlah saya berpikir potensi apa yang dimiliki dari Pondok Pesantren, karena kebetulan Pondok Pesantren yang memiliki aturan khusus mengenai Mukena yaitu harus memakai Mukena terusan atas perintah pimpinan Pondok Pesantren yang pada akhirnya kami mulai mencoba membuat pola, melatih anak-anak Santri untuk bisa menjahit.

Kemudian pada tahun 2019 mengikuti kejuaraan kompetisi Pondok Pesantren dari Provinsi Jawa Barat sambil mengikuti setelah melalui beberapa tahap kita menjadi juara kabupaten dalam kategori Fashion Star-up, alhamdulilah dari uang hasil hadiah tersebut kita gunakan untuk membeli mesin dan peralatan lainnya yang hingga saat ini juga kita mendapatkan bantuan dari Kemendag, Kemenparkreatif bisa mengembangkan produk kita sehingga kita bisa punya produk ciri khas yaitu dari Ekoprin.

Kita sekarang memiliki koleksi Mukena Terusan, Mukena Potongan Benengan, Ciput, Pasmina, Kerudung, Gamis, Bahan Ekoprin, bahan parasut Korea, bahan Rayon, dll.

Para santri diberikan pelatihan jahit juga yang kemudian juga para orang tua dan para alumni maupun masyarakat sekitar Pondok Pesantren yang punya konveksi dan bisa menjahit diajak kerjasama dan mereka juga jadi binaan kita agar kualitas menjahitnya bisa lebih bagus, bahkan reseller pun juga dari para alumni sudah punya reseller di Lampung, Labuan, Pandeglang, kita juga menerima oderan dari Cirebon, Grobogan Jawa Tengah.

Saat ini kita punya 1 toko offline hanya ada dilingkungan Pondok Pesantren dan kalo untuk online nya biasa memasarkannya di Media Sosial Intagram maupun Shoppe.

Saat ini juga penjualan produk hanya Domestik saya tetapi pernah ada pemesanan yang kebetulan punya kaka ipar yang ada di Brunei Darussalam dengan membawa produk kita dari Indonesia untuk dipasarkan ke Brunei Darussalam.

Ketika Pandemi Covid-19 justru kita mengalami omzet penjualan naik disaat bulan Ramadhan tetapi sayang nya pasca Covid-19 malah justru mengalami penurunan dikarenakan daya beli masyarakat mungkin lebih membutuhkan beli kebutuhan sembako daripada beli Mukena yang tadinya disekitar tahun 2020 awal mula Covid-19 di Indonesia sampai mendapatkan omzet sekitar 30 juta selama bulan Ramadhan dan setelah Covid-19 malah omzet penjualan kita langsung terjun bebas sekitar 3 juta, tetapi untuk dibulan-bulan lainnya kita menerima konveksi seperti baju seragam, kerudung, dll.

Dalam pandangan saya terkait dengan adanya para Pedagang Offline bisa beralih penjualan lewat online, memang harus ada lebih edukasi dan Perhatian Pemerintah kepada mereka dan mungkin juga kepada Pondok Pesantren khususnya Pemerintah lebih memperhatikan kepada para Santri untuk diberikan edukasi maupun pelatihan-pelatihan dari sisi Bisnis UMKM sehingga kita Pondok Pesantren turut terbantu dalam penjualan produk UMKM nya secara online.

Harapan saya hadir di Pameran ini, mudah-mudahan Pondok Pesantren Az-Zahra bisa terkenal di Mancanegara melalui Produk-Produk Fashion Muslim yang kita miliki dan kita juga membawa misi yaitu berdahkwah dalam bentuk Fashion maupun kita bisa meningkatkan penjualan Produk Fashion hingga bisa be Eksport-Import ke luar negeri,” tutupnya.

Continue Reading

Metro

Evan Alex Chandra Praktisi teknologi dan industri kreatif Hadiri Acara Rapimnas Kadin 2025

Published

on

By

Jakarta, — Praktisi teknologi dan industri kreatif, Evan Alex Chandra, tampil sebagai narasumber dalam rangkaian Road to Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2025 dengan tema besar “Kreativitas 5.0: Masa Depan Industri Kreatif Indonesia di Era AI.” Kehadirannya memberi sudut pandang segar mengenai pentingnya pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam memperkuat daya saing industri kreatif Indonesia.

Dalam pemaparannya, Evan Alex Chandra menyampaikan bahwa teknologi AI bukan ancaman, melainkan evolusi alami dari cara manusia bekerja—sebagaimana peralihan era mesin tik ke komputer yang mempercepat produktivitas dan membuka peluang baru bagi generasi kreator.

“AI bisa membantu, sama seperti komputer menggantikan mesin tik,” tegas Evan.
“Dulu, banyak yang takut menggunakan komputer, tetapi kini kita semua bergantung padanya. Hal yang sama sedang terjadi dengan AI—ia bukan untuk menggantikan kreator, tetapi untuk memperkuat kemampuan mereka, mempercepat proses kreatif, dan memberikan ruang lebih luas untuk inovasi.”

Evan juga menekankan bahwa di era Kreativitas 5.0, kolaborasi antara manusia dan teknologi menjadi kunci utama. AI dapat digunakan untuk melakukan riset tren secara cepat, mempercepat proses desain, menyederhanakan pekerjaan administratif, serta membuka akses menuju pasar global melalui optimasi digital

Sesi ini mendapatkan sambutan antusias dari para peserta, mulai dari pelaku industri kreatif, pemimpin bisnis, komunitas digital, hingga akademisi. Diskusi berjalan dinamis, menggambarkan tingginya minat dan kesiapan sektor kreatif untuk memanfaatkan teknologi sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi.

“Evan Alex Chandra berharap Industri AI justru tumbuh semakin besar, dan sebetulnya tidak perlu khawatir kalo misalnya AI akan menghilangkan pekerjaan. Saya melihatnya AI itu bisa membantu orang orang mendapatkan pekerjaan baru, atau seengga-engganya, bisa mempunyai karir yang baru lah.”ujar Evan Alex Chandra

Road to Rapimnas 2025 yang diinisiasi Kadin Indonesia menjadi wadah strategis dalam merumuskan rekomendasi dan arah kebijakan bagi percepatan transformasi ekonomi kreatif nasional. Kehadiran tokoh-tokoh seperti Evan Alex Chandra memperkuat optimisme bahwa Indonesia mampu menjadi pusat inovasi di kawasan.

Continue Reading

Metro

Indra Yudhistira, CEO Amadeus Sinemagna, Hadiri Acara Rapimnas Kadin 2025

Published

on

By

Jakarta, — Indra Yudhistira, CEO Amadeus Sinemagna, tampil sebagai narasumber dalam rangkaian Road to Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2025 yang mengusung tema “Kreativitas 5.0: Masa Depan Industri Kreatif Indonesia di Era AI.” acara ini di selenggarak pada hari Minggu (30/11/2025), yang bertempat di Residence Room The Park Hyatt Jakarta. Dengan pengalaman luas di industri sinema dan konten kreatif Tanah Air, Indra memberikan perspektif mendalam mengenai bagaimana teknologi AI membuka peluang besar bagi percepatan proses kreatif.

Acara Road to Rapimnas ini dihadiri oleh para pemimpin Kadin Indonesia, pelaku industri kreatif, sineas, kreator digital, akademisi, serta berbagai pemangku kepentingan yang ingin melihat Indonesia tampil sebagai pusat kreativitas Asia. Diskusi berlangsung interaktif dan menggugah banyak perspektif baru tentang peluang integrasi teknologi dalam industri kreatif.

Dalam paparannya, Indra menegaskan bahwa teknologi AI bukanlah ancaman, melainkan alat yang justru dapat mengoptimalkan proses produksi, mempercepat pengambilan keputusan, hingga membantu kreator menyempurnakan ide-ide mereka.

“Dalam dunia produksi film dan konten, AI mempercepat proses editing, memperkaya visualisasi praproduksi, menganalisis tren audiens, dan bahkan membantu efisiensi biaya. Yang perlu kita lakukan adalah menggunakannya secara strategis untuk memperkuat kapasitas manusia, bukan menggantikannya.AI sangat bisa membantu,” ujar Indra Yudhistira.

Indra menekankan bahwa era Kreativitas 5.0 adalah era di mana perpaduan intuisi manusia dan kecerdasan mesin menjadi kekuatan utama untuk menghasilkan karya yang lebih relevan, inovatif, dan berdampak. Ia juga mendorong para pelaku industri kreatif untuk lebih adaptif dan tidak ragu memanfaatkan teknologi sebagai akselerator produktivitas.

Kadin Indonesia melalui kegiatan pra-Rapimnas berkomitmen menyusun rekomendasi strategis untuk memperkuat ekosistem kreatif nasional, memastikan talenta lokal dapat berkembang seiring pesatnya kemajuan teknologi.

Continue Reading

Metro

Dewi Gontha President Direktur Java Festival Production Hadiri Rapimnas Kadin 2025

Published

on

By

Jakarta,  — Dewi Gontha, President Direktur Java Festival Production, hadir sebagai salah satu narasumber utama dalam rangkaian Road to Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2025 yang mengangkat tema “Kreativitas 5.0: Masa Depan Industri Kreatif Indonesia di Era AI.” pada hari Minggu 30 November 2025, bertempat di Residence Room The Park  Hyatt Hotel Jakarta.

Acara Road to Rapimnas Kadin 2025 ini dihadiri oleh pengurus Kadin Indonesia, pelaku industri kreatif, akademisi, komunitas, dan para pemangku kepentingan lain yang turut mendorong percepatan transformasi digital. Diskusi berjalan interaktif, membuka peluang kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat fondasi ekonomi kreatif nasional.

Dalam sesi yang penuh wawasan tersebut, Dewi Gontha menegaskan bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) kini menjadi mitra strategis untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja di industri kreatif.

Sebagai pemimpin di balik berbagai festival musik terbesar di Indonesia, termasuk Java Jazz Festival, Dewi Gontha menyoroti perubahan cara kerja yang semakin cepat dan dinamis. Menurutnya, adopsi teknologi AI bukan hanya tren, tetapi kebutuhan bagi seluruh pelaku industri untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan global.

“AI mendukung cara bekerja, menjadi efisien waktu lebih efisien juga cara anggaran harapannya seperti itu.

Dengan adanya AI kita bisa lebih mudah memberikan sebuah prif, tapi yang paling utama adalah pihak penggunaan AI ini, kalo terkait dengan terkait dengan Sefti ini akan keperpakai sekali gitu.”ujar  Dewi Gontha

Dewi Gontha juga menekankan bahwa Kreativitas 5.0 adalah era ketika inovasi teknologi dan imajinasi manusia saling menguatkan. Dengan memanfaatkan AI secara bijak, Indonesia memiliki peluang besar menciptakan karya yang lebih relevan, memperluas pasar, dan meningkatkan nilai ekonomi kreatif secara signifikan.

Kadin Indonesia melalui rangkaian kegiatan pra-Rapimnas ini berkomitmen menyusun rekomendasi strategis yang menempatkan teknologi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, sekaligus menjamin keberlanjutan talenta kreatif Indonesia.

Continue Reading

Trending