Connect with us

Metro

FOREDER, Negara Harus Menjamin Keamanan Pelantikan Presiden

Published

on

Jakarta – Ketua DPP Forum Relawan Demokrasi Indonesia (FOREDER) Kencana Wulan mengharapkan pelantikan presiden jokowidodo berjalan dengan aman.

Hal ini diutarakannya kepada wartawan,
Ia menyatakan bahwa seluruh aparat keamanan harus siap siaga untuk mengamankan momentum pelantikan presiden terpilih Jokowi dan kiai Ma’ruf Amin.

“Aparat keamanan harus siap siaga melakukan pengamanan saat prosesi pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-Ma’ruf”, tegas Kencana Wulan, Jumat (18/10/19)

Selanjutnya, Kencana memandang bahwa pertahanan dan keamanan negara sudah diatur dalam konstitusi negara, sehingga pihak keamanan memiliki kewajiban untuk melakukan pengamanan terhadap prosesi pelantikan presiden pada tanggal 20 Oktober mendatang.

Kencana juga mengajak seluruh komponen anak bangsa untuk saling merangkul dan menjaga keamanan nasional dalam rumah bersama Indonesia.

Sebagai warga negara yang baik, tambahnya, kita memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan dan turut serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional menjelang pelantikan presiden.

“Mengingat ada pihak-pihak yang masih belum move on dari hasil pilpres 2019 dan tidak ingin presiden terpilih dilantik, maka negara harus siap siaga menjaga keamanan nasional Karena kesuksesan acara pelantikan Presiden ini akan memberikan pesan positif kepada dunia internasional dan itu akan membantu perekonomian kita,” jelasnya.

Continue Reading
1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Metro

Ade Herman Wakil Ketua Umum Yayasan Maya Saribakti Utama : Perguruan Tinggi Swasta Memiliki Peran Strategis Garda Terdepan SDM Unggul Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Published

on

By

Jakarta, – Wakil Ketua Umum Yayasan Maya Saribakti Utama, Ade Herman, menegaskan bahwa perguruan tinggi swasta (PTS) memiliki peran strategis sebagai garda terdepan dalam menyiapkan SDM unggul menuju visi Indonesia Emas 2045.

Hal tersebut ia sampaikan dalam  acara Pengukuhan Pengurus Pusat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dan Rembug Nasional Pendidikan Tinggi yang digelar di Hotel Krakatau, Jakarta, Senin (17/11/25).

Ade Herman menekankan bahwa APTISI harus memperkuat kolaborasi lintas sektor dan memastikan seluruh PTS bergerak dalam satu arah: meningkatkan kualitas pendidikan melalui inovasi, tata kelola modern, dan keberpihakan pada pemerataan akses.

“APTISI harus menjadi motor perubahan,”
ujar Ade Herman.

Menurutnya, tantangan pendidikan tinggi saat ini bukan hanya peningkatan kualitas akademik, tetapi juga kemampuan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, kebutuhan industri, serta perubahan sosial yang semakin cepat.

Ade Herman menambahkan langkah strategis yang perlu segera dipercepat oleh APTISI dan seluruh PTS di Indonesia:

1. Penguatan Ekosistem Inovasi dan Digitalisasi PTS harus berani melakukan transformasi digital dalam pengajaran, riset, dan layanan akademik agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
2. Konektivitas dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Kolaborasi terarah dengan sektor industri menjadi kunci dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi relevan dan siap kerja.
3. Pemerataan Akses dan Kualitas
APTISI diharapkan memperjuangkan agar tidak ada kesenjangan kualitas antara PTS besar dan PTS yang sedang berkembang—baik dalam hal teknologi, kurikulum, maupun peluang pendanaan.

Ade Herman menegaskan komitmen yayasannya untuk terus mengambil peran dalam memperkuat ekosistem pendidikan tinggi nasional.

Ia menilai bahwa rembug nasional seperti ini menjadi wadah penting untuk menyatukan visi dan mempertegas arah gerak perguruan tinggi swasta.

“Menuju Indonesia Emas 2045, kita tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. PTS harus bersatu, berkolaborasi, dan meningkatkan kualitas SDM secara berkelanjutan,” jelasnya.

Percepatan transformasi pendidikan tinggi  diharapkan menjadi tonggak baru penguatan SDM perguruan tinggi dalam  menuju Indonesia Emas, pungkasnya.

Continue Reading

Metro

Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ridwan, S.E., M.M., Rektor Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang periode 2025–2029, Hadiri Acara Pengukuhan Pengurus APTISI

Published

on

By

Jakarta –  Rektor Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang periode 2025–2029,  Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ridwan, S.E., M.M., menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) sekaligus Rembug Nasional Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar di Hotel Krakatau, Jakarta, Senin (17/11/25).

Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ridwan,  ia menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk menjawab tantangan besar dunia pendidikan tinggi dalam dua dekade mendatang.

Dalam pernyataannya, Dr. Muhammad Ridwan menyampaikan bahwa pengukuhan pengurus APTISI periode baru menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran perguruan tinggi swasta sebagai pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia.

“APTISI harus menjadi motor transformasi pendidikan tinggi. Kita tidak hanya berbicara tentang kualitas akademik, tetapi juga tentang kesiapan mahasiswa menghadapi perubahan teknologi, ekonomi digital, dan kompetisi global menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Menurutnya, tantangan pendidikan tinggi semakin kompleks, mulai dari disrupsi teknologi, kebutuhan akan kompetensi baru, hingga tuntutan dunia industri yang berubah sangat cepat. Karena itu, ia menegaskan bahwa PTS harus mampu memimpin inovasi, bukan sekadar mengikuti.

“UPI YPTK Padang siap memperkuat kontribusinya melalui penelitian terapan, kolaborasi industri, serta digitalisasi proses pembelajaran. Kita ingin mahasiswa bukan hanya lulus, tetapi unggul dan relevan dengan zaman,” tambahnya.

Dr. Muhammad Ridwan menilai bahwa rembug nasional ini menjadi wadah strategis bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan tinggi untuk membangun visi bersama menuju 2045. Ia menyebutkan bahwa kolaborasi antar-PTS, pemerintah, dan dunia usaha harus diwujudkan dalam program konkret, seperti peningkatan mutu dosen, pertukaran mahasiswa, digital learning platform, hingga hilirisasi inovasi kampus.

“Jika kita bergerak bersama, kualitas perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya meningkat, tetapi juga mampu mendunia,” tegasnya.

Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang adalah sebuah perguruan tinggi swasta di Padang yang awalnya merupakan gabungan dari STMIK, AMIK, dan STIE, lalu berkembang menjadi universitas dengan izin dari Kemendiknas pada tahun 2001. Universitas ini merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terbesar di LLDIKTI Wilayah X dan dikenal karena rekam jejak pendiriannya dengan Jumlah mahasiswa aktif lebih dari 13.000

Continue Reading

Metro

Kombes Pol (Purn.) Dr. Dadang Herli Saputra, SH., S.Ip., SS., MH., M.Si., M.Kn, Rektor Universitas Banten Jaya Hadiri Acara Pelantikan Pengurus Pusat APTISI 2025–2030 dan Rembug Nasional Arah Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045

Published

on

By

Jakarta,- Rektor Universitas Banten Jaya, Kombes Pol (Purn.) Dr. Dadang Herli Saputra, SH., S.Ip., SS., MH., M.Si., M.Kn, menegaskan pentingnya peran strategis perguruan tinggi dalam memimpin akselerasi pembangunan sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.

Hal ini ia sampaikan di sela sela acara Pelantikan Pengurus Pusat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) 2025–2030 dan Rembug Nasional Arah Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar di Hotel Krakatau- Jakarta, Senin (17/11/2025).

Dr. Dadang Herli Saputra menekankan bahwa momentum pelantikan pengurus baru APTISI harus dimanfaatkan untuk memperkuat ekosistem pendidikan tinggi nasional, terutama dalam menghadapi dinamika global, revolusi teknologi, dan kebutuhan dunia kerja yang semakin kompetitif.

“APTISI memiliki tanggung jawab besar untuk mendorong kualitas, tata kelola, serta relevansi perguruan tinggi swasta di seluruh Indonesia. Perguruan tinggi harus mampu menjadi pusat inovasi, riset aplikatif, dan penggerak pembangunan karakter generasi muda,” tegasnya.

Sebagai pemimpin Unbaja, Dr. Dadang juga menyampaikan bahwa pihaknya terus memperkuat inovasi kurikulum, digitalisasi kampus, pengembangan riset, serta kemitraan strategis dengan dunia industri dan pemerintah daerah. Hal ini, menurutnya, menjadi fondasi penting dalam menyiapkan lulusan yang tidak hanya berkompeten, tetapi juga berintegritas dan adaptif.

“Menuju Indonesia Emas 2045, perguruan tinggi tidak cukup menghasilkan sarjana. Kita harus menghasilkan pemimpin, inovator, dan wirausahawan muda yang mampu memberi solusi atas tantangan masyarakat,” ungkapnya.

Dr. Dadang memberikan apresiasi atas terselenggaranya rembug nasional yang menjadi ruang diskusi para pemangku kepentingan pendidikan tinggi untuk menyatukan arah kebijakan dan strategi kolektif.

Ia menilai bahwa kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan perguruan tinggi merupakan kunci untuk mempercepat transformasi pendidikan, terutama dalam hal pemerataan mutu, peningkatan akreditasi, serta penguatan kapasitas dosen dan mahasiswa.

“APTISI harus menjadi jembatan kolaborasi. Tidak ada perguruan tinggi yang dapat maju sendirian. Kita harus melangkah bersama,” ujarnya.

Sebagai mantan perwira tinggi Polri yang kini memimpin institusi akademik, Dr. Dadang juga menyoroti pentingnya pembangunan karakter mahasiswa, termasuk penguatan wawasan kebangsaan, etika digital, dan moderasi berbangsa.

“Indonesia Emas membutuhkan generasi yang cerdas secara akademis dan kuat secara moral. Kampus harus mampu menanamkan nilai integritas, toleransi, serta rasa cinta tanah air,” tambahnya.

Dr. Dadang berharap pelantikan pengurus pusat APTISI periode 2025–2030 menjadi titik awal penguatan peran perguruan tinggi swasta sebagai pilar penting pembangunan nasional.

“Universitas Banten Jaya siap bersinergi dan berkontribusi aktif dalam mengawal masa depan pendidikan tinggi Indonesia. Ini momentum kita untuk mencetak generasi terbaik menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

Continue Reading

Trending