Connect with us

nasional

Silaturahim Halal Bihalal Dewan Pimpinan Pusat Syarikat Islam Indonesia (PSII) Refleksi Makna Idul Fitri Untuk Mewujudkan Kemerdekaan Sejati

Published

on

Jakarta, – Dalam khazanah Indonesia lahirnya sosialisme berasal dari Barat, tepatnya dari negara Uni soviet. Mereka berfikir, bahwa Ketika dibangun masyarakat itu dengan tema dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat sepertinya wah gitu ya. Padahal ketika kita tidak dituntun sesuai dengan tuntunan Allah, maka hasilnya pasti tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

” Oleh sebab itu, Haji Oemar Said ( HOS) Cokroaminoto menyampaikan gagasan tentang konsep sosialisme Islam. Beliau cuma menyampaikan konsep yang rumusannya sudah ada di dalam Al-Quran dan As-Sunnah, ia dengan tegas mengatakan sosialisme Islam itu sudah sangat sempurna melebihi konsep sosialisme manapun termasuk seperti yang orang Barat tawarkan,” tegas H. M. Abdus Salam, Presiden Dewan Pusat SII usai Silaturrahim dan Halal Bihalal, Ahad di kawasan Joglo, Jakarta Barat.Minggu (7/5/2023)

Menurutnya, Islam itu menjawab semua permasalahan hidup dan kehidupan manusia. Sosialisme Islam dalam pelaksanaannya sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw dengan para sahabatnya, sehingga apa yang digariskan oleh Islam itu telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

“Dan pasti kita bisa mewujudkan dalam kehidupan nyata sehari hari saat ini dan masa depan,” ungkapnya optimis

Sedangkan tujuan utama dari sosialisme islam itu, tambah Abdus Salam, yaitu untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan.

Dia mengurai sejarah tentang kehadiran SII, menurut dia, Masalah utama Yang dihadapi Indonesia saat itu adalah masalah bangsa dan negara. Perjuangan menghadapi penjajahan. Sehingga pergerakan yang pertama dilakukan oleh pendiri bangsa kita ialah membangun Syarikat Dagang Islam ( SDI). Karena hal ini merupakan permasalahan utama bangsa. Jangan sampai dilupakan bahwa gerakan pertama untuk menuju kemerdekaan Indonesia itu adalah Syarikat Dagang Islam yakni gerakan sosial ekonomi.

Sedangkan Cara mensosialisasikan dari konsep sosialisme Islam sendiri, menurut Abdus Salam, harus dimulai dari diri pribadi, keluarga dan masyarakat.

“Dalam implementasi konsep sosialisme Islam di masyarakat kita itu tantangan mesti ada, karena untuk menuju baldatun thayyibatun warabbun ghafur tersebut membutuhkan perjuangan,” jelas Abdus Salam.

Di tempat yang sama Presiden Lajnah Tanfiziah ( LT) DPP SII, K. H. Muflich Chalif Ibrahim menyatakan, memang konsep sosialisme Islam itu merupakan karya besar HOS Cokroaminoto.

“Bagi saya, inilah cara Pak Cokro menyadarkan masyarakat dan bangsa kita yang waktu itu masih di alam penjajahan agar melek dan mau berjuang untuk merdeka dari penjajahan. Ini adalah bagian dari sejarah Islam dimana sejarah Islam itu sendiri penuh dengan perjuangan kemanusiaan dan keadilan,” ungkap KH Muflich.

Ditambahkan dia, Didalam prinsip sosialisme Islam versi Barat itu ada kemerdekaan, persaudaraan dan persamaan.

“Bahkan untuk menuju persatuan nasional kita harus dimulai dengan persatuan sesama ummat Islam terlebih dulu, ummat Islam jangan mau diadu domba atau dibentur benturkan dan dipecah belah satu sama lain. Jika persatuan ditubuh ummat Islam kuat, maka mempersatukan bangsa yang besar itu lebih mudah,” jelas KH Muflich kepada awak media..

Bahkan KH Muflich menegaskan, di kita prinsip sosialisme Islam itu sebenarnya ada 6 ( enam) komponen antaranya yaitu: persatuan ummat setelah itu, ada kemerdekaan ummat, lalu lebih dalam lagi dari itu dalam sosialisme Islam itu kita punya sifat pemerintahan dan kenegaraan yang sekarang populer dengan “clean and good govermance.” Yang substansinya kira kira ada dalam “Piagam Jakarta” yang kami perjuangkan.

“Ummat Islam tidak hanya memiliki komponen sifat pemerintahan yang bersih dan bagus, tapi juga baik dan benar,” ujar Putra tokoh Syarikat Islam periode th.72-90 H.M.CH.Ibrahim ( Haji Muhammad Chasan Ibrahim).

Kedepan, tambah Abdus Salam, kita seluruh komponen bangsa harus menjadi Indonesia yang lebih baik, dengan kolaborasi untuk menuju ke arah yang lebih baik itu sesuai diamanatkan para pendiri bangsa kita, tidak terlepas dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni dan konsekuen yang dijiwai oleh Piagam Jakarta.

“Saya berharap kepada saudara saudara kita yang masih memakai bendera hijau untuk berkolaborasi menuju thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkas pria asal Majelengka ini.

Sebagai catatan, tambah Sekjen Dewan Pusat SII, Iwang Wahyu, untuk mempertahankan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang murni dan konsekuen ( yang dijiwai Piagam Jakarta) itu, bukan sekadar pernyataan kami dari Syarikat Islam Indonesia ( SII), tapi itu adalah amanat dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang sampai sekarang masih berlaku.

“Terkait sosialisme Islam, sejatinya Indonesia ini membutuhkan Islam, coba kita perhatikan, hingga sekarang ini kita masih mempertahankan UU tentang zakat, UU Haji, UU Ekonomi Syariah dll. Mudah mudahan dengan undang undang tersebut kita betul betul menuju ke kemerdekaan sejati. Kalau Pak Cokro mengatakan bahwa semua perundang undangan yang dilahirkan tidak lain harus dijiwai oleh asma’ ul husna,” ujar Iwang Wahyu mengutip pernyataan pendiri SII, HOS Cokroaminoto.

Sementara itu di acara yang sama, Ir. Rahandani selaku Sekjen LT Tanfiziah menegaskan SII hadir dirancang untuk membangun kemandirian ummat dan bangsa.

” Oleh karena itu kegiatan SII dibiayai secara mandiri tidak bergantung kepada bantuan Pemerintah,” pungkas Sarjana Teknik Sipil ini menutup perbincangan.

Continue Reading

nasional

Ribuan Klien BAPAS Serentak Lakukan Aksi Sosial, Wujud Kesiapan Implementasi Pidana Alternatif

Published

on

By

Jakarta, – Kawasan perkampungan Budaya Betawi, Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa dipenuhi ratusan Klien Pemasyarakatan yang melakukan aksi bersih-bersih lingkungan. Hal ini menandai peluncuran ‘Gerakan Nasional Pemasyarakatan, Klien Balai Pemasyarakatan Peduli 2025’ pada Kamis (26/6) sebagai implementasi Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Udang-Undang Hukum Pidana (KUHP) baru yang akan mulai berlaku tahun 2026, khususnya terkait pidana kerja sosial dan pidana pengawasan bagi Klien Pemasyarakatan. Aksi Bersih – Bersih  ini juga dilaksanakan serentak  oleh  klien pemasyuarakatan di 94 Bapas seluruh  Indonesia

“Hari ini, Klien Bapas seluruh Indonesia hadir untuk bekerja dan berkontribusi secara nyata an sukarela, membersihkan fasilitas umum, membantu masyarakat, terlibat dalam kegiatan sosial yang berdampak langsung. Ini bukan hanya simbol kesiapan Pemasyarakatan  menyambut implementasi  pidana kerja sosial sebagai salah satu pidana non penjara, ini juga adalah bukti bahwa Pemasyarakatan siap mengambil bagian dalam implementasi KUHP melalui pelaksanaan kerja sosial,” kata Agus Andrianto, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam sambutannya, sekaligus melaunching Aksi Nasional, Klien Bapas Peduli, Kamis (26/6) di Perkampungan Budaya Betawi.

Ia menegaskan alternatif pidana bertujuan memasyarakatkan kembali terpidana sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat melalui kerja sosial. “Kerja sosial ini bukan sekadar kerja sukarela semata, tetapi bentuk penebus kesalahan mereka kepada masyarakat akibat tindak pidana yang dilakukan,” terangnya.

Menteri Agus juga mengungkapkan bahwa Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan melalui Balai Pemasyarakatan siap mengulangi kesuksesan penanganan pidana kasus Anak, dengan dampingan dan rekomendasi Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Bapas  yang mengutamakan ketetapan Diversi dan putusan non penjara bagi Anak yang Berhadapan Dengan Hukum (ABH),  sejak berlakunya Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Sehingga sejak berlakunya di tahun 2012 jumlah hunian Anak  di lapas rutan mampu turun drastis, dari yang sebelumnya  7000 an anak menjadi 2000 Anak  di LPKA dan Lapas Rutan hingga saat ini.  Ia mengaskan kembali bahawa Pemasyarakatan siap mengulangi keberhasilan tersebut pada kasus pidana pelaku Dewasa, “selain meningkatkan kualitas pelaksanaan pidana, pidana alternatf juga berpotensi besar menurunkan angka overcrowding yang selama ini menjadi permasalahan klasik  di lapas rutan.”

Lebih lanjut Menteri Agus menjelaskan peran PK Bapas yang sangat kompleks, “PK tidak hanya sebagai pelaksana fungsi pembimbingan kemasyarakatan, namun juga arsitek yang merancang dan mendesain kembali jembatan reintegrasi, jembatan yang sempat terputus akibat suatu tindak pidana, dan jembatan itu dibangun kembali dengan semangat gotong royong antara klien, masyarakat, Pemasyarakatan, Aparat Penegak Hukum (APH) dan pemerintah daerah terhadap perbuatan menyimpang yang terabaikan,” tegas Menimipas.

Prof Harkristuti Harkrisnowo, Guru Besar Hukum Pidana Universitas Indonesia yang juga turut hadir,  menyampaikan bahwa aksi bersih-bersih oleh Klien Pemasyarakatan adalah  sebagai salah  contoh pelaksanaan pidana kerja sosial nantinya.  “Saya sangat exited pada kegiatan bersih-bersih serentak oleh klien Pemasyarakatan. Ke depannya akan ada bentuk pidana alternatif lainnya untuk pidana kerja sosial, dan saat ini sedang disusun rancangan pelaksaan pidana alternatif tersebut.”

Harkristuti juga menyebutkan bentuk pidana alternatif kerja sosial lain, yang nantinya akan diterapkan, seperti pelayanan di Panti Jombo, Panti sosial,  membantu di berbagai lembaga, misalnya sekolah, atau membantu di panti-panti sosial, tempat rehabilitasi . Ia juga menyebutkan bahwa klien Pemasyarakatan juga dapat memberikan pandangan, motivasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan  kesalahan yang sama yang pernah  mereka perbuat. Ia juga menyampaikan secara langsung kepada Menteri IMIPAS  tentang kebutuhan PK baik kualitas dan kuiantitas, dan telah direspon postif oleh Menteri IMIPAS.

Gerakan Nasional Pemasyarakatan, Klien Balai Pemasyarakatan Peduli 2025’ diharapkan menjadi momentum dimulainya kontribusi langsung Klien Pemasyarakatan kepada masyarakat melalui Aksi Sosial, yang selanjutnya akan dilaksanakan rutin setiap bulannya, hingga ptiba waktunya pelaksanaan pidana kerja sosial diterapkan
“Kami seluruh jajaran Pemasyarakatan, sesuai arahan Bapak Menteri IMIPAS siap mendukung penerapan pidana alternatif mulai dari tahap pra adjudikasi, adjudikasi dan post ajudikasi,”tegas Mashudi, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, “Hal ini makin menegaskan motto ‘Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat untuk Masyarakat.”

Setelah pelaksanaan launching Menteri Agus  meninjau dan menyaksikan  150 Klien Pemasyarakatan  Jakarta melakukan aksi  bersih-bersih lingkungan Perkampungan Budaya Betawi, mulai dari area fasilitas umum, area taman  hingga danau yang ada di sana. Aksi serupa  juga serentak dilakukan oleh klien Pemasyarakatan di seluruh wilayah Indonesia.
Sebelumnya, Klien Pemasyarakatan hanya mencakup mereka yang menjalani Pembebasan Bersyarat, Cuti Bersyarat, dan Asimilasi. Dengan berlakunya KUHP baru, jenis Klien Pemasyarakatan bertambah dengan hadirnya Klien pidana kerja sosial dan pidana pengawasan. Hal ini menjadi bagian dari reformasi pemidanaan yang lebih humanis dan berbasis restorative justice.

Kegiatan tersebut turut dihadiri perwakilan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta, Pimpinan Tinggi di lingkungan Kementerian Imipas, APH, seperti Kepolisian, Pengadilan, dan Kejaksaan, serta stakeholder terkait lainnya, yang hadir juga sevcara virtual seluruh Kakanwil, Bapas, kepala daerah dan penegak hukum serta stakeholder lainnya di seluruh wilayah

Continue Reading

nasional

4 Atlet Muda Segar Archery School Wakili DKI Jakarta di Kejurnas Panahan Junior 2025

Published

on

By

Jakarta – Empat atlet muda dari Segar Archery School Meruya, Jakarta Barat, siap berlaga di ajang bergengsi Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panahan Junior 2025 di Kudus, Jawa Tengah, pada 28 Juni hingga 5 Juli 2025. Mereka adalah Athar Danesh Firmasnyah (Danesh), Duke Albie Kahfi Adam (Albie), Muhammad Akhdan Zaim Qisthy (Akhdan), dan Keevana Khairani Khataminnisa (Keevana).

Bersama 79 atlet DKI Jakarta lainnya, keempat atlet ini akan bertanding melawan 871 atlet dari 28 provinsi yang turut serta dalam kompetisi nasional tahunan ini. Keikutsertaan mereka merupakan buah dari latihan intensif dan semangat juang tinggi yang dibina di bawah arahan Coach Duan Novsilas, pelatih sekaligus pemilik Segar Archery School.

“Kami sangat bangga bisa menjadi bagian dari tim DKI Jakarta. Segar Archery School adalah rumah kedua bagi kami. Di sinilah kami tumbuh, belajar, dan dilatih menjadi atlet panahan yang tangguh,” ungkap Danesh mewakili rekan-rekannya.

Akhdan, Albie, dan Keevana berterima kasih dan mengaku bangga mendapat bimbingan para pelatih yang berdedikasi tinggi, sabar, dan teliti. Keevana, satu-satunya atlet putri dari Segar Archery School yang lolos ke Kejurnas tahun ini, menjadi inspirasi tersendiri bagi atlet-atlet muda lainnya.

Segar Archery School yang berlokasi di Meruya, Jakarta Barat, merupakan klub panahan yang terbuka untuk umum dan telah menjadi tempat berkembangnya banyak atlet dari berbagai usia — dari junior hingga dewasa. Suasana latihan yang akrab dan kekompakan antar orang tua atlet turut menjadi kekuatan tersendiri dalam membangun semangat dan mental juara para atlet muda.

“Kami percaya bahwa latihan yang konsisten, dukungan keluarga, dan lingkungan yang positif adalah kunci lahirnya atlet-atlet berprestasi,” ujar Coach Duan.

Selain Danesh, Akhdan, Albie, dan Keevana, masih banyak atlet dari Segar Archery School yang juga menunjukkan prestasi gemilang di berbagai kejuaraan. Semangat “Give the Best, Win!!!” menjadi slogan yang terus tertanam di setiap anak panah yang mereka lepaskan.

Continue Reading

nasional

Rutan Cipinang Ikuti Upacara Virtual Pembukaan Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan 2025

Published

on

By

Jakarta – Rutan Kelas I Cipinang mengikuti kegiatan upacara pembukaan Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan tahun 2025 secara virtual, Senin (23/6). Upacara pembukaan ini terpusat di Lapas Kelas II A Cibinong dan diikuti oleh seluruh UPT Pemasyarakatan dari berbagai wilayah, termasuk Kepala Rutan Kelas I Cipinang, Nugroho Dwi Wahyu Ananto, jajaran petugas dan peserta perkemahan dari Rutan Cipinang.

Kegiatan upacara dipimpin langsung oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas), Agus Andrianto. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan Perkemahan Pramuka Warga Binaan merupakan wujud semangat Warga Binaan menyambut Hari Pramuka Nasional Ke-64 pada 14 Agustus 2025. Kegiatan ini juga diselengggarakan setiap tahunnya untuk mendukung kualitas kepribadian dan kemandirian Warga Binaan, serta mewujudkan Pramuka Solid dan Adaftif untuk Indonesia Emas 2045.

“Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan bertujuan memberikan kesempatan kepada Warga Binaan untuk memperkuat komitmen dalam memperbaiki diri agar menjadi manusia yang menjunjung tinggi nilai ketakwaan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, berwawasan kebangsaan, mempunyai rasa nasionalisme, memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya nanti sebagai bekal hidup, kehidupan, dan penghidupannya setelah menjalani masa pidananya,” ujarnya

Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan akan berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 23 hingga 25 Juni 2025, dengan mengusung tagline “Tangguh Dalam Cobaan, Maju Dalam Pembinaan.” Rangkaian kegiatan diisi dengan pelatihan kepemimpinan, pembinaan mental spiritual, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan bagi seluruh peserta.

“Melalui kegiatan Kepramukaan ini, kita harapkan dapat tumbuh dan berkembang mempunyai karakter sebagai generasi muda bangsa dengan menjaga nilai kedisiplinan dan kemandirian yang menjadi dasar perubahan perilaku positif, semangat keangsaan, cinta tanah air, rasa tanggung jawab sosial, dan harapan akan masa depan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua,” tutupnya

Continue Reading

Trending