Jakarta, 4 Mei 2025 — Konser Musik Amal ini diselenggarakan oleh klub pelayanan siswa Strings in Action bekerja sama dengan Make-A-Wish Foundation Indonesia, dan mempertemukan para musisi SMA JIS dengan lebih dari 50 anak dari panti asuhan Kasih Mandiri, Abigail, dan Pondok Taruna yang tampil bersama setelah menjalani berbulan-bulan latihan, pembelajaran musik, dan pertumbuhan bersama.
Suasana Jakarta Intercultural School (JIS) dipenuhi dengan kegembiraan, harmoni, dan emosi yang mendalam dalam konser amal kolaboratif bertajuk “The Gift of Music” yang digelar pada Minggu, 4 Mei 2025.
Lebih dari sekadar pertunjukan musik, acara ini menjadi bukti nyata akan kekuatan transformatif musik dan pendampingan.
“Selama beberapa bulan terakhir, kami menghabiskan banyak sore duduk berdampingan dengan anak-anak—membantu mereka memahami posisi jari, membaca partitur bersama, dan menyemangati mereka di setiap nada yang meleset hingga keberhasilan yang mengharukan,” ujar Stella Marsha Widodo, pemimpin siswa klub Strings in Action.
“Banyak dari mereka yang belum pernah memegang alat musik sebelumnya. Melihat mereka tampil dengan penuh kegembiraan dan kegembiraan adalah pengalaman paling berkesan yang pernah saya alami.”
Didirikan pada tahun 2015, Strings in Action adalah inisiatif yang dipimpin oleh siswa dan menyediakan pendidikan musik gratis bagi anak-anak dari komunitas yang kurang beruntung.
Di JIS, klub ini mengundang anak-anak dari panti asuhan mitra untuk datang ke kampus setiap minggu dan mengikuti sesi pelatihan langsung dalam memainkan biola, viola, dan cello. Sesi ini tidak hanya fokus pada keterampilan bermusik, tetapi juga membangun kepercayaan diri, persahabatan, dan semangat belajar dalam lingkungan yang hangat dan mendukung.
Para pemimpin klub saat ini—Abelando Susiarjo, Marsha Widodo, dan Kieran Hudaya—telah memperluas jangkauan dan dampak program ini dalam komunitas sekolah.
Repertoar konser menampilkan perpaduan dinamis antara karya klasik, kontemporer, dan lagu-lagu Indonesia, dengan penampilan dari ansambel gesek maupun tiup yang diputar selaras bersama para mitra pelayanan mereka.
Salah satu momen paling menyentuh malam itu adalah ketika Almira, seorang anak berusia 11 tahun yang mengidap penyakit kritis, naik ke
panggung untuk bernyanyi—menghidupkan mimpinya melalui dukungan dari Make-A-Wish Indonesia.
Penampilannya membuat banyak hadirin meneteskan air mata dan menjadi pengingat kuat akan makna mendalam dari malam itu.
Yandri Enang, Direktur Musik sekaligus pembimbing program, menekankan nilai jangka panjang dari inisiatif ini, “Konser ini mengingatkan kita bahwa musik bukan hanya soal teknik—melainkan soal rasa memiliki. Musik menumbuhkan rasa percaya diri, fokus, gembira, dan yang penting, menciptakan ruang di mana anak-anak merasa dilihat, didukung, dan dihargai.”
Hasil dari konser ini akan digunakan untuk mendukung program outreach musik Strings in Action dan memperluas inisiatif ini dengan membeli lebih banyak alat musik gesek bagi anak-anak panti asuhan.
Saat nada terakhir mengalun, The Gift of Music telah menjelma menjadi lebih dari sekadar konser—ia menjadi bukti nyata akan kekuatan musik dalam menghancurkan sekat-sekat sosial, membentuk persahabatan, dan menguatkan harapan.
Di dunia yang kerap terbelah, malam itu mengingatkan kita bahwa musik adalah salah satu anugerah langka yang benar-benar mampu menyatukan manusia—satu nada, satu anak, dan satu lagu bersama dalam kebersamaan.