JAKARTA, – Immanuel Ebenezer Wamen Kemnaker di Kabinet Merah Putih Merayakan Natal Dengan Mengajak Semua orang,Tanpa Memandang Latar Belakang, di Jl. Pancoran Indah 5 Kapling 7 Blok No. 1 Ligamas Indah, Jakarta Selatan, Rabu (25/12/2024)
Immanuel Ebenezer Wamen Kemnaker yang didampingi oleh Dr. M.D. La Ode, S.IP., M.Si, Sekjen DPP GERRAK PPRI ’24, berbicara terbuka kepada awak media mengenai tantangan besar yang dihadapi oleh dunia kerja Indonesia, serta upaya Kementerian Ketenagakerjaan untuk menanggulanginya.
Dalam sesi wawancara yang penuh makna ini, Immanuel menyoroti salah satu masalah utama yang mengancam ketenagakerjaan, yakni kondisi perusahaan yang kesulitan memenuhi kewajiban kepada karyawan. Menurutnya, beberapa perusahaan bahkan berpotensi untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), yang menjadi kekhawatiran bagi banyak pekerja.
“Saat ini, beberapa perusahaan memang sudah mengajukan rencana PHK, meskipun data yang kami terima baru menunjukkan ada sekitar 60 perusahaan yang berencana untuk mengurangi tenaga kerja mereka.
Angka ini bukanlah jumlah yang kecil, mengingat sektor tekstil saja mencatatkan lebih dari 200.000 tenaga kerja yang terancam,” ujar Wamen Immanuel, Rabu (25/12).
Namun, dia menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam.
Kementerian Ketenagakerjaan telah menyiapkan berbagai skema program untuk melindungi pekerja yang terdampak, termasuk melalui Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
“Kami berharap melalui program ini, para pekerja yang terkena dampak PHK dapat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan, agar mereka tetap bisa melanjutkan kehidupan mereka dengan lebih baik,” tambahnya.
Dalam pembicaraan tersebut, Immanuel juga mengungkapkan optimisme yang tetap terjaga meskipun tantangan besar dihadapi. “Kami yakin dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan para pihak terkait, dampak PHK dapat diminimalisir.
Presiden Prabowo selalu menegaskan bahwa yang terpenting adalah kesejahteraan rakyat, dengan mengurangi angka pengangguran,” ungkap Immanuel dengan penuh keyakinan.
Kebijakan Pemerintah dan Perlindungan Bagi Tenaga Kerja
Selain itu, Wamen Immanuel turut menanggapi aspirasi dari beberapa asosiasi industri yang menginginkan revisi terhadap kebijakan impor bahan tekstil, yang menurut mereka dapat membahayakan industri dalam negeri.
“Kami akan memastikan komunikasi yang terus berjalan antara pemerintah dan kelompok industri untuk mencari solusi terbaik. Kami tidak ingin kebijakan yang ada justru merugikan industri tekstil Indonesia,” tegasnya.
Momen Natal 2024 yang penuh harapan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat semangat kebersamaan dan saling mendukung antarwarga negara.
Dr. M.D. La Ode, S.IP., M.Si, Sekjen DPP GERRAK PPRI ’24, menyampaikan pandangannya mengenai makna Natal bagi Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Menurutnya, perayaan Natal merupakan wujud nyata dari keberagaman yang ada di Indonesia, dan mencerminkan semangat toleransi antarumat beragama.
Wujud Negara Pancasila dan Toleransi Antarumat Beragama
“Sebagai negara Pancasila, Indonesia memiliki dasar yang kuat dalam memperlihatkan kerukunan antarumat beragama.
Mengucapkan selamat Natal kepada sesama warga negara, meski berbeda agama, adalah bentuk penghargaan terhadap keberagaman yang ada. Hal ini mencerminkan bahwa kita hidup dalam satu negara yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa,” jelas Dr. La Ode.
Dr. La Ode mengungkapkan bahwa kehadiran umat Islam dalam perayaan Natal juga merupakan bentuk toleransi yang tinggi, di mana perbedaan agama tidak menghalangi hubungan persaudaraan antarwarga negara. “Ucapan selamat Natal bukan berarti kita mengakui agama Kristen, tetapi lebih kepada saling menghormati dan menjaga kerukunan dalam masyarakat yang majemuk,” ungkapnya.
Selain itu, Dr. La Ode menegaskan bahwa kehadiran umat Islam dalam perayaan Natal juga mencerminkan integrasi nasional yang kokoh. “Ini adalah bukti bahwa Indonesia yang plural tidak terpecah oleh perbedaan agama. Sebaliknya, perbedaan ini menjadi perekat bagi kita untuk tetap menjaga persatuan,” tambahnya.
Natal sebagai Perekat Kerukunan Sosial Perayaan Natal, menurut Dr. La Ode, tidak hanya menyatukan umat Kristiani, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan antarumat beragama, terlepas dari perbedaan yang ada. Hal ini, lanjutnya, sangat penting mengingat Indonesia adalah negara yang dibangun dengan semangat gotong royong, di mana semua pihak bekerja bersama demi kepentingan bangsa.
“Sejarah perjuangan Indonesia dalam merebut kemerdekaan membuktikan bahwa berbagai suku, agama, dan golongan bersatu untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Inilah semangat yang harus terus dijaga hingga saat ini,” ujar Dr. La Ode.
Sebagai penutup, Immanuel dan Dr. La Ode berharap momen Natal ini dapat menjadi kesempatan untuk merayakan kebersamaan dan saling mendukung, baik dalam konteks sosial maupun ekonomi. Mereka juga menekankan pentingnya menjaga komunikasi dan kerja sama antara semua pihak untuk menghadapi tantangan ketenagakerjaan dan memajukan kesejahteraan bangsa.
Dengan semangat Natal yang penuh harapan dan optimisme, baik dalam dunia kerja maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, diharapkan Indonesia dapat terus maju sebagai negara yang bersatu, damai, dan sejahtera bagi semua warganya.