Connect with us

Metro

“BERITA DARURAT: TOLAK PELEPASAN NYAMUK WOLBACHIA DI BALI & INDONESIA!”

Published

on

(12/11/2023) “Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia” menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait adanya program Pemerintah berupa penyebaran telur nyamuk Aedes Aegypti yang terpapar bakteri Wolbachia dalam jumlah jutaan. “Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia” mengingatkan Pemerintah untuk segera menghentikan rencana pelepasan 200 juta nyamuk Wolbachia di Pulau Bali pada 13 November 2023, dan juga di 5 kota lainnya yaitu di Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang dan Bontang. Program penyebaran nyamuk yang bekerjasama dengan World Mosguito Program (WMP) ini mengklaim akan menurunkan penyakit Demam Berdarah, padahal Pemerintah telah berhasil melakukan pengendalian Demam Berdarah dalam 10 tahun terakhir.

Keprihatinan dan tuntutan disuarakan secara bersama oleh “Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia”, sebuah gerakan yang diinisiasi oleh SFS Foundation, Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia), dan Gladiator Bangsa, serta didukung oleh Puskor Hindunesia, dalam konferensi pers pada Minggu, 12 November 2023 di Hotel Grandhika, Jakarta Selatan.

Hadir sebagai pembicara dalam konferensi pers adalah DR dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K), Menteri Kesehatan Republik Indonesia periode 2004-2009, Komjen. Pol. Drs. Dharma Pongrekun, S.H. M.M., M.H., Mirah Sumirat, SE (Presiden ASPEK Indonesia) dan Dr. Ir. Kun Wardana Abyoto, MT. ‘

Program pelepasan ratusan juta nyamuk Wolbachia di Indonesia ini membawa risiko parah, antara lain:
1. Risiko terhadap Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan: Belum ada studi menyeluruh di Bali, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang dan Bontang secara jangka panjang sehingga berpotensi risiko terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, termasuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Ancaman Terhadap Pariwisata: Pelepasan jutaan nyamuk berpotensi merusak industri pariwisata, serta ekonomi masyarakat setempat.
3. Tidak Ada Tanggung Jawab: Siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kesalahan dan dampak yang tak terhitung?

Pertimbangkan tuntutan kami:
1. Due Diligence Mendalam: Evaluasi menyeluruh sebelum pelepasan nyamuk.
2. Ancaman Keamanan Nasional: Investigasi risiko IP Technology melalui Wolbachia.
3. Transparansi Penuh: Publik harus tahu dan menyatakan persetujuan.

HENTIKAN PROGRAM PENYEBARAN NYAMUK SECARA MASSAL DI BALI & INDONESIA SEBELUM

Pelepasan 200 juta telur nyamuk yang terinfeksi bakteri Wolbaciie di Denpasar, yang dijadwalkan 13 November 2023.

Ringkasan Risiko yang Tidak Dapat Diterima Masyarakat:
» Penyebaran jutaan nyamuk memiliki dampak besar terhadap pariwisata
« Strategi Program Nyamuk Dunia (World Mosguito Program) untuk terus menerus MENGEMBANGBIAKAN bakteri Wolbachia ke dalam tubuh nyamuk menyebabkan penduduk Bali dan wisatawan harus siap menerima tambahan ratusan juta gigitan nyamuk. Nyamuk harus mendapatkan pakan darah sebelum dapat menghasilkan telur. Setiap nyamuk betina akan memproduksi 100 telur, tiga kali selama masa hidup dewasanya.

» Petisi Global Menghentikan Gene Drive
« Nyamuk hasil rekayasa Gene drive belum mendapat persetujuan untuk dilepaskan di alam terbuka atau pengujian lapangan: karena menyebarkan perubahan genetik permanen dalam ekosistem. Dampak pada kesehatan manusia dan lingkungan tidak dapat diprediksi seberapapun baik niat awalnya. Baca lebih lanjut di sini
« Setelah pelepasan, penyebaran nyamuk yang terpapar bakteri Wolbachia tidak dapat dikendalikan atau dikembalikan seperti semula. (Gene Drives: Menilai Manfaat & Risiko – Future of Life Institute)
« Petisi internasional telah mengumpulkan lebih dari 308.000 tanda tangan tahun ini, yang menyatakan bahwa penelitian gene drive sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan sehingga harus dihentikan secara global. Lihat petisi di sini

» Siapa yang bertanggung jawab atas pelepasan nyamuk di Bali
« Apakah Program Nyamuk Dunia (World Mosguito Program), para peneliti, penyandang dana, produsen telur nyamuk dan perguruan tinggi yang melakukan penelitian akan bertanggung jawab jika terjadi kesalahan atau program ini memberikan dampak negatif.
« Penyakit dan kerusakan yang ditimbulkan hampir tidak mungkin dilacak.
« Sebelum pelepasan nyamuk, kami memerlukan Kementerian Pertahanan, Pariwisata, Kehutanan, BAIS, BIN, Gubernerur Bali, Walikota Denpasar, Dinas Lingkungan Hidup di Bali dan otoritas komponen yang terkait lainnya MENYATAKAN sejauh mana kewajiban dan kewenangan mereka dalam memveto pelepasan nyamuk tersebut.

» Tidak ada Konsekuensi dan Tanggung Jawab Akibat Dampak Bioteknologi
« Apakah pelepasan nyamuk menghasilkan varian virus Zika yang lebih berbahaya? Lihat artikel di The Ecologist
« Apakah vaksin Demam Berdarah di Filipina menyebabkan varian virus campak yang mematikan? Baca di NPR « Bakteri Wolbachia bersimbiosis dengan parasit yang justru memperburuk penyakit tropis: padahal pelepasan nyamuk awalnya bertujuan mengurangi penyakit tropis. Lihat di PubMed
« Wolbachia dapat menyebabkan elephantiasis (kaki gajah) dan river blindness (kebutaan). Sumber: scielo.br & pubmed

» Eskalasi Ancaman Demam Berdarah di Sri Lanka Setelah Pelepasan Nyamuk
« Di Sri Lanka terjadi peningkatan larva nyamuk sehingga kasus Demam Berdarah menjadi dua kali lipat sejak pelepasan nyamuk secara masal tahun 2021. Crisis24 – Aktivitas Demam Demam Berdarah Menin kat di Sri Lanka

« Comprehensive Due Diligence Protocol (Protokoi Penyelidikan yang Menyeluruh)
« Due Diligence Pelepasan Nyamuk
« Kami dengan tegas meminta “Protokol Penyelidikan yang Menyeluruh” yang mencakup evaluasi ketahanan dan keamanan nasional, kesehatan masyarakat dan lingkungan, hukum, teknik operasional program pelepasan nyamuk Wolbachia, pendanaan, transparansi, penilaian efektivitas dan analisa risiko jangka panjang secara menyeluruh sebelum pelepasan nyamuk dilakukan.

» Pemda Denpasar di Bali harus mengumumkan hal berikut:
« Risiko penyebaran ke spesies lain, peningkatan yang tidak proporsional dan berkelanjutan dalam populasi nyamuk, penilaian risiko transmisi gen secara vertikal dalam telur nyamuk impor, keamanan pemanfaatan bakteri Wolbachia dan aplikasi Matrix-Assisted Laser Desorption lonization-Time Of Flight (MALDI-TOF) & Convolutional Neural Network (CNN) menggunakan nyamuk Wolbachia. Lihat di sini

» Kewaspadaan Pemanfaatan MALDI-TOF MS & CNN pada Pelepasan Nyamuk Terhadap Keamanan & Ketahanan Nasional
« Non-disclosure (tidak boleh diungkap). Tidak mengungkap penggunaan Matrix-Assisted Laser Desorption lIonization-Time Of Flight (MALDI-TOF) & Convolutional Neural Network (CNN) dalam pelepasan nyamuk di Bali yang dapat mengancam Keamanan dan Ketahanan Nasional. Lihat di sini

» Bakteri Wolbachia (Alami) dan IP Technology (IPT) melalui Wolbachia:
« Model Perluasan AU.pdf DOWNLOAD DISINI
« World Mosguito Program (WMP) mengklaim bahwa Bakteri Wolbachia dan nyamuk yang digunakan dalam penelitian ini alami dan tidak dimodifikasi secara genetik. Lihat-disini
« Namun, menyisipkan /P Technology (IPT): menggunakan injeksi mikro otomatis untuk menyisipkan bakteri: dan menciptakan Gene Drive semuanya memerlukan rekayasa genetik.
» Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dalam Nyamuk: Simulasi Kecerdasan Buatan digunakan untuk menganalisis risiko dan biohazard (Artificial Intelligence Microsoft) .
» Lepas Tanggung Jawab: Siapa pun yang bertanggung jawab atas pemantauan, pengawasan, pengumpulan data, pemetaan lokasi, dan penjadwalan distribusi telur nyamuk dilindungi dari tanggung jawab oleh adanya paten dan bebas hukum, dan Microsoft bersedia membayar biaya hukum jika terjadi pelanggaran hak cipta. Link: Perlindungan dari Tuntutan
» Teknologi IP Wolbachia dalam gene drive di Bali merupakan ancaman besar terhadap Keamanan dan Ketahanan Nasional serta Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat dan lingkungan. Pemilik paten Teknologi Wolbachia IP Tautan Paten Wolbachia IP) telah mengklaim hak eksklusif atas semua peralatan digital, data yang dikumpulkan dan ditransmisikan menggunakan teknologi ini. Hal ini menunjukkan adanya konfiik kepentingan bagi World Mosguito Program. Terdapat ancaman bahwa penyuntikan teknologi kecerdasan buatan melalui gigitan nyamuk, mampu mengirimkan informasi ke badan manusia dengan tujuan yang tidak diketahui.

» Bali Sebagai Lokasi Percobaan Bioteknologi » “Rincian paten ‘Toxic mosguito aerial release system’ dapat ditemukan pada referensi Ini” “Hak untuk komputerisasi tubuh manusia. Metode dan perangkat untuk mentransmisikan tenaga dan data,” Unified Patents. Paten Bill Gates: US-8754472-B1. Tautan Paten US-6754472-B1

» Transmisi Penyakit dalam Telur nyamuk
« Dokumen ini mencatat dengan baik bahwa telur nyamuk membawa virus Demam Berdarah dan penyakit lainnya. Pengetahuan tentang Transfer Gen, dari generasi ke generasi, seharusnya menjadi dasar penolakan pelepasan masal telur nyamuk
« Penemuan Zika: link:ubmed-zika
« Demam Berdarah: link:cadergic.oup.com
« Chikungunya: link:parasitesandyectors biomedcentral com
« Malaria: link:nhm ac.uk

» Rencana ratusan juta telur yang akan didistribusikan di Bali
« Nyamuk adalah serangga tetapi sekarang telah dicatat Yebagal pestisida. link:epa.gov “Sama seperti semua pestisida, nyamuk yang telah dimodifikasi secara genetik diatur dalam Undang-Undang Pestisida Federal Insecticide, Fungicide and Rodenticide Act (FIFRA)” Bahkan jika kita menenma bahwa Mereka bukan produk rekayasa genetika, kita tdak menerima bahwa nyamuk di Bali harus bebas dari semua regulasi. (*red).

Continue Reading

Metro

Serikat Petani Indonesia (SPI) Hari Pangan Sedunia 2025 “Wujudkan Kedaulatan Pangan dengan

Published

on

By

Jakarta, – Dalam momentum Hari Pangan Sedunia 2025, Serikat Petani Indonesia (SPI) menegaskan kembali komitmennya untuk memperjuangkan kedaulatan pangan nasional melalui pelaksanaan reforma agraria sejati. Dengan tema ” Wujudkan Kedaulatan Pangan dengan Melaksanakan Reforma Agraria.

SPI menilai bahwa kedaulatan pangan tidak akan pernah tercapai selama petani—sebagai aktor utama penyedia pangan—masih terpinggirkan dari akses terhadap tanah, benih, air, dan pasar yang adil.

“Kedaulatan pangan bukan sekadar meningkatkan produksi atau impor bahan pangan murah. Kedaulatan pangan berarti mengembalikan kendali pangan ke tangan rakyat, terutama petani, dengan memastikan mereka memiliki tanah yang cukup, sarana produksi yang berdaulat, dan harga jual yang adil,” Kata Ketua Umum SPI Henry Saragih di Jakarta, Rabu (15/10/25).
SPI menyoroti bahwa hingga kini,

pelaksanaan reforma agraria masih jauh dari harapan. Data SPI menunjukkan banyak petani kecil masih tidak memiliki lahan atau hanya menggarap tanah sempit, sementara jutaan hektar lahan produktif dikuasai oleh korporasi besar. Kondisi ini memperlebar kesenjangan ekonomi pedesaan dan menghambat pembangunan pertanian berkelanjutan, tegas Henry.
Dalam kesempatan tersebut, SPI juga menekankan pentingnya melindungi benih lokal, memperkuat koperasi petani, dan menolak ketergantungan pada impor pangan dan bibit korporasi global. Langkah-langkah tersebut merupakan bagian integral dari strategi kedaulatan pangan yang menempatkan petani sebagai subjek, bukan objek pembangunan.
Sebagai bagian dari peringatan Hari Pangan Sedunia, SPI bersama jaringan petani di berbagai daerah juga menggelar aksi solidaritas dan panen raya rakyat di 20 provinsi. Kegiatan ini menjadi simbol kemandirian petani dalam menyediakan pangan bagi bangsa tanpa bergantung pada impor.

“Kami menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk kembali menanam, membeli, dan mengonsumsi produk lokal dari petani kita sendiri. Inilah bentuk nyata bela negara di sektor pangan,” pungkas Henry.

Dengan momentum Hari Pangan Sedunia 2025, SPI mendesak pemerintah untuk mempercepat reforma agraria sejati dan memastikan pangan menjadi hak rakyat, bukan komoditas pasar semata.
Pada momentum Hari Pangan Sedunia mengingatkan kembali pemerintah Indonesia , Presiden Prabowo untuk memenuhi 6 (enam) tuntutan pada hari tani Nasional 24 September 2025yang disampaikan di depan Istana Negara dan telah diserahkan dokumen tuntutannya kepada sekretariat negara. Kami ulang 6 tuntutan tersebut:
1. Menyelesaikan konflik agraria yang dihadapi anggota SPI maupun petani Indonesia secara menyeluruh, dan menghentikan segala bentuk kekerasan dan kriminalisasi dalam penyelesaian konflik agraria terjadi.
2. Mengalokasikan tanah yang dikuasai perusahaan perkebunan dan kehutanan sebagas Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). Penertiban Kawasan Hutan (PKH) yang sedang dilaksanakan satgas PKH saat ini harus menjadi bagian dari TORA.
3. Merevisi Perpres Percepatan Reforma Agraria No. 62 Tahun 2023 agar sejalan dengan agenda kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani serta masyarakat desa.
4. Merevisi UU Pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan; UU Kehutanan untuk reforma agraria; dan UU Koperasi untuk memperkuat koperasi petani; serta mendorong pembentukan UU Masyarakat Adat.
5. Segera mencabut UU Cipta Kerja, yang telah nyata membuat kemunduran ekonomi Indonesia; kehilangan lapangan kerja, memperlebar ketimpangan agraria, ketergantungan pangan dari impor, kemunduran di bidang pendidikan dan kesehatan di Indonesia.
6. Membentuk Dewan Nasional Reforma Agraria dan Dewan Nasional Kesejahteraan Petani untuk memastikan keberlanjutan dan implementasi kebijakan reforma agraria dan kedaulatan pangan.
Kemudian pada hari ini, di Hari Pangan sedunia ini, secara khusus kami sampaikan bahwa Kedaulatan pangan bisa terwujud apabila;
1, Reforma agraria harus dijalankan dengan mendistribusikan tanah kepada para petani gurem, buruh tani dan buruh perkebunan, dan orang-orang tak bertanah di pedesaan, serta perkotaan, dan menguatkan hak masyarakat adat atas tanah ulayatnya.
2. Merombak sistem pertanian di Indonesia bercorak revolusi hijau menjadi pertanian sistem agroekologi.
3. Produksi pangan dan pertanian di Indonesia haruslah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri Indonesia, terutama untuk kebutuhan pangan, dan sandang, serta perumahan untuk rakyat Indonesia. Menolak Impor pangan untuk kebutuhan pokok rakyat Indonesia.

Peringati Hari Pangan Sedunia 16 Oktober 2025, SPI Tegaskan Reforma Agraria sebagai Kunci Kedaulatan Pangan Nasional
Jakarta- Serikat Petani Indonesia (SPI) melanjutkan rangkaian kegiatan secara nasional pada momentum Hari Pangan Sedunia (HPS) 2025 tanggal 16 Oktober 2025 ini untuk menegaskan kembali bahwa reforma agraria adalah kunci untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional.Rangkaian kegiatan ini menjadi kelanjutan dari gerakan petani dalam peringatan Hari Tani Nasional bulan lalu, yang menuntut pelaksanaan reforma agraria sejati di Indonesia.

Momentum Hari Pangan Sedunia ini juga menjadi refleksi terhadap mash rapuhnya sistem pangan Indonesia yang bergantung pada impor dan mengandalkan korporasi besar dalam memproduksi serta mendistribusikan pangan di Indonesia.
Berdasarkan laporan Global Hunger Index (GHI) tahun 2025, Indonesia tercatat menduduki peringkat 70 dalam indeks kelaparan global. Dalam laporan tersebut, Indonesia meraih skor 14,6 yang berarti Indonesia berada di tingkat kelaparan sedang. Angka ini membuat Indonesia berada di taraf yang cukup tinggi dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya seperti Vietnam (11,1), Filipina (13,4), dan Thailand (9,7). Dua faktor yang mempengaruhi tingginya angka kelaparan di Indonesia adalah 22,6% anak – anak di bawah lima tahun mengalami stunting dan 8,6% anak – anak di bawah lima tahun mengalami kekurangan gizi.

Hal itu diakibatkan oleh penguasaan atas tanah subur dan hutan hujan dikuasai korporasi besar untuk komoditas ekspor dan proyek skala besar seperti food estate, perkebunan kelapa sawit, perkebunan kayu (hutan industri). Disisi lain petani Indonesia adalah petani gurem dengan lahan kurang dari 0,5 hektare, jumlahnya diperkirakan lebih dari 16 juta jiwa.

Indeks gini sebesar 0,58, sebuah ketimpangan yang sangat besar.Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sepanjang 2017-2024, impor beras, kedelai, dan gula terus mengalami peningkatan baik dari segi volume maupun nilai.

Impor beras melonjak tajam hingga mencapai 4,5 juta ton pada 2024, dengan Thailand dan Vietnam sebagai pemasok utama. Kedelai yang menjadi bahan baku utama pangan rakyat, seperti tempe dan tahu, juga berada di angka 2,6 juta ton per tahun dan didominasi dari Amerika Serikat.

Lonjakan impor ini mencerminkan lemahnya kedaulatan pangan nasional, di mana kebutuhan pokok rakyat justru semakin bergantung pada pasar global, sementara petani kecil di dalam negeri mash berjuang di tengah keterbatasan lahan dan kebijakan yang belum berpihak.
Pada momentum Hari Pangan Sedunia ini, SPI menegaskan bahwa reforma agraria adalah kunci utama untuk tercitaptanya sistem pangan berdaulat, di mana petani menguasai, mengelola, dan menentukan arah produksi pangan sesuai kebutuhan rakyat. Melalui sistem pertanian agroekologi yang berkelanjutan, produksi pangan rakyat menjadi mandiri, sehat, dan berkeadilan. Tanah untuk petani berarti pangan untuk bangsa.

Pada momentum Hari Pangan Sedunia ini, SPI mengingatkan kembali PemerintahIndonesia, Presiden Prabowo untuk memenuhi 6 (enam) tuntutan pada Hari Tani Nasional 24 September 2025 yang disampaikan di depan Istana Negara dan telah diserahkan dokumen tuntutannya kepada Sekretariat Negara.

Kami ulang 6 isi tuntutan tersebut:1. Menyelesaikan konflik agraria yang dihadapi anggota SPI maupun petani Indonesia secara menyeluruh, dan menghentikan segala bentuk kekerasan dan kriminalisasi dalam penyelesaian konflik agraria terjadi.2. Mengalokasikan tanah yang dikuasai perusahaan perkebunan dan kehutanan sebagai Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). Penertiban Kawasan Hutan (PKH) yang sedang dilaksanakan satgas PKH saat ini harus menjadi bagian dari TORA.3. Merevisi Perpres Percepatan Reforma Agraria No. 62 Tahun 2023 agar sejalan dengan agenda kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani serta masyarakat desa.4. Merevisi UU Pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan; UU Kehutanan untuk reforma agraria; dan UU Koperasi untuk memperkuat koperasi petani; serta mendorong pembentukan UU Masyarakat Adat.5. Segera mencabut UU Cipta Kerja, yang telah nyata membuat kemunduran ekonomi
Indonesia; kehilangan lapangan kerja, memperlebar ketimpangan agraria, ketergantungan pangan dari impor, kemunduran di bidang pendidikan dan kesehatan di Indonesia.6. Membentuk Dewan Nasional Reforma Agraria dan Dewan Nasional Kesejahteraan
Petani untuk memastikan keberlanjutan dan implementasi kebijakan reforma agraria dan kedaulatan pangan.

Kemudian pada hari ini, di Hari Pangan sedunia ini, secara khusus kami sampaikan bahwa Kedaulatan pangan bisa terwujud apabila;1. Reforma agraria harus dijalankan dengan mendistribusikan tanah kepada para petani gurem, buruh tani dan buruh perkebunan, dan orang-orang tak bertanah di pedesaan, serta perkotaan, dan menguatkan hak masyarakat adat atas tanah ulayatnya.2. Merombak sistem pertanian di Indonesia bercorak revolusi hijau menjadi pertanian
sistem agroekologi3. Produksi pangan dan pertanian di Indonesia haruslah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri Indonesia, terutama untuk kebutuhan pangan, dan sandang, serta perumahan untuk rakyat Indonesia.

Menolak Impor pangan untuk kebutuhan pokok rakyat Indonesia4. Harga kebutuhan pangan, sandang, dan perumahan dikendalikan oleh negara. Harga produksi petani layak bagi petani dan konsumen5. Menempatkan koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia, dengan membangun dan mengembangkan koperasi produksi petani, koperasi distribusi produksi pertanian, dan koperasi konsumen6. Kelembagaan yang mengurus pangan dan pertanian di Indonesia haruslah bisa menjadi lembaga yang mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.

Oleh karena itu REVISI UU PANGAN NO 18 TAHUN 2012 yang sekarang berlangsung di DPR RI haruslah bisa menjadi dasar hukum untuk mewujudkan KEDAULATAN PANGAN di Indonesia.

Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia, SPI menggelar serangkaian kegiatan nasional dan aksi massa di berbagai daerah.

“SPI akan melaksanakan berbagai kegiatan, mulai dari webinar nasional tentang kedaulatan pangan, diskusi mengenai RUU Pangan, hingga aksi massa di depan Istana Negara, di berbagai daerah akan melaksanakan kampanye penanaman dan peresmian Kawasan Daulat Pangan (KDP) sebagai bagian darigerakan mewujudkan kedaulatan pangan, di tingkat Internasional bersama La Via Campesina/gerakan petani dunia melaksanakan berbagai kegiatan mobilisasi massa dan kampanye untuk mewujudkan kedaulatan pangan dengan menolak kehadiran korporasi panganinternasional dalam urusan pangan dan pertanian,” pungkas Angga Fajar selaku Ketua Pelaksana Peringatan Hari Pangan Sedunia.

Continue Reading

Metro

PMII Desak Trans7 Sampaikan Permintaan Maaf Terbuka atas Tayangan yang Dianggap Lecehkan Pesantren

Published

on

By

Jakarta, 15 Oktober 2025 — Setelah aksi dari para alumni pesantren, kini giliran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Trans7, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan, pada Rabu (15/10).

Aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes atas tayangan program Xpose Uncensored Trans7 yang dinilai melecehkan simbol ulama, kiai, dan lembaga pesantren. Massa aksi mendesak agar Trans7 menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik, khususnya kepada komunitas pesantren.

Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni PMII (IKA PMII), Sudarto, yang memimpin aksi tersebut, menilai tayangan tersebut telah merusak citra pesantren dan mencederai nilai-nilai luhur keagamaan.

> “Stasiun televisi sebesar Trans7 melakukan hal yang tidak pantas. Ini merupakan bentuk dekonstruksi nilai serta pelecehan terhadap institusi pesantren,” ujar Sudarto dalam orasinya di lokasi aksi.

Tayangan yang dimaksud menampilkan potongan video Kiai Anwar Manshur dari Pesantren Lirboyo dengan narasi yang dianggap menyesatkan. Dalam cuplikan tersebut, kiai digambarkan secara negatif saat bersalaman dengan santri, disertai narasi “santri rela ngesot demi amplop.”

Sudarto menegaskan, PMII menuntut Trans7 tidak hanya meminta maaf, tetapi juga melakukan evaluasi internal menyeluruh terhadap tim kreatif dan proses editorial. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan agar konten yang disiarkan di masa mendatang lebih menghormati nilai agama dan etika sosial.

“Pesantren adalah benteng moral dan identitas keagamaan bangsa. Melecehkan pesantren berarti melecehkan jati diri bangsa Indonesia. Kita harus menjaga marwah pesantren sebagai fondasi karakter bangsa,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, PMII juga mengajak seluruh elemen masyarakat — mulai dari santri, alumni, ormas Islam, hingga civitas akademika — untuk bersatu membela kehormatan kiai dan lembaga pesantren dari upaya yang merendahkan martabatnya.

Sebelumnya, tayangan Xpose Uncensored Trans7 telah menuai kecaman luas di media sosial dan memicu aksi boikot dari sejumlah pihak. Setelah aksi protes dari alumni pesantren berlangsung, gerakan serupa kini meluas di kalangan mahasiswa melalui PMII.

Aksi yang dilakukan PMII menambah tekanan publik terhadap Trans7 agar segera mengambil langkah nyata memperbaiki kebijakan siaran.

Hingga saat ini, Trans7 telah menyampaikan permintaan maaf kepada Pesantren Lirboyo dan berjanji untuk menghadirkan konten yang lebih bertanggung jawab. Namun, publik masih menunggu tindak lanjut manajemen Trans7 dalam bentuk klarifikasi terbuka, evaluasi internal, serta jaminan agar kejadian serupa tidak terulang.

Continue Reading

Metro

M. Windrawaman Imantha: Perkuat Sinergi Menuju Masa Depan Ekonomi yang Lebih Hijau, Inklusif dan Berdaya Saing

Published

on

By

Jakarta, — Di tengah meningkatnya tantangan lingkungan global dan konsumsi sumber daya yang tak terkendali, konsep Shared Responsibility atau Tanggung Jawab Bersama menjadi kunci dalam membangun ekosistem konsumsi berkelanjutan. Melalui semangat kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, komunitas, dan masyarakat, acara bertajuk “Shared Responsibility – Building A Sustainable Consumption Ecosystem” diselenggarakan sebagai wujud komitmen bersama dalam mendorong pola konsumsi yang lebih sadar, efisien, dan beretika.

Acara ini di selenggarakan yang bertempat
di Universitas Trisakti Jakarta, Senin (14/10/2025).
Menghadirkan berbagai narasumber lintas sektor Dr. M. Indrawan Imantha Deputy Director Market Transfomation, Samuel Pablip Ignansius Perwira Business Empagement and Develoment, Aisyah Sileuw President Director, Dr. Wahyuningsih, ME., M.Phil Dewan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Prof.Dr.Ir. Kadarsah Suryadi, DEA Rektor of Universitas Trisakti, Yuvllinda Susanta — mulai dari akademisi, pelaku bisnis hijau, pegiat lingkungan, hingga pembuat kebijakan — yang bersama-sama mendiskusikan langkah konkret dalam menciptakan perubahan sistemik menuju ekonomi sirkular dan konsumsi bertanggung jawab.

Melalui diskusi panel, pameran inovasi hijau, dan peluncuran inisiatif kolaboratif, kegiatan ini menyoroti pentingnya sinergi antara sektor publik dan swasta dalam menciptakan dampak nyata. Pendekatan Shared Responsibility mendorong seluruh pihak untuk mengambil peran — dari produsen yang mengurangi limbah dan emisi, hingga konsumen yang bijak dalam memilih dan menggunakan produk.

Dalam era yang menuntut perubahan cepat menuju keberlanjutan, Dr. M. Windrawaman Imantha D, selaku Transformation Deputy Director Market, menegaskan pentingnya shared responsibility atau tanggung jawab bersama antara pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun ekosistem konsumsi berkelanjutan.

Acara Shared Responsibility – Building A Sustainable Consumption Ecosystem ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk asosiasi ritel, pelaku industri, akademisi, dan lembaga lingkungan. Forum ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi menuju masa depan ekonomi yang lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing.

Berbicara dalam forum “Shared Responsibility – Building A Sustainable Consumption Ecosystem”, Dr.M. Windrawaman menyoroti bahwa transformasi pasar tidak hanya soal digitalisasi atau efisiensi rantai pasok, tetapi juga perubahan paradigma menuju pola konsumsi yang ramah lingkungan dan berkeadilan sosial.

“Transformasi pasar berkelanjutan tidak bisa berjalan sendiri. Kita harus membangun kolaborasi lintas sektor — mulai dari produsen, ritel, regulator hingga konsumen — agar setiap tahap rantai nilai membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Dr.M Windrawaman

Ia menjelaskan bahwa pendekatan shared responsibility menjadi kunci dalam mempercepat adaptasi menuju ekonomi hijau. Dengan mendorong transparansi, inovasi produk berkelanjutan, serta edukasi konsumen, pasar Indonesia dapat menjadi motor perubahan menuju konsumsi yang lebih bijak dan bertanggung jawab.

Dalam kesempatan tersebut, Dr.M. Windrawaman Inantha juga menekankan bahwa perubahan perilaku konsumsi tidak bisa hanya digerakkan dari sisi produsen. Konsumen pun memiliki peran penting sebagai driver of change melalui pilihan produk yang mereka beli dan gaya hidup yang mereka terapkan.

Melalui peran transformasionalnya, Dr. M. Windrawaman Inantha D berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya kebijakan dan inisiatif nyata dalam membangun pasar yang adaptif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan — sebuah langkah konkret menuju Indonesia yang lebih lestari.

Setiap keputusan konsumsi adalah bentuk suara. Ketika masyarakat mulai memilih produk yang berkelanjutan, industri akan menyesuaikan diri. Di situlah kekuatan kolaborasi nyata antara pasar dan masyarakat,” tambahnya.

Acara Shared Responsibility – Building A Sustainable Consumption Ecosystem ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk asosiasi ritel, pelaku industri, akademisi, dan lembaga lingkungan. Forum ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi menuju masa depan ekonomi yang lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing.

Melalui peran transformasionalnya, Dr. M. Windrawaman Imantha berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya kebijakan dan inisiatif nyata dalam membangun pasar yang adaptif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan — sebuah langkah konkret menuju Indonesia yang lebih lestari

Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat gerakan konsumsi berkelanjutan di Indonesia, sekaligus menumbuhkan kesadaran publik bahwa keberlanjutan bukan hanya tugas pemerintah atau industri, tetapi juga gaya hidup yang harus diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Continue Reading

Trending