Connect with us

Metro

Rembuk Pangan Pesisir 2024

Published

on

Jakarta —Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka didesak untuk menunjukkan komitmennya terhadap perbaikan kehidupan keluarga nelayan di Indonesia dengan memprioritaskan perbaikan akses air bersih, sanitasi dan penanganan persampahan di kawasan pesisir. Aspirasi ini mengemuka dalam Rembuk Nasional Perempuan Pesisir yang dilaksanakan oleh Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan dan Inklusif, atau Just-In Wash Coalition Indonesia, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (11/12/2024).

 

Ketua Just-In Wash Coalition Indonesia, Rosinah menyatakan bahwa kondisi kehidupan keluarga nelayan Indonesia yang mendiami wilayah pesisir di sepanjang garis pantai Indonesia saat ini sedang berhadapan dengan berbagai tantangan yang mengancam kehidupan mereka. Tantangan itu antara lain semakin meningkatnya dampak perubahan iklim di wilayah pesisir, tingkat kesejahteraan keluarga nelayan yang masih rendah dan kondisi layanan dasar air bersih, sanitasi dan penanganan sampah lingkungan yang sangat tidak layak untuk keberlanjutan kehidupan keluarga nelayan.

 

Di tengah situasi tersebut, ibu-ibu nelayan yang selama ini bekerja dalam proses produksi perikanan keluarga nelayan tradisional sekaligus bertanggungjawab mengurus domestik rumah tangga nelayan adalah penanggung beban terbesar dari kondisi yang ada. Bersama anak-anak nelayan, mereka juga menjadi pihak yang paing rentan untuk terjangkiti dengan berbagai penyakit yang berkaitan dengan kondisi air dan sanitasi yang buruk. Perempuan pesisir Indonesia betul-betul mengharapkan pemerintah memberikan jawaban terhadap situasi yang terus kami alam,” tegas Rosinah.   Sejak 2019 lalu, Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan, Inklusif dan Berkelanjutan (Just-In WASH Calition Indonesia) yang terdiri dari Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI), Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Perkumpulan Inisiatif, Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) dan International Budget Partnership (IBP) mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan permasalahan yang dialami oleh masyarakat pesisir, khususnya terkait dengan kehidupan dan penghidupan nelayan kecil dan tradisional, termasuk akses atas air bersih dan sanitasi yang layak dan aman bagi perempuan pesisir di Indonesia. ” Perempuan yang berdomisili di wilayah pesisir kekurangan akses terhadap air bersih dan sanitasi disebabkan sumber daya publik belum dikelola secara adil dan efektif, ” imbuhnya.    Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, berpandangan bahwa peran perempuan dalam ekosistem perikanan dan kelautan sangat penting dan strategis, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Peranannya terbentang dari mulai memproduksi ikan hingga mengolah dan memasarkan. Perempuan Pesisir juga berperan penting dalam menjaga kebutuhan gizi keluarga. Karena itu, kebijakan kelautan dan perikanan harus menyasar secara khusus   dampaknya bagi perempuan.

 

Beranda News Nasional Pemilu 2024 Hukum Teknologi Global Ekonomi Foto Video Olahraga Pendidikan Kuliner Internasional Opini Kolom Advertorial Kesehatan Hikmah Info Polri Info TNI Ramadan 1445 H Peristiwa Pemerintah News Perempuan Pesisir Indonesia Desak Pemerintahan Prabowo Prioritaskan Perbaikan Akses Air Bersih dan Sanitasi di Kawasan Pesisir Safdar. S 11 Desember 2024, 16:05 WIB Ketua Umum DPP KNTI, Dani Setiawan saat mengikuti Rembuk Nasional Perempuan Pesisir yang dilaksanakan oleh Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan dan Inklusif, atau Just-In Wash Coalition Indonesia, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (11/12/2024).(Foto : Ist) LarasNews.com, Jakarta —Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka didesak untuk menunjukkan komitmennya terhadap perbaikan kehidupan keluarga nelayan di Indonesia dengan memprioritaskan perbaikan akses air bersih, sanitasi dan penanganan persampahan di kawasan pesisir. Aspirasi ini mengemuka dalam Rembuk Nasional Perempuan Pesisir yang dilaksanakan oleh Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan dan Inklusif, atau Just-In Wash Coalition Indonesia, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (11/12/2024).   Baca Juga: DPP KNTI dan KPPI Berikan Pendidikan, Pelatihan Perempuan Pesisir di Aceh Selatan Ketua Just-In Wash Coalition Indonesia, Rosinah menyatakan bahwa kondisi kehidupan keluarga nelayan Indonesia yang mendiami wilayah pesisir di sepanjang garis pantai Indonesia saat ini sedang berhadapan dengan berbagai tantangan yang mengancam kehidupan mereka. Tantangan itu antara lain semakin meningkatnya dampak perubahan iklim di wilayah pesisir, tingkat kesejahteraan keluarga nelayan yang masih rendah dan kondisi layanan dasar air bersih, sanitasi dan penanganan sampah lingkungan yang sangat tidak layak untuk keberlanjutan kehidupan keluarga nelayan. Baca Juga: KNTI Mendesak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria di Pesisir dan Laut   Menurut Rosinah, yang juga Ketua Umum KPPI, kebijakan pemerintahan baru untuk mengangkat harkat dan martabat keluarga nelayan Indonesia sebagai kontributor penting penyediaan gizi keluarga Indonesia adalah satu batu ujian untuk membuktikan komitmen pemerintahan Prabowo terhadap kesejahteraan rakyat. Ketua Just-In Wash Coalition Indonesia, Ketua Umum KPPI, Rosinah ” Di tengah situasi tersebut, ibu-ibu nelayan yang selama ini bekerja dalam proses produksi perikanan keluarga nelayan tradisional sekaligus bertanggungjawab mengurus domestik rumah tangga nelayan adalah penanggung beban terbesar dari kondisi yang ada. Bersama anak-anak nelayan, mereka juga menjadi pihak yang paing rentan untuk terjangkiti dengan berbagai penyakit yang berkaitan dengan kondisi air dan sanitasi yang buruk. Perempuan pesisir Indonesia betul-betul mengharapkan pemerintah memberikan jawaban terhadap situasi yang terus kami alam,” tegas Rosinah.   Sejak 2019 lalu, Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan, Inklusif dan Berkelanjutan (Just-In WASH Calition Indonesia) yang terdiri dari Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI), Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Perkumpulan Inisiatif, Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) dan International Budget Partnership (IBP) mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan permasalahan yang dialami oleh masyarakat pesisir, khususnya terkait dengan kehidupan dan penghidupan nelayan kecil dan tradisional, termasuk akses atas air bersih dan sanitasi yang layak dan aman bagi perempuan pesisir di Indonesia. ” Perempuan yang berdomisili di wilayah pesisir kekurangan akses terhadap air bersih dan sanitasi disebabkan sumber daya publik belum dikelola secara adil dan efektif, ” imbuhnya.    Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, berpandangan bahwa peran perempuan dalam ekosistem perikanan dan kelautan sangat penting dan strategis, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Peranannya terbentang dari mulai memproduksi ikan hingga mengolah dan memasarkan. Perempuan Pesisir juga berperan penting dalam menjaga kebutuhan gizi keluarga. Karena itu, kebijakan kelautan dan perikanan harus menyasar secara khusus   dampaknya bagi perempuan.  Ketua Umum DPP KNTI, Dani Setiawan  “Masalah sanitasi, akses air, dan kesehatan pemukiman Pesisir merupakan hal paling mendasar. Sayangnya, infrastruktur sanitasi, air bersih, dan pengelolaan sampah di pemukiman Pesisir sangat buruk dan memprihatinkan. Saya setuju yang dikatakan Presiden Prabowo, ‘buat apa Indonesia masuk jadi anggota G20 tapi rakyatnya miskin dan gak punya WC. Buat apa masuk OECD tapi masyarakat pesisir gak bisa mengakses air bersih. Tidak ada gunanya,” kata Dani.  Wakil Sekretaris Jenderal FITRA, Ervyn Young, mengatakan bahwa kebijakan dan program pemerintah untuk perbaikan akses air dan sanitasi sejauh ini memang masih belum cukup kuat. DIbandingkan dengan komitmen global SDGs/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan  untuk mewujudkan air minum  dan sanitasi layanan dasar  aman 100 persen pada 2030 nanti, target pemerintah untuk akses air minum dan sanitasi aman nasional  dan sanitasi layanan dasar AMAN aman bisa dibilang masih sangat rendah. Agenda SDGs 2030 pemerintah Indonesia saat ini menargetkan kondisi air minum aman nasional  hanya 45 persen dengan 50 persen jaringan perpipaan, dan target nasional sanitasi aman paling tinggi cuma 30 Persen.  ” Rendahnya target SDGs tersebut berkonsekuensi pada lambannya pemenuhan air dan sanitasi masyarakat, khususnya di wilayah pesisir,” bebernya. Menurut Ervyn, saat ini wilayah pesisir yang pada dasarnya menyimpan masalah masih sangat buruknya akses air bersih dan sanitasi, justru belum menjadi prioritas kebijakan pemerintah. Program dan anggaran pemerintah dari pusat hingga daerah sama sekali tidak memiliki nomenklatur ‘pesisir’, karena yang digunakan  umumnya adalah nomenklatur wilayah ‘perdesaan’, ‘perkotaan’ dan wilayah ‘terpencil’. Sementara dari sisi anggaran, kata Ervyn, anggaran untuk penanganan air dan sanitasi yang bersumber dari pemerintah pusat masih sangat terbatas. “Umumnya anggaran untuk program WASH ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang sangat minim. Padahal, sumber pendanaan program ini di daerah sangat minim.  Pada beberapa daerah, APBD hanya menganggarkan tak lebih dari 0,6 persen dari APBD untuk perbaikan akses air bersih dan sanitasi masyarakat. Pemerintah sejauh ini masih sangat mengandalkan program dan bantuan dari pihak lain,”  katanya.

 

Padahal, berdasarkan Survey pendataan keluarga nelayan tradisional di 26 kabupaten/kota serta pemetaan partisipatif yang dilaksanakan di 5 wilayah pesisir (Kampung 05 Bagan Deli dan Kampung Nelayan Sebrang Kota Medan, Kampung Dadap-Kabupaten Tangerang, Semarang Utara-Kota Semarang, Kwanyar Kabupaten Bangkalan, dan Jerowaru-Kabupaten Lombok Timur) oleh KPPI dan Perkumpulan INISIATIF (2023), akses atas air minum dan air bersih, fasilitas sanitasi, dan pengelolaan sampah di wilayah pesisir sangatlah memprihatinkan. Selain itu, wilayah-wilayah tersebut mengalami kenaikan ketinggian muka air laut akibat dari dampak perubahan iklim. Di samping itu, menurut Wulandari, Anggota Dewan Pimpinan Perkumpulan Inisiatif, kesempatan perempuan dalam pengambilan keputusan masih minim, termasuk di ruang perencanaan penganggaran di tingkat desa maupun kabupaten/kota (musyawarah desa dan musyawarah perencanaan pembangunan).Akibatnya kebutuhan-kebutuhan komunitas nelayan dan pesisir, termasuk WASH terkendala untuk diakomodasi. Donny Setiawan dari International Budget Partnership (IBP) Indonesia, berpandangan bahwa  rendahnya prioritas anggaran untuk pemenuhan WASH di kawasan pesisir haruslah menjadi perhatian penting pemerintah. Upaya mengurangi stunting, memberantas kemiskinan dan mengurangi ketimpangan di Indonesia tak mungkin dilakukan dengan mengabaikan situasi rendahnya pelayanan dasar di kawasan pesisir. Menurutnya, di tengah keterbatasan fiskal pemerintah, perbaikan public finance management (PFM) penting mendapat perhatian pemerintah.

 

Namun ia menekankan pentingnya pendekatan multisektor (antar-kementerian) dan penguatan kolaborasi para-pihak untuk mempercepat pemenuhan akses air bersih dan sanitasi yang aman di Indonesia. ” Kami menyerukan adanya kolaborasi yang lebih substantif antar berbagai pihak. Namun bagaimanapun juga, pembangunan sosial untuk pemenuhan akses WASH masyarakat ini harus berangkat dari kebijakan universal berjangka panjang yang dipimpin oleh pemerintah, alih-alih hanya menyerahkannya kepada inisiatif pekerja sosial dan dukungan program kemitraan pembangunan maupun  pihak swasta,” katanya. Rembuk Nasional Perempuan Pesisir yang dilaksanakan hari ini dihadiri oleh perwakilan pengurus KPPI daerah yang saat ini tersebar di 16 provinsi, sejumlah pimpinan organisasi masyarakat sipil tingkat nasional dan pejabat dari sejumlah Kementerian lembaga seperti Bappenas, Kementerian Keuangan, Kemendagri, Kementerian PU, Kementerian Perkim, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Desa & PDT. Dalam forum yang berlangsung sehari penuh tersebut, perempuan pesisir menyampaikan aspirasi mereka untuk akselerasi perbaikan akses air dan sanitasi kawasan pesisir. Ikut hadir sebagai penanggan utama yakni Staf Khusus Wakil Presiden RI, Tina Talisa, yang hadir mewakili Bapak Wakil Presiden. Pelaksanaan Rembuk Nasional ini sebelumnya telah diawali dengan Pekan Aspirasi Perempuan Pesisir di berbagai daerah pada September lalu, yang dikuti oleh ribuan perempuan pesisir dan keluarga nelayan. Dalam forum tersebut, perempuan pesisir mendialogkan aspirasi mereka untuk kondisi air, sanitasi dan penanganan sampah yang lebih baik di wilayah pesisir dengan OPD Pemda terkait, DPRD, Pemdes dan perwakilan Ombudsman RI.

Continue Reading

Metro

Ian Iswadi dan Herman Lapu kondo Hadiri HUT Ke 18 Partai Hanura

Published

on

By

Jakarta – HUT Ke 18 Partai Hanura bertempat di Mercure Ancol pada hari ini, Sabtu, 21 Desember 2024 turut dihadiri oleh Ian Iswahdi dan Herman Lapu Kondo.

 

Kepada awak media Jelaskan acara perayaan HUT Hanura di Hotel Mercure Ancol Iyan iswadi di sebagai sekretaris sekretaris DPC Kabupaten Talaud bersama Herman kondo kondo dari Provinsi Sulawesi Utara.

 

Ditemui awak media, Ian iswadi mengatakan,”Ya kita dari paling ujung perbatasan NKRI yaitu tepatnya dari kabupaten Talaud jadi Kami bangga di hari ulang tahun ini kami hadir Kebetulan juga dan kami juga baru diangkat di Kabupaten Talaud juga dan untuk kedepannya kami akan terus berusaha walaupun kami ada di paling ujung perbatasan NKRI di Kabupaten Talaud, kepulauan Sangihe jadi di perbatasan NKRI ini kami tetap ada dalam dan walaupun hanya raih 1 kursi di Kabupaten Kepulauan Sangihe jadi hanya 1 kursi saja ya tetapi saya meraih suara terbanyak di mana semua calon secara perorangan yang dari Hanura bersaing ketat jadi saya saat itu harus berjuang kata Ian iswadi sekretaris DPC Hanura Kabupaten Talaud,” ucap Ian.

 

Lebih lanjut Herman Lapu kondo dari kepulauan Sangihe menambahkan “Di ulang tahun Hanura ini, Saya Herman Lapu Kondo sebagai anggota dewan terpilih periode 2024 sm- 2029 dan ini bertepatan dengan Bimtek Saya berharap Hanura lebih besar lagi dan lebih berkembang dari sekarang ini serta tentunya dari kepulauan Sangihe kami dari daerah yang di ada di ujung perbatasan NKRI dimana kedepannya kami berharap ada perhatian khusus presiden terpilih Pak Prabowo dan wakilnya Pak Gibran karena di daerah kami masih ada ketertinggalan dari segi kesehatan tentunya,”  sambung Herman lampu Kondo

 

“Sebagai anggota dewan DPRD Komisi 3 kabupaten Sangihe, Iyan  Iswadi menambahkan, “Terkait program makan siang gratis Bapak Prabowo Gibran ini kita sudah diprogram oleh Presiden itu Segera dilaksanakan harus segera dilakukan kami berharap terobosan makan siang gratis ini Tentunya bagi anak yang kurus. Sehat dapat terbantu dengan program makan siang yang bergizi gratis ini di mana anggota dewan terpilih harus setuju dengan program presiden,” tutur Iyan Iswadi.

 

“Dan untuk program makan siang gratis secara resmi baru seminggu lalu ya disahkan Komisi 3 DPRD yang bertanggungjawab. Kebetulan kami baru dilantik, jadi masih menunggu secara peralihan secara administrasi,” jelas Ian iswadi sebagai sekretaris DPC Kabupaten Talaud.

 

Sebagai informasi tambahan, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) telah menggelar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, 21-23 Desember 2024. Sejumlah tokoh politik tanah air direncanakan menghadiri perayaan yang akan dimulai besok, Sabtu (21/12/2024). Ini diungkap Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura, Djafar Badjeber.

 

“Alhamdulillah persiapan sudah matang. Kami undang semua ketua umum partai poli­tik, termasuk para calon kepala daerah pemenang Pilkada yang diusung Partai Hanura. Kami undang juga para tokoh nasional, tokoh ormas, dan simpatisan Partai Hanura. Kita lihat nanti siapa saja yang akan hadir di acara HUT ini,” ungkapnya, dalam keterangan kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta Kamis (19/12/24).

 

HUT ke-18 Partai Hanura di­targetkan dihadiri 1.500 peserta perwakilan kader Hanura dari se­luruh Indonesia. Termasuk Ketua-Ketua DPD, 528 anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota, sayap partai, hingga simpatisan.

 

“Sesuai arahan Ketua Umum kami, Bapak Oesman Sapta Oedang, perayaan HUT harus sederhana, jauh dari ajang hura-hura. Kami akan konsolidasi kader usai Pemilu, Pileg, Pilpres, dan Pilkada,” ungkapnya.

 

HUT ini juga bakal diisi ber­bagai kegiatan. Salah satunya workshop atau Bimbingan Teknis (Bimtek) Nasional 528 ang­gota DPRD provinsi, kabupaten/kota seluruh Indonesia yang akan berlangsung 3 hari hingga 23 Desember 2024.

 

Dikatakan, HUT Ke-18 Partai Hanura mengusung tema: ‘Bersama Rakyat, Hanura Mewujudkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Daerah’. Sedangkan tema Bimtek Nasional yakni, Urgensi Peningkatan Kapasitas dalam Pelaksanaan Fungsi Kedewanan.

 

“Ke 528 legislator daerah Hanura akan digembleng agar berkomitmen berjuang memaju­kan dan mensejahterakan rakyat di daerah,” tuturnya.

 

Sekadar informasi, Partai Hanura lahir pada 21 Desember 2006 dan kini dinahkodai Oesman Sapta Oedang atau OSO yang terpilih kembali pada Munas IV Di Bali, Agustus 2024 lalu.

Continue Reading

Metro

Arief Ibrahim Dilantik Sebagai Anggota DPRD Termuda di Morowali Utara

Published

on

By

Morowali Utara – Arief Ibrahim resmi dilantik sebagai anggota DPRD Kabupaten Morowali Utara periode 2024-2029 pada Rabu, 28 Agustus 2024. Putra mendiang politisi senior Idham Ibrahim ini menjadi anggota DPRD termuda dengan usia baru menginjak 28 tahun.

 

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 Partai Hanura yang dirangkaikan dengan Bimbingan Teknis Nasional. Acara tersebut dihadiri lebih dari 1.500 anggota DPRD dari berbagai provinsi, kabupaten, dan kota se-Indonesia. Tokoh-tokoh nasional seperti mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, serta pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno, turut hadir.

 

Dalam wawancaranya, Arief menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan pusat untuk mendukung program-program prioritas, termasuk yang berkaitan dengan pangan dan ekonomi masyarakat. Ia berharap Kabupaten Morowali Utara dapat memanfaatkan kehadiran industri besar yang ada di daerahnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

“Kami memiliki berbagai program prioritas, salah satunya adalah mendukung program makan siang gratis untuk siswa. Selain itu, kami juga mendorong pengembangan sektor pertanian, digitalisasi UMKM  dan program BKK untuk mendorong ekonomi di desa. Kehadiran industri besar di daerah ini menjadi peluang untuk menyerap hasil pertanian lokal, sehingga ekonomi masyarakat dapat tumbuh secara berkelanjutan,” jelas Arief yang juga menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Morowali Utara.

 

Arief optimistis bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat, ditambah dengan dukungan masyarakat, akan membawa Morowali Utara menjadi daerah yang lebih maju, terutama dalam memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.

 

Sebagai anggota DPRD termuda, Arief berkomitmen untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, khususnya generasi muda, agar dapat berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik untuk Morowali Utara.

Continue Reading

Metro

Muchammad Sulaiman Anggota DPRD Pasuruan Hadiri HUT ke-18 Partai Hanura dan Bimbingan Teknis Nasional

Published

on

By

Jakarta, – Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Muchammad Sulaiman, menyampaikan harapannya agar jumlah anggota DPRD di Pasuruan dapat bertambah pada 2029. Hal ini diungkapkan dalam acara peringatan HUT ke-18 Partai Hanura yang dirangkai dengan Bimbingan Teknis Nasional, di Ballroom Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara.  Sabtu (21/12/2024)

 

Acara tersebut dihadiri sekitar 1.500 peserta, termasuk perwakilan kader Partai Hanura dari seluruh Indonesia, ketua-ketua DPD, 528 anggota DPRD tingkat kabupaten/kota, sayap partai, dan simpatisan. Beberapa tokoh nasional turut hadir, seperti mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md serta pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno.

 

Dalam keterangannya kepada media, Muchammad Sulaiman mengungkapkan keprihatinannya terhadap penurunan jumlah anggota DPRD dari Partai Hanura di Pasuruan. “Awalnya kami memiliki empat anggota DPRD, tetapi sekarang hanya tersisa dua. Kami berharap pada 2029 nanti, jumlah ini bisa bertambah dan Partai Hanura semakin berkembang,” ujar Sulaiman, yang kini menjabat sebagai anggota DPRD untuk periode keduanya.

 

Menjawab pertanyaan media, terkait program pemerintah tentang makan gratis untuk siswa, Sulaiman menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan kejelasan apakah pendanaan program tersebut akan dibebankan kepada pemerintah daerah atau pusat. “Kami berharap program-program yang dicanangkan oleh Pak Prabowo nantinya dibiayai oleh pemerintah pusat. Di daerah, kami sering mengalami kesulitan dalam hal pendanaan,” tambahnya.

 

Acara HUT ke-18 Partai Hanura ini menjadi momentum bagi kader partai untuk memperkuat solidaritas sekaligus menyusun strategi guna menghadapi Pemilu 2029.

Continue Reading

Trending