Jakarta – Partai Golkar bersama Badan Saksi Nasional Partai Golkar mengadakan Serial Diskusi Publik Pancasila & Demokrasi dengan tema “Refleksi Sistem Politik Indonesia ; Telaah Perjalanan Politik Sejak Era Orde Lama Hingga Reformasi” di Gedung DPP Golkar Jakarta pada hari Senin, 13 Januari 2024.
Perjalanan Indonesia sebagai bangsa dalam aspek politik memperihatkan adanya dinamika ke sosial politik. kemasyarakatan dan kebangsaan yang tinggi dengan partisipasi berbagai kekuatan elite poltik dan masyarakat didalamnya Indonesia merupakan negara yang sedang berproses menjadi negara maju dan demokratis sesuai cita-cita bangsanya sebagaimana terkandung dalam konstitusi yang pada intinya tujuan bernegara hendak memperjuangkan periindungan (kedaulatan) mencerdaskan kehidupan bangsa (melalui Pendidikan nasional), mensejahterakan (melalui keadilan dalam ekonomi) dan perdamaian
Perkembangan politk Indonesia dari masa ke masa, merupakan bagian dari proses panjang regenerasi dan kepemimpinan dalam pengelolaan kekuasaan negara dengan mendorong terwujudnya sistem politik sendiri. Sementara sejak memasuki demokratisasi dan reformasi, Indonesia menerapkan Sistem politik yang Iiberal dan demokratis sehingga muncul berbagai kekuatan yang ingin menemukan model demokrasi Indonesia. Setiap sistem politik mengalami adaptasi dan perubahan sesuai dengan besarnya tuntutan (input) dan aspirasi public yang muncul namun, proses Itu harus didukung oleh modernisasi politik dan institusi-institusi politik yang dapat menjadi agensi dan arena bagi terwujudnya kedaulatan rakyat dalam arti yang sebenarnya.
Bagaimana sejarah bangsa ini yang akan dikupas tuntas dalam diskusi ini, kita berkumpul dalam menelaah perjalanan bangsa kita yang telah melalui dinamika panjang sekali sejak orde lama, orde baru hingga reformasi yang semuanya dibawah bingkai Pancasila sebagai falsafah dasar bangsa Indonesia.
Kalo kita melihat berkaca bahwa partai Golkar ini sudah berkiprah mulai sejak orde lama yang kemudian masuk orde baru dimana Partai Golkar lebih memantapkan citra kita untuk membesarkan bangsa Indonesia bersama-sama dengan Pemerintah hingga masuk era reformasi dan negara kita melalui 3 klasifikasi tersebut hingga sampai orde reformasi saat ini.
Setelah merdeka tahun 1945 pemerintahan ingin mencari model apa pemerintahan yang pas dizamannya masing-masing untuk negara Republik Indonesia.
Dalam rangka mencari model tersebut maka ada era ditahun 1949-1959 disebut era Parlementer atau terpimpin, presidential.
Jadinya pada tahun 1945-1949 itu sistem demokrasi terpimpin yang artinya tersentralisasi kepada satu kekuasaan terpimpin dibawah Presiden Sukarno. Kemudian karena banyaknya pergantian atau perubahaan politik di tahun 1959-1966 berubah menjadi sistem parlementer yang artinya ada peralihan dimana kekuasaan oleh sistem parlemen yang tetap dibawah kekuasaan Presiden atau dulu Pancasila disebut sebagai Bintang Penuntun tetapi dalam prakteknya demokrasi mengalami distorsi karena kuatnya pemerintah exsekutif yang dipimpin oleh Presiden Sukarno.
Kemudian tahun 1966-1998 kita masuk di era orde baru dimana partai Golkar juga mengambil peran aktif kepemimpinan selama 32 tahun yang artinya satu pemerintahan yang cukup kuat tetapi sistem demokrasinya terkesan semu karena semua bisa diatur semua partai yang ada termasuk suara maupun pembagian-pembagian kekuasaan baik kepala daerah maupun pemilu sudah diatur tetapi untuk sistem perekonomian sudah sangat baik karena pengaturannya cukup tersentralisasi juga tetapi ekonomi saat ini sangat kuat di Asia walaupun demokrasi sangat semu atau demokrasi semua bisa diatur.
Namun demikian perkembangan pemerintahaan terhadap ekonomi dinegara kita sangat pesat, kita suka tidak suka dengan pengaturan-pengaturan demokrasi tetapi kita melihat kemajuan ekonomi Indonesia di 32 tahun tersebut hingga dijulukin ekonomi kita sebagai Macan Asia karena memang waktu itu ekonomu kita berkembang pesat dan pembagunan-pembangunan kita juga cukup baik.
Setelah orde baru selesai muncul era reformasi yang diawal-awal menjadi pukulan bagi Partai Golkar dijulukin Partai Orde Baru yang sehingga ada keinginan untuk membubarkan Partai Golkar akibat partai kita diganggu di setiap daerah-daerah salah satunya Gedung DPD Partai Golkar di Jawa Timur sampai diserang, dibakar oleh masyarakat setempat tetapi kita tidak pernah mundur untuk menghalau ribuan massa walaupun gedung tersebut di Jawa Timur terbakar tetapi tidak hangus karena bahu membahu menyiram gedung tersebut karena pemadam kebakaran sudah tidak masuk kelokasi termasuk juga di seluruh daerah yaitu Akbar Tanjung kampanye di Solo dikejar-kejar massa maupun anggota partai Golkar ada yang dikiriminasikan oleh massa diera reformasi cukup mencekam bagi partai Golkar.
Apa yang terjadi setelah itu, karena diera reformasi saat itu ada perubahaan sistem pemilu langsung yang kemudian terjadi disentralisasi pengembangan terhadap pemerintah diera yang untuk membuat partisipasi lokal termasuk kebebasan pers semakin terbuka. Dari sinilah kepiawaian kader-kader Golkar dibawah komando Akbar Tanjung yang bisa dikatakan Pahlawan Golkar karena sudah memperjuangkan untuk mempersatukan kembali partai Golkar di masa-masa sulit diera Reformasi hingga sekarang termasuk di Pemilu 2004 yang menjadikan Partai Golkar menjadi suara yang terbanyak atau partai pemenang di Pemilu 2004 setelah Orde Baru digantikan oleh Era Reformasi.
Demokrasi saat ini setelah reformasi yang menjadi pertannyaan ; apakah pemilu saat ini sudah baik?, apakah pemilu saat ini lebih baik dari orde baru atau orde lama?, boleh dikatakan ternyata tidak jauh lebih baik karena diera keterbukaan ini malah jadi lebih bebas politik uang, politisasi sosial maupun emosi kepercayaan terhadap pemeritahaan malah menurun seperti di Pilpres dan Pilkada 2024, maka dari itu kita harus bersama-sama untuk memperbaiki sistem demokrasi saat ini.
Harapan terakhir bahwasannya Partai Golkar harus senantiasa mengedepankan jati dirinya sebagai partai yang berideoliogi Pancasila yang berorientasi karya-kekaryaan (programatik) pembaharuan modernisasi dan pembagunan serta menjadi pelopor bagi kemajuan bangsa begitu juga Partai Golkar harus mampu eksis dan survive dan semakin lekat dihati rakyat karena Golkar senantiasa mengutamakan kepentingan rakyat (SUARA RAKYAT, SUARA GOLKAR).