DEWAN PIMPINAN PUSAT PROJO
MENJEMPUT SEJARAH
Nama relawan PROJO pertama muncul pada 21 Desember 2013 dalam sebuah Konferensi Pers Deklarasi Relawan Jokowi di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan.
#PROJO didirikan oleh para mantan aktivis mahasiswa yang sebagian kader PDIP. Mereka bersepakat menyuarakan Silent Majority di internal PDIP setelah muncul figure Jokowi dalam kancah politik nasional.
Kala itu, PDIP terpecah. ”Mayoritas diam” menghendaki Jokowi menjadi Capres darl PDIP untuk Pilpres 2014. Sedangkan para elite berteriak dukung Mega, yang kemudian melunak menjadi pasangan Mega-Jokowi.
Pertempuran wacana di publik dan debat-debat politik di PDIP memanas dengan
munculnya PROJO. Kemudian pada Pilpres 2014, PROJO mulai menunjukkan geliatnya sampai Jokowi terpilih menjadi Presiden RI. PROJO tetap bekerja menyokong Jokowi meski tidak ada dalam Pemerintahan.
Tldak berhenti sampai Pemilu 2014, PROJO, di bawah Ketua Umum Budi Arie Setiadi dan Sekretaris Jenderal Handoko, membesar hingga kepengurusan terbentuk di mavoritas Provinsi dan Kabupaten/Kota. Acara-amra Presiden Jokowi tak pernah tanpa kehadiran massa PROJO, Serangan terhadap Jokowi dan Pemerintah ditangkis secara trengginas oleh kader-kader PROJO baik di media massa maupun di forum-forum seminar.
#Presiden Jokowi sempat memberikan apresiasi atas kerja-kerja Politik PROJO. Dalam sebuah forum Organisasi PROJO pada 2018, Presiden Jokowi menyatakan secara terbuka bahwa, ”Dan saya meyakini, relawan PROJO ini bukan re|awan kardus, betul -betul relawan
militansi tinggi dan ingin ikut memperbaiki negara ini,”
#PROJO kembali menjemput sejarah dengan tetap menjadi pendukung garis keras Jokowi di Pilpres 2019, sebuah perhelatan yang penuh dengan serangan hoaks yang membelah masyarakat bahkan dengan isu SARA. Serangan yang merusak moral masyarakat itu dilancarkan oleh rival politik Jokowi di Pilpres 2019.
Jokowi kembali menjadi Presiden RI setelah mengalahkan rival yang sama di Pilpres 2014, yakni Prabowo Subianto.
PROJO telah menorehkan sejarah politik nasional di Indonesia selama 6 tahun ini dalam mengelola dan memperkuat geliat politik rakyat dan membangun aktivisme yang penuh dengan nilai-nilai ideal.
PROJO DEWAN PIMPINAN PUSAT PROJO
#Kabinet Indonesia Maju sudah diumumkan hari ini. PROJO memahami adanya kekecewaan yang mendalam dari para relawan pendukung Jokowi. Komitmen melawan intoleransi dan kesediaan berpolitik secara santun yang telah disepakati sejak awal telah dilanggar.
#Kubu rival yang kalah dalam pilpres karena perlawanan rakyat terhadap intoleransi, antidemokrasi, dan pelanggaran HAM justru mendapat posisi yang terhormat di Kabinet.
Pihak-pihak yang tidak teruji loyalitasnya dipercaya mengurus negeri ini. Mereka tidak
tampak ketika pendukung militan bekerja memenangkan Jokowi yang ketika itu belum menjadi Tokoh Nasional seperti sekarang.
#Meskipun demikian, PROJO mengucapkan selamat bekerja kepada Bapak Jokowi dan KH. Ma’ruf Amin serta Kabinet Indonesia Maju. Semoga program-program dapat dijalankan dengan baik untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat, sebagaimana yang disampaikan Bapak Jokowi dalam pidato di Sentul, 14 Juli 2019 yang dikenal sebagai Visi Indonesia
#PROJO menghaturkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena diperkenankan
menyumbangkan semangat aktivisme dan cinta tanah air dengan menjadi relawan garis keras Jokowi di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
#Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia
dan para kader serta simpatisan PROJO atas dedikasi dan perjuangan bersama menjaga demokrasi Indonesia dan Pancasila.
#Kini saatnya kami, Keluarga Besar PROJO, mundur dari kegiatan politik di seluruh Tanah Air. Kami akan kembali ke habitat dan aktivitas semula. Kami bahagia telah menjemput sejarah
Jakarta, 23 Oktober 2019