Connect with us

Metro

Abubakar Solissa: Dengan Kepemimpinan Bahlil yang Egaliter, motivasi dan Berikan Energi Baru kepada kader Partai Golkar Dalam Konsolidasi Pemenangan Pemilu 2029

Published

on

Jakarta – Forum Moeda Indonesia (Formid) menggelar diskusi dengan tema Kepemimpinan Bahlil, Masa Depan Golkar dan Arah Politik Indonesia di Phoenam Coffee, Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2025).

Dengan kepemimpinan Bahlil, Partai Golkar berpotensi menjadi Partai pemenang dalam pemilu 2029. Sepengetahuan kita dalam era reformasi Partai Golkar menjadi partai pemenang dalam pemilu 2004 dengan perolehan suara 127 kursi DPR RI kata Ketua Forum Moeda Indonesia Abu bakar Solissa.

Abubakar Solissa tambahkan terakhir dalam pemilu 2024 Partai Golkar menempati peringkat 2 dengan perolehan suara 102 kursi untuk DPR RI.
Dengan kepemimpinan Bahlil yang  egaliter merangkul semua kalangan dan sangat terbuka maka akan membuat motivasi dan memberikan energi baru kepada kader partai Golkar dalam konsolidasi pemenangan pemilu 2029.

Kalau melihat konsolidasi internal yang sedang dibangun oleh Bahlil mengindikasikan semangat yang kuat dan cita-cita yang besar untuk memastikan partai Golkar menang dalam pemilu 2029, jelas Solissa.

Dengan Bahlil mengintensifkan kerja kerja partai dan lebih sering turun ke daerah daerah untuk memberikan semangat kader partai akan menjadikan Partai Golkar pemenang pemilu 2029,  pungkas Solissa.

Continue Reading

Metro

Haidar Alwi: Energi Murah dari BUMN Adalah Jalan Kedaulatan Rakyat

Published

on

By

Jakarta — Presiden Prabowo Subianto memulai masa pemerintahannya dengan mewarisi aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp10.950 triliun pada 2024. Angka ini naik dari Rp10.402 triliun pada tahun sebelumnya. Namun, dividen yang disumbangkan ke APBN hanya Rp85,5 triliun atau kurang dari 1 persen dari total aset.

Kondisi tersebut, menurut pengamat kebijakan publik Ir. R. Haidar Alwi, MT, menandakan BUMN masih seperti “raksasa tidur”: besar dalam aset, kecil dalam kontribusi nyata.

“BUMN tidak boleh dipandang semata sebagai mesin laba. Ia adalah instrumen negara untuk memastikan kedaulatan bangsa dan kesejahteraan rakyat,” kata Haidar.

*Danantara dan INA: Dua Kaki Besar Pengelolaan Aset*

Sejak Februari 2025, pemerintah meluncurkan Danantara, superholding baru yang mengonsolidasikan saham negara di BUMN strategis seperti bank-bank besar, Pertamina, PLN, Telkom, hingga MIND ID. Nilai kelolaan Danantara diproyeksikan lebih dari US$900 miliar, dengan modal awal Rp1.000 triliun.

Konsepnya mirip Temasek di Singapura. Bedanya, Danantara bukan hanya pemegang saham, melainkan pengelola nilai aset agar lebih produktif.

Di sisi lain, Indonesia Investment Authority (INA) yang berdiri sejak 2021 berfungsi sebagai platform co-investment dengan mitra global, mengelola aset US$10 miliar per 2025. Fokusnya ada pada proyek infrastruktur, energi terbarukan, hingga pusat data.

“Danantara dan INA tidak boleh tumpang tindih. Yang satu mengoptimalkan potensi domestik, yang lain membawa modal global masuk dengan standar tata kelola internasional,” jelas Haidar, Kepada awak media, Kamis, (25/09).

*PLN dan Kemandirian Energi*

Sorotan berikutnya adalah transformasi sektor energi, terutama PLN. Dengan status sebagai pembeli tunggal listrik (single buyer), seharusnya PLN bisa menguasai pasar tanpa merugi.

Namun, laporan keuangan menunjukkan cerita lain. Tahun buku 2024, PLN meraih laba Rp17,76 triliun dari pendapatan Rp545,4 triliun. Semester I 2025, laba berjalan Rp6,64 triliun. Meski positif, angka itu masih bergantung pada subsidi dan kompensasi tarif dari APBN sebesar Rp87,72 triliun.

Menurut Haidar, ada tiga langkah besar untuk memperkuat PLN:
1. Efisiensi Sistem — renegosiasi kontrak pembangkit swasta dan modernisasi jaringan.
2. Diversifikasi Energi — mendorong porsi energi terbarukan hingga 76 persen pada 2034.
3. Energi Nuklir — memulai pembangunan PLTN pertama di Bangka Belitung (2032) dan Kalimantan Barat (2033).

Indonesia, katanya, memiliki cadangan thorium 130 ribu ton dan uranium 90 ribu ton. Cadangan ini bisa menjamin suplai energi ratusan tahun.

“Kalau kita berani melangkah ke nuklir, dunia akan melihat Indonesia bukan sekadar kaya sumber daya, tapi juga visioner dalam teknologi,” ujar Haidar.

*Tata Kelola dan Kepercayaan Publik*

Isu tata kelola menjadi pilar ketiga. Skandal besar, seperti kasus timah dengan potensi kerugian Rp300 triliun dan dugaan kerugian Rp193 triliun di Pertamina, menegaskan rapuhnya pengawasan BUMN.

Haidar menyebut agenda reformasi tata kelola harus meliputi pengadaan terbuka, audit independen untuk proyek di atas Rp1 triliun, sistem whistleblowing yang terlindungi, hingga publikasi kinerja BUMN secara transparan.

“Masalah utama BUMN bukan hanya efisiensi, tetapi juga kepercayaan publik,” katanya.

*Peran Pemikiran Ilmiah*

Penguatan BUMN, menurut para pengamat, juga membutuhkan dukungan dari kalangan intelektual dan lembaga pemikir nasional.

**Direktur Haidar Alwi Institut, Sandri Rumanama, menegaskan pentingnya peran akademisi dalam mengawal arah kebijakan negara.

“Haidar Alwi Institut terus bergerak secara ilmiah, memberikan kritik konstruktif dan sumbangan berpikir dalam forum-forum ilmiah,” kata Sandri.**

*Jalan Kedaulatan di Era Prabowo*

Haidar merangkum tiga pilar besar penguatan BUMN: konsolidasi aset, transformasi energi, dan tata kelola bersih. Menurutnya, narasi itu harus menjadi pegangan Presiden Prabowo untuk menyatukan rakyat, birokrasi, dan dunia usaha menuju kedaulatan bangsa.

“BUMN kuat berarti bangsa berdaulat. Energi murah berarti rakyat berdaulat. Dan kedaulatan rakyat adalah tujuan akhir dari seluruh kebijakan negara,” tutur Haidar.

Jika langkah ini dijalankan, Presiden Prabowo, katanya, punya peluang sejarah bukan hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga menegakkan pilar kedaulatan ekonomi Indonesia.

Continue Reading

Metro

Trailer dan Poster Film Tumbal Darah Dirilis: Horor-Aksi Brutal di Rumah Bersalin Penjemput Maut, Tayang 23 Oktober!

Published

on

By

Jakarta, 24 September 2025 Bersiaplah menahan napas, karena pintu neraka telah resmi terbuka. MAGMA Entertainment bersama Wahana Kreator dan Sinemaku Pictures hari ini melepas official trailer dan poster film horor-thriller-aksi paling brutal tahun ini, Tumbal Darah. Disutradarai oleh Charles Gozali, film yang siap menguji nyali penonton ini akan meneror bioskop Indonesia mulai 23 Oktober 2025.

Kredibilitas film ini sudah teruji. Setelah sukses meneror penonton di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 hingga full house dan menuai pujian atas intensitasnya, Tumbal Darah kini siap menghantui penonton di seluruh negeri.

Selamat Datang di Rumah Bersalin Penuh Setan Trailer berdurasi dua menit ini menyeret penonton ke dalam perjuangan hidup dan mati Jefri (Marthino Lio), seorang penagih utang yang rela melakukan apa saja demi istrinya, Ella (Sallum Ratu Ke). Namun, harapannya akan keselamatan justru membawanya ke sebuah rumah bersalin terkutuk-tempat di mana tangis bayi digantikan jeritan maut, dan darah menjadi satu-satunya tebusan.

“Tumbal Darah adalah tentang neraka personal,” ungkap sutradara Charles Gozali. “Ini bukan sekadar horor-aksi, tapi juga drama tentang seberapa jauh cinta akan membawamu berkorban untuk keluar dari neraka ciptaanmu sendiri.”

Visual Mencekam yang Mengunci Napas
Poster resminya memperlihatkan esensi film dalam satu gambar yang mengganggu. Ella (Sallum) ditarik paksa oleh tangan-tangan iblis dari balik pintu, sementara Jefri (Marthino) di sisi lain hanya bisa menatap dengan horor, tak berdaya. Sebuah gambaran sempurna dari pertarungan brutal yang menguras emosi dan adrenalin..

Suara dari Medan Perang Batin
Marthino Lio mengaku perannya sebagai Jefri adalah sebuah tantangan ekstrem. “Saya harus menyelami mimpi buruk seorang suami yang terpojok. Charles Gozali selalu mendorong aktornya ke batas kemampuan, dan hasilnya adalah intensitas yang nyata di layar,”

Bagi Sallum Ratu Ke, ini adalah proyek yang monumental. “Terlibat dalam film dengan skala dan cerita sekuat ini adalah pengalaman luar biasa. Ella membawa beban emosional yang berat, dan saya tidak sabar penonton merasakannya.”

Beranikah Anda membayar harga untuk keluar dari neraka? Tumbal Darah, yang juga dibintangi oleh Donny Alamsyah, Agla Artalidia, dan Epy Kusnandar, akan menagih jawabannya di seluruh bioskop Indonesia mulai 23 Oktober 2025.

Continue Reading

Metro

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama UNUSIA dan PMII Gelar Sosialiasi Hasil Pengawasan Televisi & Radio dengan tema “Merawat Persatuan Melalui Penyiaran Yang Sehat Dan Berkulaitas”

Published

on

By

Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama UNUSIA dan PMII mengadakan Sosialiasi Hasil Pengawasan Televisi & Radio dengan tema “Merawat Persatuan Melalui Penyiaran Yang Sehat Dan Berkulaitas” di Ksmpus UNUSIA Jakarta pada hari Kamis, 24 Sepetember 2025.

Sekjen PB PMII M Irkham Tamrin, saat ditemui awak media online mengatakan ; “Kita ini sekarang dalam dunia algoritma dimana dalam banyak hal kita dituntun bahkan dipengaruhi oleh algoritma. Karenanya dunia algoritma kita perlu pengawasan. Kalau pembatasan tidak bisa sepenuhnya dilaksanakan tapi perlu pengawasan. Karena kita tau sendiri beberapa bulan yang lalu dunia digital kita sangat tidak aman dan tidak nyaman bagi kita semua khususnya generasi muda.

Saya berharap betul kepada komisi 1 DPR RI dan KPI ada deregulasi untuk mengawasi ruang digital Kita. Semangat kita sama- sama untuk menjaga persatuan terkait dengan regulasi untuk pengawasan ruang digital.

Saya kira pengawasan di ruang digital sangat penting sekali sekarang banyak dengan pikiran pikiran dipengaruhi oleh algoritma. Bahkan banyak kebijakan kebijakan juga dipengaruhi oleh algoritma. Terkadang aksi massa ribuan orang kalah dengan satu konten Fyp atau singkatan dari singkatan dari For You Page. Yang memungkinkan video mendapatkan eksposur luas bahkan dari kreator yang tidak memiliki banyak pengikut.

Ini memperlihatkan pentingnya juga kita aktif di media sosial dan pentingnya pengawasan di ruang media sosial.

Memang penting kerjasama dengan berbagai pihak untuk menciptakan ruang nyaman di ruang digital. Banyak ruang kehidupan kita terpantau oleh media sosial.
Pemerintah lewat Komdigi perlu turun tangan untuk menyikapi dampak negatif yang ditimbulkan oleh ruang media sosial.

Kita juga seringkali menyaksikan suguhan flexing atau perilaku memamerkan kekayaan, gaya hidup mewah, atau pencapaian di media sosial untuk mendapatkan perhatian, validasi, atau pengakuan dari orang lain. Yang harus kita tampilkan adalah sesuatu yang menyejukkan atau memberikan edukasi, sebutnya.

Jangan memperkeruh suasana tetapi memberikan semangat kepada pemuda atau warga di ruang ruang digital. Apalagi lapangan kerja sulit dan banyak PHK dimana mana perlu disikapi dengan baik,” tutupnya

Continue Reading

Trending