Jakarta – Festival Jakarta Marketing Week (JMW) atau pekan marketing terbesar di Jakarta berlangsung salama 7 hari dari tgl 24-30 April 2019 di Mall Kota Kasablanka Jakarta. Kamis (25/4/2019)

Hari kedua gelaran Festival pada malam harinya acara pemberian penghargaan dihadiri Menteri Pariwisata, Gubernur Sulawesi Utara, Gubernur Lampung, Bupati Halmaherara dan Kepala Daerah lainnya.

Untuk acara seni hiburan diisi oleh temen temen dari Jeera. Jeera sendiri berasal dari kata “Jera” yang berarti tidak mau atau tidak berani berbuat lagi alias kapok. Jeera ini dibuat sebagai wadah pembinaan para mantan narapidana untuk mulai menata kembali hidup mereka yang sempat hancur.

Kalau tadi teman- teman JEERA merefleksikan bagaimanag kehidupan warga binaan ketika dia masuk tidak tau apa merasakan dihukum ketika masuk dalam penjara.

Mereka juga mendapat harapan dari pembinaan yang ada, itu sih yang penting buat temen-temen di dalam Lapas. Untungnya Alhamdulillah Pemerintah memfasilitasi dan mendukung kata Founder JEERA Rino Lande usai acara JKM di Mall Kota Kasablangka

Rino menambahkan JEERA sudah bekerja sama dengan kalangan industri, PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) serta beberapa LSM Amerika.

Seperti yang saat ini sangat dikenal yaitu “Jeera Coffee”, “Jeera Craft” dan “Jeera Bags”,”paparnya.

Bahkan, keberadaan “Jeera Foundation” telah diakui PBB melalui perwakilan United Nation on drugs and crime, Philipp Meissner yang pernah berkunjung langsung ke Rutan Klas 1 Cipinang.

Jeera Foundation” yang dibentuk pada 23 Juni 2016 lalu, seakan menjadi “wadah” bagi para warga binaan mengisi hari-hari mereka dengan berbagai kegiatan positif.

Yang penting buat kami program kita mendapat dukungan masyarakat dan paling penting membina warga binaan dan bisa memberikan kesempatan kedua agar bisa diterima kembali masyarakat karena mereka juga manusia

Founder JEERA Rino Lande Butuh dukungan dari masyarakat sedapat mungkin bisa menerima mereka (warga binaan) kembali. Karena mereka pada dasarnya bukan penjahat mereka tidak punya pekerjaan, tidak punya life skill (ketrampilan). Ketika kembali keluar mereka tidak membuat krimnal lagi, itu yang harus kita kurangi, ungkapnya.