Connect with us

Metro

Rembuk Pangan Pesisir 2024

Published

on

Jakarta —Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka didesak untuk menunjukkan komitmennya terhadap perbaikan kehidupan keluarga nelayan di Indonesia dengan memprioritaskan perbaikan akses air bersih, sanitasi dan penanganan persampahan di kawasan pesisir. Aspirasi ini mengemuka dalam Rembuk Nasional Perempuan Pesisir yang dilaksanakan oleh Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan dan Inklusif, atau Just-In Wash Coalition Indonesia, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (11/12/2024).

 

Ketua Just-In Wash Coalition Indonesia, Rosinah menyatakan bahwa kondisi kehidupan keluarga nelayan Indonesia yang mendiami wilayah pesisir di sepanjang garis pantai Indonesia saat ini sedang berhadapan dengan berbagai tantangan yang mengancam kehidupan mereka. Tantangan itu antara lain semakin meningkatnya dampak perubahan iklim di wilayah pesisir, tingkat kesejahteraan keluarga nelayan yang masih rendah dan kondisi layanan dasar air bersih, sanitasi dan penanganan sampah lingkungan yang sangat tidak layak untuk keberlanjutan kehidupan keluarga nelayan.

 

Di tengah situasi tersebut, ibu-ibu nelayan yang selama ini bekerja dalam proses produksi perikanan keluarga nelayan tradisional sekaligus bertanggungjawab mengurus domestik rumah tangga nelayan adalah penanggung beban terbesar dari kondisi yang ada. Bersama anak-anak nelayan, mereka juga menjadi pihak yang paing rentan untuk terjangkiti dengan berbagai penyakit yang berkaitan dengan kondisi air dan sanitasi yang buruk. Perempuan pesisir Indonesia betul-betul mengharapkan pemerintah memberikan jawaban terhadap situasi yang terus kami alam,” tegas Rosinah.   Sejak 2019 lalu, Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan, Inklusif dan Berkelanjutan (Just-In WASH Calition Indonesia) yang terdiri dari Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI), Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Perkumpulan Inisiatif, Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) dan International Budget Partnership (IBP) mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan permasalahan yang dialami oleh masyarakat pesisir, khususnya terkait dengan kehidupan dan penghidupan nelayan kecil dan tradisional, termasuk akses atas air bersih dan sanitasi yang layak dan aman bagi perempuan pesisir di Indonesia. ” Perempuan yang berdomisili di wilayah pesisir kekurangan akses terhadap air bersih dan sanitasi disebabkan sumber daya publik belum dikelola secara adil dan efektif, ” imbuhnya.    Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, berpandangan bahwa peran perempuan dalam ekosistem perikanan dan kelautan sangat penting dan strategis, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Peranannya terbentang dari mulai memproduksi ikan hingga mengolah dan memasarkan. Perempuan Pesisir juga berperan penting dalam menjaga kebutuhan gizi keluarga. Karena itu, kebijakan kelautan dan perikanan harus menyasar secara khusus   dampaknya bagi perempuan.

 

Beranda News Nasional Pemilu 2024 Hukum Teknologi Global Ekonomi Foto Video Olahraga Pendidikan Kuliner Internasional Opini Kolom Advertorial Kesehatan Hikmah Info Polri Info TNI Ramadan 1445 H Peristiwa Pemerintah News Perempuan Pesisir Indonesia Desak Pemerintahan Prabowo Prioritaskan Perbaikan Akses Air Bersih dan Sanitasi di Kawasan Pesisir Safdar. S 11 Desember 2024, 16:05 WIB Ketua Umum DPP KNTI, Dani Setiawan saat mengikuti Rembuk Nasional Perempuan Pesisir yang dilaksanakan oleh Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan dan Inklusif, atau Just-In Wash Coalition Indonesia, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (11/12/2024).(Foto : Ist) LarasNews.com, Jakarta —Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka didesak untuk menunjukkan komitmennya terhadap perbaikan kehidupan keluarga nelayan di Indonesia dengan memprioritaskan perbaikan akses air bersih, sanitasi dan penanganan persampahan di kawasan pesisir. Aspirasi ini mengemuka dalam Rembuk Nasional Perempuan Pesisir yang dilaksanakan oleh Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan dan Inklusif, atau Just-In Wash Coalition Indonesia, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (11/12/2024).   Baca Juga: DPP KNTI dan KPPI Berikan Pendidikan, Pelatihan Perempuan Pesisir di Aceh Selatan Ketua Just-In Wash Coalition Indonesia, Rosinah menyatakan bahwa kondisi kehidupan keluarga nelayan Indonesia yang mendiami wilayah pesisir di sepanjang garis pantai Indonesia saat ini sedang berhadapan dengan berbagai tantangan yang mengancam kehidupan mereka. Tantangan itu antara lain semakin meningkatnya dampak perubahan iklim di wilayah pesisir, tingkat kesejahteraan keluarga nelayan yang masih rendah dan kondisi layanan dasar air bersih, sanitasi dan penanganan sampah lingkungan yang sangat tidak layak untuk keberlanjutan kehidupan keluarga nelayan. Baca Juga: KNTI Mendesak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria di Pesisir dan Laut   Menurut Rosinah, yang juga Ketua Umum KPPI, kebijakan pemerintahan baru untuk mengangkat harkat dan martabat keluarga nelayan Indonesia sebagai kontributor penting penyediaan gizi keluarga Indonesia adalah satu batu ujian untuk membuktikan komitmen pemerintahan Prabowo terhadap kesejahteraan rakyat. Ketua Just-In Wash Coalition Indonesia, Ketua Umum KPPI, Rosinah ” Di tengah situasi tersebut, ibu-ibu nelayan yang selama ini bekerja dalam proses produksi perikanan keluarga nelayan tradisional sekaligus bertanggungjawab mengurus domestik rumah tangga nelayan adalah penanggung beban terbesar dari kondisi yang ada. Bersama anak-anak nelayan, mereka juga menjadi pihak yang paing rentan untuk terjangkiti dengan berbagai penyakit yang berkaitan dengan kondisi air dan sanitasi yang buruk. Perempuan pesisir Indonesia betul-betul mengharapkan pemerintah memberikan jawaban terhadap situasi yang terus kami alam,” tegas Rosinah.   Sejak 2019 lalu, Koalisi Masyarakat untuk Air & Sanitasi Berkeadilan, Inklusif dan Berkelanjutan (Just-In WASH Calition Indonesia) yang terdiri dari Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI), Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Perkumpulan Inisiatif, Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) dan International Budget Partnership (IBP) mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan permasalahan yang dialami oleh masyarakat pesisir, khususnya terkait dengan kehidupan dan penghidupan nelayan kecil dan tradisional, termasuk akses atas air bersih dan sanitasi yang layak dan aman bagi perempuan pesisir di Indonesia. ” Perempuan yang berdomisili di wilayah pesisir kekurangan akses terhadap air bersih dan sanitasi disebabkan sumber daya publik belum dikelola secara adil dan efektif, ” imbuhnya.    Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, berpandangan bahwa peran perempuan dalam ekosistem perikanan dan kelautan sangat penting dan strategis, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Peranannya terbentang dari mulai memproduksi ikan hingga mengolah dan memasarkan. Perempuan Pesisir juga berperan penting dalam menjaga kebutuhan gizi keluarga. Karena itu, kebijakan kelautan dan perikanan harus menyasar secara khusus   dampaknya bagi perempuan.  Ketua Umum DPP KNTI, Dani Setiawan  “Masalah sanitasi, akses air, dan kesehatan pemukiman Pesisir merupakan hal paling mendasar. Sayangnya, infrastruktur sanitasi, air bersih, dan pengelolaan sampah di pemukiman Pesisir sangat buruk dan memprihatinkan. Saya setuju yang dikatakan Presiden Prabowo, ‘buat apa Indonesia masuk jadi anggota G20 tapi rakyatnya miskin dan gak punya WC. Buat apa masuk OECD tapi masyarakat pesisir gak bisa mengakses air bersih. Tidak ada gunanya,” kata Dani.  Wakil Sekretaris Jenderal FITRA, Ervyn Young, mengatakan bahwa kebijakan dan program pemerintah untuk perbaikan akses air dan sanitasi sejauh ini memang masih belum cukup kuat. DIbandingkan dengan komitmen global SDGs/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan  untuk mewujudkan air minum  dan sanitasi layanan dasar  aman 100 persen pada 2030 nanti, target pemerintah untuk akses air minum dan sanitasi aman nasional  dan sanitasi layanan dasar AMAN aman bisa dibilang masih sangat rendah. Agenda SDGs 2030 pemerintah Indonesia saat ini menargetkan kondisi air minum aman nasional  hanya 45 persen dengan 50 persen jaringan perpipaan, dan target nasional sanitasi aman paling tinggi cuma 30 Persen.  ” Rendahnya target SDGs tersebut berkonsekuensi pada lambannya pemenuhan air dan sanitasi masyarakat, khususnya di wilayah pesisir,” bebernya. Menurut Ervyn, saat ini wilayah pesisir yang pada dasarnya menyimpan masalah masih sangat buruknya akses air bersih dan sanitasi, justru belum menjadi prioritas kebijakan pemerintah. Program dan anggaran pemerintah dari pusat hingga daerah sama sekali tidak memiliki nomenklatur ‘pesisir’, karena yang digunakan  umumnya adalah nomenklatur wilayah ‘perdesaan’, ‘perkotaan’ dan wilayah ‘terpencil’. Sementara dari sisi anggaran, kata Ervyn, anggaran untuk penanganan air dan sanitasi yang bersumber dari pemerintah pusat masih sangat terbatas. “Umumnya anggaran untuk program WASH ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang sangat minim. Padahal, sumber pendanaan program ini di daerah sangat minim.  Pada beberapa daerah, APBD hanya menganggarkan tak lebih dari 0,6 persen dari APBD untuk perbaikan akses air bersih dan sanitasi masyarakat. Pemerintah sejauh ini masih sangat mengandalkan program dan bantuan dari pihak lain,”  katanya.

 

Padahal, berdasarkan Survey pendataan keluarga nelayan tradisional di 26 kabupaten/kota serta pemetaan partisipatif yang dilaksanakan di 5 wilayah pesisir (Kampung 05 Bagan Deli dan Kampung Nelayan Sebrang Kota Medan, Kampung Dadap-Kabupaten Tangerang, Semarang Utara-Kota Semarang, Kwanyar Kabupaten Bangkalan, dan Jerowaru-Kabupaten Lombok Timur) oleh KPPI dan Perkumpulan INISIATIF (2023), akses atas air minum dan air bersih, fasilitas sanitasi, dan pengelolaan sampah di wilayah pesisir sangatlah memprihatinkan. Selain itu, wilayah-wilayah tersebut mengalami kenaikan ketinggian muka air laut akibat dari dampak perubahan iklim. Di samping itu, menurut Wulandari, Anggota Dewan Pimpinan Perkumpulan Inisiatif, kesempatan perempuan dalam pengambilan keputusan masih minim, termasuk di ruang perencanaan penganggaran di tingkat desa maupun kabupaten/kota (musyawarah desa dan musyawarah perencanaan pembangunan).Akibatnya kebutuhan-kebutuhan komunitas nelayan dan pesisir, termasuk WASH terkendala untuk diakomodasi. Donny Setiawan dari International Budget Partnership (IBP) Indonesia, berpandangan bahwa  rendahnya prioritas anggaran untuk pemenuhan WASH di kawasan pesisir haruslah menjadi perhatian penting pemerintah. Upaya mengurangi stunting, memberantas kemiskinan dan mengurangi ketimpangan di Indonesia tak mungkin dilakukan dengan mengabaikan situasi rendahnya pelayanan dasar di kawasan pesisir. Menurutnya, di tengah keterbatasan fiskal pemerintah, perbaikan public finance management (PFM) penting mendapat perhatian pemerintah.

 

Namun ia menekankan pentingnya pendekatan multisektor (antar-kementerian) dan penguatan kolaborasi para-pihak untuk mempercepat pemenuhan akses air bersih dan sanitasi yang aman di Indonesia. ” Kami menyerukan adanya kolaborasi yang lebih substantif antar berbagai pihak. Namun bagaimanapun juga, pembangunan sosial untuk pemenuhan akses WASH masyarakat ini harus berangkat dari kebijakan universal berjangka panjang yang dipimpin oleh pemerintah, alih-alih hanya menyerahkannya kepada inisiatif pekerja sosial dan dukungan program kemitraan pembangunan maupun  pihak swasta,” katanya. Rembuk Nasional Perempuan Pesisir yang dilaksanakan hari ini dihadiri oleh perwakilan pengurus KPPI daerah yang saat ini tersebar di 16 provinsi, sejumlah pimpinan organisasi masyarakat sipil tingkat nasional dan pejabat dari sejumlah Kementerian lembaga seperti Bappenas, Kementerian Keuangan, Kemendagri, Kementerian PU, Kementerian Perkim, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Desa & PDT. Dalam forum yang berlangsung sehari penuh tersebut, perempuan pesisir menyampaikan aspirasi mereka untuk akselerasi perbaikan akses air dan sanitasi kawasan pesisir. Ikut hadir sebagai penanggan utama yakni Staf Khusus Wakil Presiden RI, Tina Talisa, yang hadir mewakili Bapak Wakil Presiden. Pelaksanaan Rembuk Nasional ini sebelumnya telah diawali dengan Pekan Aspirasi Perempuan Pesisir di berbagai daerah pada September lalu, yang dikuti oleh ribuan perempuan pesisir dan keluarga nelayan. Dalam forum tersebut, perempuan pesisir mendialogkan aspirasi mereka untuk kondisi air, sanitasi dan penanganan sampah yang lebih baik di wilayah pesisir dengan OPD Pemda terkait, DPRD, Pemdes dan perwakilan Ombudsman RI.

Continue Reading

Metro

Dede Supriyadi Arief Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Nahdliyin Hadiri Acara Silaturahmi Antar Pengusaha Nahdliyin Bagian Dari Upaya Memberdayakan Ekonomi Umat

Published

on

By

Jakarta – DPP Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) menggelar silaturahmi Nasional bertajuk “Membangun Kolaborasi Pengusaha Nahdliyin” di Hotel Millenium Jakarta, Rabu (06/04/25).

Silatnas HPN bertujuan untuk
memperkuat tali silaturahmi dan kolaborasi antar pengusaha Nahdliyin di seluruh Indonesia, sehingga dapat bersatu dalam menghadapi tantangan ekonomi dan bersama-sama meraih kemajuan.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam Silaturahmi Nasional Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) di Jakarta, menekankan perlunya pengusaha Muslim mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk tumbuh dan berkembang.

Menurut Mendag, dukungan pengusaha Muslim terhadap UMKM dapat dilihat sebagai wujud nyata penyebaran semangat berwirausaha, termasuk semangat berdagang.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga mengupayakan agar produk-produk lokal bisa semakin mudah diakses oleh konsumen dalam negeri. Kemudahan akses ini untuk menunjukkan bahwa produk lokal memiliki kualitas yang bersaing.

“Kami (Kemendag) fasilitasi melalui kerja sama dengan loka pasar (marketplace), mal, toko serba ada (department store), dan ritel modern. Ekosistemnya dibangun. Kami dekati saluran pemasaran agar produk-produk dalam negeri bisa menemukan pembelinya,” imbuhnya.

Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Dede Supriyadi Arief dalam kata Berbagainya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan ajang silaturahmi antar pengusaha Nahdliyin sekaligus bagian dari upaya memberdayakan ekonomi umat.

“Sejak lama, HPN telah menjalin sinergi dengan Kementerian Perdagangan. Beberapa produk anggota kami bahkan sudah tembus ekspor, sebagian lainnya sedang dalam proses kurasi. Kami berharap dukungan terus mengalir, agar pengusaha lokal bisa naik kelas dan mampu membawa produk dalam negeri ke panggung internasional,” tegasnya

Acara silatnas menampilkan alas kaki Bocorocco dan para pengusaha Nahdliyin dari berbagai bidang. Dengan menghadirkan tokoh-tokoh penting, baik dari unsur pemerintah, ulama, maupun pelaku industri. Membagikan pengalaman dan wawasan strategi tentang ekonomi umat, inovasi bisnis, dan kolaborasi lintas sektor, jelasnya.

Silatnas HPN adalah forum penting bagi para pengusaha Nahdliyin untuk bersilaturahmi, berbagi pengalaman, dan mengembangkan usaha mereka bersama-sama dalam semangat NU. Silatnas ini menjadi simpul kekuatan ekonomi Nahdliyin yang siap bersaing secara sehat, berdaya, dan mandiri, menghasilkan.

Continue Reading

Metro

Produk Sepatu Bocorocco Siap Berkolaborasi Dengan HPN Untuk Memperkuat Sinergi Antar Pengusaha Nahdliyin Meningkatkan Ekonomi

Published

on

By

Jakarta, – DPP Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) menggelar silaturahmi Nasional dengan tajuk ” Membangun Kolaborasi Pengusaha Nahdliyin” di Hotel Millenium Jakarta, Rabu (04/06/25).

Silatnas HPN bertujuan untuk
memperkuat tali silaturahmi dan kolaborasi antar pengusaha Nahdliyin di seluruh Indonesia, sehingga dapat bersatu dalam menghadapi tantangan ekonomi dan bersama-sama meraih kemajuan.

Dalam kesempatan hadir ini Produk sepatu Bocorocco yang siap berkolaborasi dengan HPN untuk memperkuat sinergi antar pengusaha Nahdliyin, serta meningkatkan daya saing ekonomi Nahdliyin khususnya di kalangan UMKM, dan mendukung visi Indonesia Emas 2045.

Produk Sepatu Bocorocco telah melewati uji klinis. Terbukti bermanfaat untuk bagian tumit, lutut, pinggang, syarat kejepit dan mengurangi rasa capek karena kegiatan sehari-hari. Oleh sebab itu hal yang sangat baik itu dikabarkan kepada semua orang yang tadinya mungkin belum tau, kata Owner/Presiden Direktur PT. Chosen Mitra Abadi produsen Bocorocco Ridwan Saidbun.

Bocorocco memberikan manfaat kesehatan dan saya sendiri merasakannya yang dulu tumit saya sakit karena pakai bocorocco terus menerus akhirnya tidak sakit lagi.
Dengan uji klinik terbukti manfaat kesehatannya. Produk asli Indonesia bisa menguasai dunia, sambungnya.

Sementara itu Mitra Bocorocco Eksekutif Kozin menambahkan kita Ingin betul sepatu Bocorocco menjadi semacam aset kesehatan punya masalah dengan kaki. Secara teknologi sudah diuji dan secara terus-menerus dan berdampak kepada pengurangan nyeri, menjaga kestabilan, menjaga kesehatan kaki secara keseluruhan.

Ke depan kayaknya akan ada sepatu khusus diabet. Karena orang diabet kakinya tidak napak sesuai asalnya dulu dan jalannya jinjit itu ada problem. Tadi kan pak Menteri Perdagangan bilang akan melindungi pasar dalam negeri gimana caranya ya kita kuasai sendiri, imbuhnya.

Selain itu ada juga Bocorocco entrepreneur untuk berkontribusi dalam peningkatan ekonomi masyaraka. Kita ajak semuanya menjadi juragan sepatu, pebisnis sepatu , ga usah bikin pabrik. Kita punya target awal penjualan 1 juta sepatu untuk menjadi mitra. Untuk menghidupkan ekonomi sehingga ada pembayar pajak baru dan negara akan diuntungkan. Dan tentunya membuka lapangan kerja, beber Kozin.

Perlu diketahui, Bocorocco adalah merek alas kaki terkemuka yang dikenal dengan desain inovatif dan mengedepankan kesehatan dan kenyamanan. Dengan Pillow Concept Technology yang dipatenkan di seluruh dunia, sepatu Bocorocco memiliki sembilan lapisan insole untuk kenyamanan instan dan manfaat kesehatan jangka panjang.

Misi Bocorocco Entrepreneur adalah mendukung pemerintah menciptakan satu juta entrepreneur atau wira usaha di seluruh negeri. Bisnis ini dirancang untuk memberikan peluang kebebasan finansial bagi semua anggotanya, memungkinkan mereka untuk meraih impian dan mencapai kesejahteraan ekonomi melalui jaringan dan kerjasama.

Continue Reading

Metro

PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk Gelar RUPS Tahunan 2025: Catat Pertumbuhaen Kinerja

Published

on

By

Jakarta, 3 Juni 2025 — PT Soraya Berjaya Indonesia Tok (“Perseroan”) hari ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) untuk tahun buku 2024 yang bertempat di Jakarta. Dalam RUPS ini, Perseroan melaporkan kinerja keuangan yang positif dan berbagai langkah Strategis yang telah diambil selama tahun 2024.

Direksi menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2024, Perseroan secara aktif melakukan pemantauan dan penguatan strategi di masing-masing unit kerja, guna memastikan kelangsungan operasional serta pencapaian target bisnis yang berkelanjutan. Hasilnya, Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp44,63 miliar dan mencatat laba tahun berjalan sebesar Rp2,51 miliar, mencerminkan ketahanan serta efisiensi dalam pengelolaan operasional.

Direktur Utama PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk, [Rizet Ramawi], menyatakan, “Kami bersyukur dapat menutup tahun 2024 dengan pencapaian positif, meskipun
menghadapi tantangan kondisi ekonomi makro yang tidak menentu. Kinerja ini merupakan hasil dari upaya konsisten manajemen dalam menjalankan strategi bisnis yang adaptif serta fokus pada ekspansi dan efisiensi.”

Salah satu langkah strategis penting yang dilakukan Perseroan pada tahun 2024 adalah perluasan akses kepada konsumen melalui pembukaan toko baru di dua wilayah potensial, yakni Pekanbaru dan Jambi, sebagai bagian dari upaya memperkuat penetrasi pasar dan mendekatkan produk kepada pelanggan.

Dalam laporan keuangan yang telah disetujui dalam RUPS, Perseroan juga mencatat pertumbuhan signifikan pada total aset sebesar Rp53,95 miliar, meningkat 117,3% dibandingkan total aset tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp24,83 miliar. Sementara itu, total liabilitas tercatat sebesar Rp5,95 miliar, dan total ekuitas mencapai Rp48,01 miliar, yang mencerminkan struktur permodalan yang sehat dan solid. Rasio-rasio keuangan Perseroan juga menunjukkan perbaikan yang signifikan sepanjang tahun 2024.

RUPS juga menyetujui beberapa agenda penting, antara lain:

– Pengesahan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan tahun buku 2024.

– Penetapan laba rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024

– Penetapan besarnya gaji dan tunjangan lainnya bagi anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris Perseroan

– Penunjukkan Akuntan Publik yang akan mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir ada tanggal 31 Desember 2025.

-Pertanggung jawaban realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum.

Melalui kinerja yang kuat dan strategi ekspansi yang tepat sasaran, Perseroan optimists menghadapi tahun 2025 dengan semangat untuk terus tumbuh dan menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.

Tentang PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk adalah perusahaan terkemuka dalam industri perlengkapan kamar tidur di Padang dan Pekanbaru. Didirikan sejak tahun 2001, Perseroan terus berkembang dengan inovasi dan kualitas produk terbaik, serta komitmen untuk kepuasan pelanggan. Perseroan menawarkan beberapa produk kamar tidur seperti sprei, bed cover, bantal dan guling, serta aksesoris rumah tangga. Sebagai produsen perlengkapan kamar tidur, Perseroan menawarkan produk melalui brand Soraya Bedsheet, dengan berbagai varian produk dan harga. Perseroan saat ini telah memiliki 2 (dua) pabrik dan 8 (delapan) gerai, yang berlokasi di Padang ,Pekanbaru, dan Jambi.

Informasi Lebih Lanjut, Hubungi:
Corporate Secretary PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk Email: corsec@sorayaberjaya.id

Continue Reading

Trending